31. Cinta & Patah hati pertama

114 21 18
                                    

Happy Reading
🌾🌾🌾

"PAH" pekik Ibu Ani muncul dari balik pintu

Kedua laki-laki berbeda generasi itu menoleh
"Masuk, Mah" perintah Pak Ali masih mempertahankan wajah dinginnya
Sedangkan Qaffi memilih diam.

"Kenapa harus bercerai kalau harus bertemu Naya? Qaffi suami Inayah dia bebas untuk bertemu kapan saja. Kita tidak berhak ikut campur, itu urusan rumah tangga mereka!" tutur Ibu Ani bercak pinggang menuntut jawaban.

Pak Ali menatap sekilas Istrinya, menjawab dengan tegas sampai membuat Ibu Ani geram sendiri
"Akan kecil kemungkinan jika Qaffi akan menyakiti Inayah lagi, Mah. Apalagi aku yang akan terus mengawasi mereka memastikan anakku baik-baik saja. Tidak hanya Qaffi tapi ini juga berlaku untuk Ilham jika dia berani menyakiti Mirna"

"Tapi kenapa tidak memberikan Qaffi kesempatan kedua?" tanya Ibu Ani lagi.

"Sekali tidak tetap tidak" ucap Pak Ali masuk dalam rumah melewati istrinya begitu saja.

Ibu Ani sedih melihat menantunya "Aku sangat tahu Papa Naya, nak. Dia tidak akan mudah lagi percaya begitu saja. Sabar ya"

"Sepertinya akan sulit, mah" pesimis Qaffi

Ibu Ani mengelus pundak Qaffi "Semua pasti ada jalan keluarnya. Pulanglah shalat istikhara, semoga Allah memberikamu petunjuk" suport Ibu Ani
"Apapun keputusanmu nantinya, nak. Mama akan menerima semuanya. Mama sangat berharap kamu tetap bersama Inayah" lanjutnya

"Baik, mah. Al pulang dulu. Assalamualaikum" pamit Qaffi menyalimi Ibu Ani

"Waalaikumsalam" jawab Ibu Ani

Inayah mendengar semua pembicaraan itu. Bersembunyi di balik dinding, niat awalnya ingin ketaman menenangkan pikirannya terpaksa urung melihat papanya bersama Qaffi penasaran dengan pembahasan mereka. Inayah tidak bisa berbuat apa-apa selain bungkam.

***

Di sinilah Qaffi berhadapan dengan Inayah diruang tamu. Qaffi harus memastikan dulu mertuanya tidak ada di rumah barulah berkunjung.

Ekspektasi Inayah bertemu Qaffi mereka akan bersama-sama mencari jalan keluar untuk masalah mereka. Mungkin sekaligus melampiaskan rindu tak bertemu. Tapi realita menyadarkan Inayah, semesta seolah mempermainkan mereka, takdir berkata lain.

"Aku tidak akan berbasa-basi" to the poin Qaffi
"Putri Inayah, Aku menceraikanmu" emosi Qaffi tanpa niat menatap Inayah sama sekali.

Inayah tak menyangka kalimat laknat itu akan terucap begitu mudahnya dari mulut Qaffi
"Tapi Kenapa?" Ujar Inayah berusaha tegar.

"AKIBAT KECEROBOHANMU ANAK KITA PERGI. IBU MACAM APA KAMU?" teriak Qaffi urat-urat lehernya pertanda Qaffi marah besar.

"Tapi itu semua salahmu, kak kenapa kamu pergi waktu itu tanpa ingin mendengar penjelasanku?" sela Inayah tak terima di salahkan.

"Apa salahku? Apa aku salah dengar bukannya dari awal kamu yang tidak jujur padaku, Naya. Aku suamimu"

"Aku punya alasan untuk -

"BODOH" potong Qaffi

"Mana janjimu akan memperjuangkan rumah tangga kita?" Tuntut Inayah

Qaffi terkekeh sebentar "Aku mengucapkan itu semata-mata untuk membuatmu sembuh. Semua orang memojokkanku, padahal sepenuhnya bukan salahku TAPI KESALAHANMU JUGA" penekanan Qaffi di ucapan terakhirnya
"Asal kamu tahu, Naya. Kamu hanya perempuan bodoh. Kamu tidak hanya sekedar alat untuk membalas dendamku pada Raja atas kematian adikku Anni" lanjut Qaffi tanpa memperdulikan perasaan Inayah yang mendengarnya.

"CUKUP" teriak Inayah menutup kedua telinganya
"Kamu ingin menceraikanmu bukan, BAIK. aku tunggu surat cerai itu. SEKARANG PERGI DARI RUMAHKU" usir Inayah menyeret Qaffi keluar.

Di depan pintu sudah ada Syakila lepas tangan Inayah pada Qaffi, lalu menggandeng tangan Qaffi mesra.

Inayah semakin di buat kaget
"Apaan ini?"tanya Inayah

Syakila tersenyum sinis "Sudah jelas bukan Qaffi lebih memilihku, bukan perempuan lemah sepertimu" jawab Syakila enteng.

Plak
Tamparan begitu keras mengenai pipi mulus Syakila

"Beraninya kau jal*ng menamparku" Syakila melepas gandengannya ingin melakukan hal yang sama pada Inayah tapi di tangkis begitu mudah.

"Kau yang perusak, ingat Karma"
Inayah lagi bisa berucap apa-apa. Melihat Qaffi hanya diam tidak berbuat apapun membelanya. Inayah membekap mulutnya berbalik badan meninggalkan kesakitan itu.

BLAM

Bunyi pintu tertutup kencang. Inayah berlari ke kamarnya meluapkan kesakitan yang di rasakannya dengan tangisan.

Cinta pertama dan patah hati pertama. Sakit

*
*
*

PART TERABSURD YANG AKU BIKIN DEH :((
TINGGAL BEBERAPA PART LAGI AKAN ENDING
INI MALAH SEPERTI KEHABISAN IDE😥

JUJUR AKU BINGUNG
MAU HAPPY ENDING ATAU SAD ENDING?

Tapi bagaimanapun aku ingin meminta vote dan koment sebanyak-banyaknya ya😉

Dari cewek yang lagi digigit nyamuk di kebun

Putri Jendela [TAMAT]Where stories live. Discover now