🏹 SAMABEL - THIRTY ONE 🏹

10.4K 606 29
                                    

"Jadi, beberapa hari yang lalu Mama sadar Bel" Ucap Devan membuat yang lain terdiam dan memperhatikan nya.

🌸

🌸
Menceritakan

🏹

Abel turun dari dalam mobil dengan air mata yang tak bisa ia bendung. Ia sama sekali tak percaya jika Mama nya akan meninggalkan dunia ini begitu cepat.

Samuel dan Devan saling memegang tangan Abel. Abel melihat banyak sekali orang dirumahnya dengan menggunakan pakaian serba hitam.

Abel langsung berlari ke arah Papa nya dan langsung memeluk nya dengan erat.

"Pah, kok Mama ninggalin Abel gitu aja sih? Abel gak mau Pah" Gumam nya dengan suara yang bergetar.

Lisa, Alya dan Alda dibelakangnya pun ikut menangis, mereka dapat merasakan apa yang Abel rasakan saat ini.

Bima memeluk Abel dengan lembut, mengusap pelan puncak kepala Abel serta mencium nya. "Sabar ya Nak, kesian Mama mu kalau liat kamu nangis kaya gini" Abel mengangguk pelan.

Tetapi tangis nya tak bisa ia tahan sama sekali, dan

Duar

Duar

Duar

Abel langsung melepaskan pelukan nya pada Bima, dan melihat apa yang terjadi disekitarnya. Ia dapat melihat belasan anggota Galaxy memegang party popper dengan senyum dan tawa mereka.

Abel mengusap air mata nya dengan kasar, lalu menatap ke arah Bima. "Ini apa-apaan sih Pah? Mama meninggal kenapa pada bahagia begini, sampe-sampe ada party popper" Tanya Abel tak Terima.

Bima kembali memeluk Abel. "Happy birthday sayang" Abel kembali melepaskan pelukannya.

"Papa apa-apaan sih, lagi berkabung ini tuh" Ucap nya dengan air mata nya kembali menetes, Lisa, Alya dan Alda pun ikut tercengang.

"Abel" Abel mengerutkan kening nya, ia kenal dengan suara ini, bahkan sangat kenal, dengan perlahan Abel membalikan tubuh nya dan melihat seorang wanita paruh baya sedang menatap nya dengan senyum manis.

"Ma-mama" Gumam Abel tak percaya, Putri berdiri dihadapkan Abel dengan tegap. Abel langsung berlari menghampiri Putri dan memeluk nya, air mata nya terus-terusan keluar, ia tak percaya dengan semua ini, apa ini mimpi?. "Happy birthday sayang" Ucap Putri pelan. "Ma-mama ud-udah sembuh? Ke-kenapa Mama gak bil-ang A-abel, Abel kangen Mama."

"Maaf ya sayang, ini semua Mama nya mau, buat ulang tahun kamu" Ucap nya, Abel melepas pelukan nya pada Putri.



Mereka semua pun masuk kedalam rumah Abel, satu-persatu mengucapkan selamat ulang tahun pada Abel, dan mengambil makanan setelah nya, sebagian dari mereka ada yang memakan nya diluar sambil nongkrong dan Abel masih belum percaya ini semua.

Diatas sofa, Bima, Putri, Devan, Abel, Samuel, Matteo, Hans, Exel, Axel, Alya, Lisa, dan Alda duduk. Abel menatap yang lainnya dengan tatapan malas.

"Kalian udah tau ini semua? Kok pada jahat sih. Abel udah takut banget tadi tuh"

"Ehhh!!! Kita ber-3 gak tau apa-apa loh Bel, sumpah. Lo pacar gue bukan sih Matt?" Matteo yang ditanya seperti itu oleh Alya langsung menghampiri nya dan memegang tangan Alya, wajah jahil Matteo kini terlihat dengan jelas, Alya menatap sebal pada nya.

"Ya maap sayang. Bagus kan jadi nya, lebih mendalam kesan nya" Balas Matteo sambil cengengesan membuat Alya menatapnya dengan tajam.

"Syuttt, udah duduk lo. Gue pengen tau semua nya, jadi sono" Usir Alya, Matteo pun hanya menurut dan kembali duduk ditempatnya.

"Jadi, beberapa hari yang lalu Mama sadar Bel" Ucap Devan membuat yang lain terdiam dan memperhatikan nya.

"Lanjut Bang" - Abel.

Flashback On

"Eh bentar-bentar, kok pihak rumah sakit telpon gue ya, padahal kan gue disini" Celetuk Devan sambil melihat layar handphone milik nya.

"Ya angkat lah Bang, jangan didiemin gini" Balas Samuel cepat, dan Devan pun langsung mengangkat telpon milik nya.

"Apa Sus! Saya ke ruangan Mama sekarang" Ucap Devan dengan panik membuat yang lain langsung menatap ke arah nya.

Devan langsung memasuki handphone milik nya dan berdiri. "Sam ikut gue!"

"Kemana Bang?"

"Ruangan Mama gue! Darurat!" Setelah Devan mengucapkan itu, kedua nya langsung berlari ke ruangan Putri.

Devan langsung membuka pintu ruangan Mama nya dengan cepat, Devan dan Samuel tidak dapat melihat apa pun karena wajah Putri tertutup oleh badan dokter yang sedang memeriksa Mamanya.

"Ada apa sama Mama saya dok?" Tanya Devan membuat Dokter itu menyingkir, dengan jelas Devan dan Samuel dapat melihat Putri yang tengah membuka mata nya, namun masih terbaring di brankar, dengan cepat Devan dan Samuel menghampiri nya.

"M-mama udah sadar"

"Mama mu baru saja membuka mata nya Devan" - Dokter.

"Terimakasih dokter atas bantuan nya selama ini"

"Sama-sama, ini sudah jadi tugas kami, kami permisi dulu Devan" Setelah nya dokter serta suster itu pun keluar dari dalam ruangan Putri.

Devan dapat melihat senyum Putri yang tipis itu membuat nya ikut tersenyum, dan Samuel pun berdoa dalam hati, mengucapkan terimakasih kepada Tuhan.

"Sam, jagain Mama gue sebentar, gue telpon Papa dulu" Samuel pun mengangguk paham dan duduk di samping Putri.

"Hai Tante, saya Samuel, temen Devan" Ucap Samuel membuat Putri kembali tersenyum namun belum berbicara, mungkin makasih merasa lemas.

Beberapa menit kemudian Devan kembali menghampiri Putri dan Samuel. "Udah ditelpon Bang?" Tanya Samuel dan Devan mengangguk.

Beberapa jam kemudian

"Sekarang tanggal berapa Pah?" Tanya Putri pelan.

"Tanggal 10 Juli Mah"

"Sebentar lagi Abel ulang tahun, kita kasih suprise ya, Mama ada rencana. Kalian sini" Ucap Putri memanggil Devan dan Samuel dan Putri pun memberitahu rencana nya pada Bima, Devan dan Samuel membuat ke-3 nya gelisah, sebab Abel masih sakit.

"Matt, kalian langsung ke warung si Udin, gue nyusul  ke sana, ada yang mau gue omongin. Penting" Beritahu Samuel pada Matteo di telpon.

"Oke Sam, kita ke sana sekarang" - Matteo.

Flashback Off.

"Huu, Mama sadis banget" Ucap Abel sambil kambali memeluk Putri, Putri pun membalas pelukan Abel dengan lembut.

"Maafin Mama sayang, ya udah, kalian Makan dulu sana, laper kan?"

"Hehe, tante tau aja kalau kita lapar" - Exel.

Plak

Dengan kencang Alda menepuk lengan Exel dengan kencang. "Sakit Da"

"Malu-maluin lo.".

🏹

SAMABEL - SMA✔✔Where stories live. Discover now