Hakikat Cinta

1.2K 192 86
                                    

REMEDY

LOVE IS SELFISH, POSSESSIVE AND ADDICTIVE

§§

.

.

.

.

.


Langit masih menggelap di luar sana, berhias deru hujan yang gemuruhnya semakin deras. Angkasa menangis, ikut luruh bersama gejolak hati Tae Hyung yang meriuh.


Tae Hyung dan Joo Hyun. Saat ini dua insan itu sedang berada di kamar. Berbaring di atas ranjang. Mereka tidak melakukan apapun selain memiringkan tubuh dan bersitatap penuh. 

Sebenarnya Tae Hyung sudah bersikeras akan tidur di sofa. Namun Joo Hyun tidak tega. Sebab ukuran sofanya sangat tanggung. Pemuda itu pasti akan kesulitan meluruskan kedua kakinya. 

Joo Hyun memang memaksa Tae Hyung tidur di atas ranjangnya. Tak terbersit pikiran jika laki-laki itu akan menyakiti. Lagi pula Joo Hyun memang letih setelah mengepak semua baju dan menyiapkan surat pengunduran diri. Ia pun ingin berbaring. Meski kenyataannya, kedua insan itu justru sama sekali tak mampu memejamkan mata.


Tae Hyung tak bisa melepaskan sedikitpun fokus bola matanya pada wajah Joo Hyun. Perempuan itu cantik. Kecantikan sejati yang tidak hanya ia nilai dari wajah atau badan. Kecantikan yang tersembunyi, yang tak bisa dipancarkan oleh fisik sesaat. Atau mungkin ia sudah terlalu hanyut oleh sukma cinta. Hingga bisa sebegitunya memuja seorang wanita tanpa mempedulikan idealisme yang berharga.


Joo Hyun tidak pernah sekaku ini jika bersama lelaki di atas ranjang. Seok Jin pasti akan mencumbunya. Memberikan bisikan cinta atau cerita humor yang sama sekali tidak lucu. Jung Kook selalu memeluk posesif, mengendus dan mengecupi lehernya hingga berbekas. Dan sekarang, Tae Hyung. Laki-laki bermarga Kim itu justru enggan menyentuhnya. Ia lebih tertarik untuk memandangi wajah Joo Hyun. Tenggelam bersama pertanyaan yang terlontar dari bibir sang pemuda.


"Apa ia sering mengunjungimu?"

"Seberapa sering?"

"Setiap malam?"

 "Tidak sesering itu. Istrinya akan selalu mencari. Kami tidak memiliki waktu banyak untuk bersama." 


Joo Hyun tersenyum pahit. Ada secuil rasa penyesalan karena telah berkata jujur kepada Tae Hyung. Laki-laki itu terlihat murung. Nampak banyak berpikir. Tae Hyung pun tak mampu lagi menahan untuk berdiam diri. Dan berakhir mencerca Joo Hyun dengan banyak sekali pertanyaan.


"Apa ia sering memasak untuk mu?" 

"Seberapa sering?" 

"Tae Hyung-ah" gumam Joo Hyun sedih. 

"Tak apa Bae, aku ingin tahu."

Joo Hyun menggigit bibirnya. Ia merasa setiap jawabannya hanya akan menggores hati Tae Hyung. Lagi dan lagi. 

"Dulu sering, setiap akhir pekan. Seok Jin menyusulku ke London saat itu. Namun setelah Seok Jin menikah. Baru satu kali lalu ia memasak untukku." 


Tae Hyung mengusap wajahnya. Menarik nafas panjang sebentar, menghembuskannya perlahan. Namun nyeri di dada tak kunjung memudar.  "Apa ia tidur di ranjangmu?"

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang