Merajuk

1.5K 199 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Seok Jin menciumi gemas punggung telanjang Joo Hyun. Sementara tangannya tak berhenti mengusap sayang perut gadis itu. Raga mereka diatas ranjang sama-sama polos hanya tertutup selimut. Keduanya masih nampak terengah. Baru saja mereka menyelesaikan pergulatan yang panas. Biasanya setelah bercinta Seok Jin dengan bebas mengagumi wajah wanitanya, tapi kini sang kekasih justru memunggunginya. Joo Hyun merajuk.



Semenjak Seok Jin diangkat menjadi Presedir, waktu bersama mereka semakin minim. Jangankan untuk berpeluk mesra. Bertatap muka adalah hal yang cukup langka. Bertemu hanya sekedar urusan pekerjaan. Itupun tidak berdua namun beramai-ramai dengan kepala divisi dan beberapa staff. Wajar jika Joo Hyun merindukan keintiman.


Malam ini, Joo Hyun sangat bahagia ketika Seok Jin mampir ke apartementnya. Ia berharap dapat menghabiskan waktu berdua semalam suntuk. Kalau perlu bermanja ria sampai pagi. Namun nyatanya tidak. Melihat Joo Hyun menggunakan dress piyama yang tipis menyulut gairah Seok Jin. Mata Seok Jin menggelap dan tak sanggup menahan nafsunya. Seok Jin menerkam Joo Hyun seperti singa yang kelaparan. Laki-laki itu melucuti baju Joo Hyun dengan kasar. Tanpa bisik cinta, Seok Jin langsung menggempurnya. Aksi tanpa pemanasan itu membuat Joo Hyun menjerit kesakitan. Joo Hyun merasakan perih luar biasa dibawah sana. Wanita itu dipaksa untuk mencapai klimaksnya begitu cepat. 


"Joo" bisik Seok Jin tanpa sedikitpun berhenti menghujani punggung indah pujaan hatinya dengan kecupan. 



Seok Jin akui ia benar-benar tak tahu diri. Istri yang cantik dan menggoda sedang menunggunya dirumah. Sang istri bahkan tak segan memberikan pelayanan terbaik diatas ranjang. Tapi nyatanya seorang Kim Seok Jin hanya menginginkan Bae Joo Hyun. Rindunya sudah sangat meliar, sementara peluang untuk bertemu kekasih gelapnya begitu sempit.

 "Maafkan aku. Aku tidak punya banyak waktu." jelas Seok Jin lirih.  "Aku merindukanmu Joo."

Joo Hyun ingin sekali mencerna penjelasan Seok Jin. Sayang, hatinya kadung terluka. Laki-laki itu selalu memuja dan membisikan kata cinta. Selalu memanjakan tubuh Joo Hyun dengan bibir penuhnya. Namun malam ini semuanya terasa berbeda. Bagai mimpi buruk, Joo Hyun kehilangan ritme gairah yang begitu ia damba dari seorang Kim Seok Jin. Joo Hyun kecewa karena hasratnya yang menggunung terkesan menjadi kerjaan setoran.



"Aku harus segera pulang Joo. Apa kau sama sekali tidak ingin melihatku?"



Joo Hyun tidak bergeming. Ia menutup matanya menahan diri agar tidak memperlihatkan perasaannya yang hancur berantakan. Menatap wajah Seok Jin sangat sulit baginya. Padahal sebelumnya wajah tampan itu selalu ingin ia kecup setiap hari. Tapi kenapa jadi begini?



Suara dering handphone Seok Jin tiba-tiba terdengar. Joo Hyun dapat mendengar Seok Jin menghela nafas lemah. Ya, Joo Hyun bisa menduga jelas itu telepon dari sang istri. Istri mana yang tidak khawatir jika sang suami tak kunjung pulang tengah malam begini?

"Joo maafkan aku. Istriku sedang sakit, aku harus segera pulang." ujar Seok Jin dan buru-buru mencium puncak kepala Joo Hyun. "Aku mencintaimu, Joo."




Joo Hyun pun berakhir sendirian, menikmati perasaannya yang terkoyak-koyak.

.

.

.

.

.

,

TBC

Note penulis:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note penulis:

Ambil nafas, sebenarnya apa sih yang aku tulis? Kekeke. Semoga tidak bingung dengan pergolakan psikologi yang ada ya. 

Sebenernya apa yang dilakukan Seok Jin itu adalah bentuk pelampiasan rindunya. Tapi Joo Hyun justru merasa tersakiti. Hubungan diam-diam memang tidak menyenangkan. Banyak hal yang harus dikorbankan. Dan itu memang resiko yang harus dihadapi Joo Hyun. :')

Tolong beritahu aku jika ada typo atau ada part yang membingungkan. Terima kasih sudah vote dan komen. Sangat berarti untukku :)

RemedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang