Tiga

686 391 251
                                    

Zero o'clock-BTS
Happy reading

---

Sampai di mobil Grice menancapkan gasnya. Di tengah perjalanan ia merasa penasaran akan Felix, Grice menelpon detektifnya untuk mencari tahu tentang Felix.

"Halo, di?"

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya detektif itu, Dodi

"Carikan informasi tentang Felix Ayoga." jelas Grice

"Baiklah, 5 menit lagi akan saya kirim,"

"Terimakasih."

Grice menutup sambungan telponnya lebih dulu.

"Kok gue jadi tertarik sama dia sih?" Gumam Grice

"Gak mungkin, gak mungkin, gue cuma pengen tau." lanjutnya dengan frustasi

Tiba-tiba ponsel di samping Grice berbunyi yang menandakan ada pesan masuk. Dengan gerak cepatnya Grice mengambil ponselnya. Ternyata itu email dari Dodi.

"Oh, jadi Ayahnya kerja di Perusahaan bokap gue,"

"Ibunya, ibu rumah tangga,"

"Dapet beasiswa di SMA Bangsa,"

"Sering mengikuti Olimpiade dan akan lomba tiga hari lagi,"

Dan masih banyak lagi....

---

"Astaga Felix, itu barang banyak banget kamu beli sendiri? kamu kan tau keluarga kita lagi hemat." Tanya Ferlinda

"Jangan suuzon dulu bu. Ini tadi dikasih temen gak sengaja ketemu." Jelas Felix

"Siapa yang mau bekasih kamu? ini brand ternama Felix," Tanya Ferlinda mengambil barang-barang di tangan Felix.

"Temen tadi maksa, Felix di ajak belanja,"

"Baik pisan temen kamu, kapan-kapan ajak keseni ya?" Ujar Ferlind mengembalikan barang-barang tersebut.

"Felix istirahat dulu ya bu?"

"Iya, sana istirahat besok sekolah."

Felix meletakan barang-barangnya di atas kasur.

"Jadi gak enak sama tu cewek gue," Gumam Felix

"Gue simpen di lemari aja."

Felix melanjutkan aktivitasnya dengan membersihkan tubuh.
Felix merebah Felix tubuhnya di kasur dan langsung terlelap.

---

"Lo serius Gric? jalan sama Felix kemarin malam?" tanya Amanda dengan histeris.

"Yes, that right."

"Bohong kan lu pasti? yakali Felix mau diajak,"

"Tersarah lu percaya atau nggak."

Tiba-tiba suara cempreng menghampiri mereka.
"Hallo, girls." sapa Linda

"Haii," jawab Grice dan Amanda serempak

"Eh Lin, lu percaya gak kemarin malem Grice jalan ama Felix,"

"What?" kaget Linda

"I can't belive it, haha" lanjutnya

"Ser-" Ucap Grice tiba-tiba terpotong karena mendengar suara Gurunya yang datang dengan membawa laptop. Pasalnya sekolah mereka menggunakan LSD untuk proses belajar mengajar.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Marni, Guru B. Indonesia.

"Pagi bu." jawab serempak

"Hari ini kita akan praktek membuat puisi karna minggu lalu sudah materi."

"Buset puisi,"

"Puisi cinta boleh bu?"

"Tau ah males kalo pelajaran BIN suka bosenin,"

"Em, boleh tu buat puisi."

Begitulah gumaman rakyat X ipa 2. Berbeda dengan Grice cs yang males menanggapi itu semua.

"Stopp!!" teriak Bu

"Suka gak suka harus buat. Untuk temanya bebas."

"Bu, perut saya sakit bu. Boleh ke UKS?" Grice tiba-tiba angkat suara

"Jangan bohong kamu!"

"Saya lagi dapet bu, tolonglah bu!"

"Yasudah, tapi minggu depan kamu harus mengumpulkan puisinya." Jelas Bu Murni

"Siap, bu."

"Ayo Man!" Ajak Grice ke Amanda

Amanda yang sudah berdiri tiba-tiba di kagetkan teriakan Bu Murni.
"Amanda tetap di kelas kamu sendiri aja," Ujar Bu Murni melotot

"Ntar kalo saya tiba-tiba pingsan gimana bu?"

"Halah, gausah ngelak kamu. Cepat ke UKS kalo sakit."

"Iya, bu." ucap Grice melangkah dengan semangat keluar kelas sambil melambaikan tangannya ke dua sahabatnya.

"Dahal gue gak sakit, haha." Gumam Grice

"Mau aja tu guru gue kibulin." lanjutnya dengan senyum kemenangan.

"Siapa yang kamu kibulin Grice?" Tanya Pak Mamat di belakang Grice. Terpaksa Gricepun menoleh ke belakang.

"Mampus Pak Mamat," batin Grice

"Itu...tu..pak..anu," ucap Grice terbata-bata

"Halah gausah ngelak, sekarang kamu bapak hukum, ayo ikut Bapak."

"Tau gini buat puisi aja." gumam Grice yang masih bisa didengar Pak Mamat

"Terimakasih Grice sudah mewarnai SMA BANGSA, Kamu hormat sampek istirahat, dan bakal ada yang mengawasin kamu!" jelas Pak Mamat.

"Iya sama-sama, Pak." ucap Grice pasrah.

"Kamu ya," Pak Mamat ingin memarahi Grice. Namun, dia ingat ada rapat.

Pak Mamat melangkah meninggalkan Grice yang ada di lapangan.

"Felix, tolong awasin nih anak sampai istirahat. Bapak ada rapat."

"Baik, Pak."

"Oh, ya... habis di hukum anterin nemuin Bu Murni buat minta maaf."

"Baik, Pak."

Felix berjalan mendekati Grice.

"Ngapain tu Felix kearah gue. Jangan-jangan dia juga dihukum. Terus bisa berdua sama gue." Gumam Grice

"Astaga ngarep banget gue," Grice sambil geleng-geleng

"Gue yang bakal ngawasin lo,"

"Haa?? maksutnya?" tanya Grice dengan bingung

---

Jangan lupa votmen

TBC!

Senja KitaWhere stories live. Discover now