3. Keputusan

216 44 7
                                    

Ketemu lagi kita 😅

Keesokan harinya...

Inayah menuju ke ruang kerja papanya yang terletak di lantai bawah.

Tok...tok...tok

Ketukan pintu terdengar memenuhi ruangan pak Ali membuat sang empuh menghentikan pekerjaannya sejenak, kemudian bergelut kembali dengan berkas-berkas kantornya setelah memberi perintah pada orang yang mengetuk pintu
"Masuk"

Inayah mengintip dengan ragu melangkah masuk.

"Kenapa di ketuk pintunya, sayang kan biasanya putri papa ini nyelonong masuk" gurau pak Ali menatap sang putri yang duduk sofa di ruangannya.

Inayah tersenyum kikuk, meremas tangannya, keringat dingin bercucuran membasahi dahinya.

"Aku punya permintaan sama papa" ragu Inayah

Pak Ali menatap putrinya heran tidak biasanya Inayah meminta sesuatu padanya. Dari kecil Inayah tidak pernah mau meminta apa-apa dengan alasan tidak mau merepotkan orang tuanya. Hingga Pak Ali dan ibu Ani berinisiatif membelikan apa-apun pada putrinya. Berbeda dengan Mirna tak tanggung-tanggung meminta apapun yang ia mau.

"Ada apa, nak. Tidak biasanya?" tanya Pak Ali

"Pah, boleh gak Naya pergi ke Surabaya dan tinggal di sana menemani nenek dan kakek?" Pinta Inayah menunjukkan puppy eyes andalannya.

Pak Ali semakin terheran-heran mendengar permintaan putrinya itu.

"TIDAK" bukan pak Ali yang menjawab tetapi Ibu Ani yang berdiri memengang gagang pintu yang entah sejak kapan berdiri di sana.
"Mama tidak setuju kamu ke sana! Di sini masih banyak tempat kuliah yang bagus, nak. Jangan aneh-aneh. Apalagi mau jauh dari mama. Tidak-tidak mama gak mau" oceh Ibu Ani

"Ma, niat inayah mau kesana selain mau menemani nenek, Naya mau lanjut S2 di sana, mama tahu sendiri keadaan Nenek sering sakit-sakitan hanya mama yang termasuk dekat dengan nenek, sedangkan om Fahri di singapur. Apalagi aku denger mama terima telfon tadi malam dari nenek kalau kakek sakit" kukuh Inayah memberikan alasan

SKATMAT
Ibu Ani terdiam membenarkan penuturan anak bungsunya itu.

"Benar kata Inayah mah, biarkan dia menentukan jalannya sendiri kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung" Bijak pak Ali

"Kalau anak kesayangan mah beda" batin orang menguping pembicaraan mereka

Dengan terpaksa ibu Ani menerimanya meskipun belum sepenuhnya ikhlas. Ibu mana yang sanggup berjauhan dengan anaknya.
"Baiklah, tapi ingat naya kalau ada kesempatan pulang ke rumah, atau mama yang akan sering berkunjung ke sana. Di sana kamu juga harus jaga kesehatan, jaga pergaulan, jaga pola makan kamu" nasehat Ibu Ani memeluk putrinya.

"Kapan kamu akan berangkat Naya?" tanya pak Ali melihat kesedihan istrinya.

"Besok Ayah. Lebih cepat lebih baik agar Inayah dapat mempersiapkan semuanya sebelum masuk kuliah. Sekalian bisa menjaga kakek" tegas Inayah. Begitulah seorang Inayah sifatnya dominan menurun dari Pak Ali yang pembawaannya tegas dan bertanggung jawab tapi tidak bisa di pungkiri hatinya selembut sutra, peka terhadap sekeliling meskipun diluarannya terlihat cuek.

"Baiklah, kalau itu keputusanmu Nak"pasrah Pak Ali meskipun sejujurnya tidak rela dengan keputusan anaknya ini terlalu mendadak menurutnya tapi apa boleh diperbuat Inayah akan tetap pada pendiriannya.

Mirna diam mendengarkan dibalik pintu memilih mendekat.
"Adik bontotku akan pergi"sebal Mirna
Baru saja dia kembali berkumpul bersama keluarganya malah sekarang adiknya yang pergi, tapi sebisa mungkin ia tidak egois ini untuk masa depan adiknya.

Mirna memeluk adiknya itu sangat erat.
"Kakak akan mendoakan yang terbaik untuk kamu,dek" Mirna mendekatkan bibirnya pada telinga Inayah "Semoga pulang-pulang bawa gandengan, cowok-cowok di sana ganteng-ganteng kok" bisik Mirna membuat Inayah tersenyum masam.

Ibu Ani memeluk suaminya memandang kedua putrinya yang masih berpelukan.

"Anak kita pah, akur lagi" seru Ibu Ani tersenyum

"Iyya"

Inayah bersyukur kelurganya tidak curiga. Sepertinya keberuntungan berpihak padanya untuk pergi sementara menyembuhkan hatinya.
"Semoga ini keputusan yang terbaik, dan bisa melupakan dia" doa inayah dalam hati.

***

Inayah pergi...
Di part ini Qaffi belum muncul tapi ada saatnya kok...
Tunggu part selanjutnya 😋

Putri Jendela [TAMAT]Where stories live. Discover now