Rahasia Joo Hyun

1.2K 216 77
                                    

Terima kasih untuk support teman-teman semua. 

Tolong hargai dan apresiasi penulis dengan vote dan komen ya kawan! Luv!

.

.

.

.


"Belum pindah apartement? Kau kemanakan semua gajimu itu, Tae Hyung?"


Tae Hyung masih saja bingung. Merasa tak masuk akal ketika mendapati sosok Joo Hyun didepan pintu apartementnya. Wanita cantik itu tersenyum sembari menenteng tas bekal.


"Tidak mempersilahkan aku masuk?" tanya Joo Hyun heran. Tae Hyung yang tersadar segera menyingkirkan tubuhnya, memberi celah untuk Joo Hyun. Tanpa banyak bicara, Joo Hyun melewati tubuh Tae Hyung. 

Apartement Tae Hyung tidak berubah dari terakhir kali Joo Hyun kemari. Tidak luas, dan tatanannya sederhana. Yang nampak berbeda ialah tirai jendela yang tadinya kusam, sudah diganti dengan yang baru. Sofa yang tadinya reyot, sudah diganti sofa beludru. Serta tak lupa, foto-foto yang terpajang di dinding tembok sudah lebih rapih. Foto-foto itu adalah hasil jepretan kamera monokrom Tae Hyung yang tergantung apik diatas terali besi putih.


Joo Hyun menghampiri meja makan di dekat dapur. Kemudian segera mengeluarkan nasi dan lauk khas korea yang sedari subuh dimasaknya. Tae Hyung menelan ludah melihat sosok Joo Hyun yang nyata itu. Ia sungguh tak percaya cahaya kecantikan sang dewi memasuki apartementnya yang kelewat sederhana. Agaknya terlalu silau paras ayu Joo Hyun, membuat Tae Hyung mengerjabkan matanya.


"Wuah! Kau memasak semua ini, Nona Bae?" takjub Tae Hyung melihat sembilan jenis lauk terhidang diatas meja makan.

Joo Hyun tersenyum dan mengangguk. "Selamat Makan".


Tae Hyung semakin sulit membedakan kenyataan dan khayalan. Mimpi apakah Tae Hyung semalam? Seorang Bae Joo Hyun pagi-pagi sudah berada di apartementnya. Memasakkan sarapan pula. Nampaknya Tuhan memang sedang berbaik hati kepadanya.


"Kenapa? Tidak enak ya?" tanya Joo Hyun kebingungan. Tae Hyung sama sekali tidak menyendok sop rumput laut dihadapannya. Laki-laki itu sibuk menikmati mata indah Joo Hyun yang berbinar-binar.

Tae Hyung menggeleng. Masakan Joo Hyun enak. Sungguh sangat enak. Pas sekali dilidah Tae Hyung. Hanya saja, jantungnya sedang tidak dapat diajak bersandiwara. Netranya pun tak mau kalah dengan indra pengecap. Seakan juga ingin menikmati pemandangan indah yang tersaji di depan mata.  


"Tidak makan?" tanya Tae Hyung basa-basi.

"Aku sudah makan sebelum kemari." jelas Joo Hyun bertopang dagu. Tae Hyung gugup ditatap intens seperti itu. Sesaat Tae Hyung ingin mengutuk meja makannya yang terlewat kecil dan sempit. Wajah Joo Hyun kan jadi berasa amat dekat. Membuat nasi di tenggorokannya ikut tercekat.


"Ah!" Tae Hyung mengaduh ketika melahap lebar daging asap dari capit sumpitnya. Ia lupa ujung bibirnya masih terluka karena insiden dilobby itu. 

"Pelan-pelan, Tae Hyung." tegur Joo Hyun khawatir. Wajah Tae Hyung memang sudah lebih mendingan dari kemarin. Namun lebam kebiruan dimata laki-laki itu masih terlalu ketara. Membuat mata kiri Tae Hyung tidak dapat terbuka dengan sempurna. Joo Hyun semakin tidak tega melihatnya. 

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang