"Lo!" serunya.

"Kurang ajar! SHIT!" umpat cowok tersebut kemudian mendekati gadis itu.

"Nat, bangun!" ucap cowok tersebut sambil menepuk pelan pipi Renata namun, hasilnya tetap sama mata itu masih saja terpejam.

"Awas sampai Renata terjadi apa-apa, gue gak akan maafin Lo!" ucap cowok itu lalu mengangkat tubuh Renata untuk membawanya ke rumah sakit.

Brilian cowok tersebut langsung menyetop taksi, menuju rumah sakit terdekat, sedangkan Venny gadis itu hanya terdiam sambil tersenyum kecut disaat seperti ini dia masih di salahkan bahkan, sekarang dia masih saja merasakan sakit hati.

Venny tahu bahwa dia bukan siapa-siapa bagi Brilian dan itu seharusnya membuat dia mengerti bahkan sampai semua yang terjadi Brilian tetap tidak akan menyukai dirinya.

Venny kemudian menyusul Brilian, sedangkan Brilian cowok tersebut kini merasa sangat panik dia berharap bahwa Renata baik baik saja.

Sesampainya di rumah sakit Brilian memanggil suster seperti orang kesetanan.

"Suss, suster! Bantu teman saya." ucapnya dengan nada khawatir.

"Baik tenang, kami akan segera tanganin!" ucap suster tersebut kemudian memasuki sebuah ruangan bersama Renata.

"Bri, gimana?" tanya Venny setelah sampai.

Brilian hanya menatap gadis itu dengan tatapan datar miliknya.

Merasa tahu situasi Venny segera diam dan memilih duduk, beberapa menit kemudian seorang dokter cantik keluar dari ruangan dimana Renata berada, dokter tersebut memberi ekspresi wajah kurang menyenangkan.

"Dok, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Brilian.

"Mohon maaf, pasien tidak bisa kami selamatkan." ucapnya setelah menghela nafas gusar.

"Apa dok? Ini bohongkan dok? Jangan bilang enggak!" sentak Brilian dia merasa tertekan sekarang.

"Mohon maaf, kami tidak menyelamatkan nyawa teman anda." ulang dokter tersebut.

"Saya permisi dulu." pamitnya kemudian berlalu dari hadapan kami.

Brilian cowok itu kini terlihat lemah tubuhnya merosot ke bawah bahkan, air matanya kini mengalir memenuhi wajah tampan itu tak ada wajah datar itu lagi, semua hanya tinggal Brilian yang rapuh.

"Bri, bangun kak Renata sudah tenang disana." ucap Venny berusaha menggapai cowok tersebut namun, suara keras nan penuh amarah menghentikan aktivitasnya.

"LO! PERGI DARI SINI! SEMUA SALAH LO!! GUE BENCI SAMA LO!" sentak Brilian seraya menunjuk Venny.

"Enggak bri, Venny gak mau ninggalin bri." ucap gadis itu berusaha tetap tersenyum.

"PERGI GAK? GUE BENCI SAMA LO!" bentak Brilian kemudian mendorong Venny dengan kuat.

Venny bangkit dan berlalu meninggalkan Brilian yang terisak, ini bukan kemauannya namun, saat melihat Brilian yang menolak kehadirannya membuat dia sadar bahwa bukan dirinya yang cowok itu inginkan.

"Halo?"

"......"

"Rumah sakit Medika indah."

"......"

"Secepatnya ya kak."

"......."

"Makasih kak."

"....."

Venny menaruh kembali ponsel miliknya setidaknya dia sudah lega telah menghubungi Angkasa untuk menemani Brilian, walaupun sekarang ia berharap posisi kak Angkasa adalah dirinya namun, apalah daya diri ini yang tak pernah bisa menemani Brilian.

-----

"Assalamualaikum wr.wb." ucap Venny dengan lesu.

"Waalaikumsalam wr.wb." jawab sang mama.

"Loh, kenapa kamu? Muka kok ditekuk gitu." ujar indah melihat raut wajah sang putri.

"Gapapa ma, yaudah Venny ke atas dulu." kemudian gadis itu menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai atas.

Sesampainya di kamar tercintanya gadis itu langsung berbaring di atas kasurnya.

"Sebenci itukah bri sama gue?" tanyanya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Gadis itu bangkit mencari ponselnya membuka grup chat mereka untuk memberi tahu kabar duka ini.

Cipika-cipiki squad

Venny: guys kalian pada tau berita baru gak nih?

Cika: woh apaan tuh?

Rika: ?

Venny: kak Renata meninggal!

Cika: what! Demi apa?

Rika: demi gue nikah dengan Ong Seongwoo!

Venny: itu mah kemauan Lo dedemit!

Cika: dasar bocah!

Rika: ye! Tapi ini sungguhan ven? Lagi gak bohongkan Lo?

Cika: seriosly?

Venny: sumpah deh, suer gue!

Cika: Lo kok tau?

Rika: 2

Venny: karena gue ikut ke rumah sakit!

Rika: oh oke!

Venny: yaudah mama manggil nih.

Kemudian Venny menaruh ponselnya di atas kasurnya, mendatangi panggilan sang mama di lantai bawah.

-----

Sungguhan Renata meninggal nih?

Jangan lupa vote and komen!

Salam author gaje ini ya 😆

Terimakasih ❤️

05 Juni 2020

BrilianWhere stories live. Discover now