13. Suara kesal Nadir

Mulai dari awal
                                    

Dengan sikap istirahat, Nadir merasa upacara kali ini lebih panjang.

Apalagi posisinya sejajar dengan barisan guru di depan sana. Nadir merasa matanya lelah karena terus melirik ke kiri dan kanan. Sekalinya menatap lurus ke depan, malah ada pemandangan yang malas ia lihat.

Sialan. Gini banget gue hari ini. Batin Nadir setelah matanya khilap menatap lurus ke depan. Melihat sosok lain yang juga menatap lurus ke arahnya.

Pak Radi.

Entah Nadir yang kelewat sensitif, atau kadar kegeerannya yang meningkat. Gadis itu merasa Pak Radi menantangnya untuk beradu tatap dengan jarak sejauh itu.

Oh gitu. Nantangin gue. Dikira gue bakal kicep karena sejajar sama dia, gitu? Punten!

Nadir menegapkan tubuhnya. Menyempurnakan sikap istirahatnya. Memasang wajah serius, dan menatap lurus ke depan.

Di depan sana, Pak Radi menaikan alisnya sekejap. Heran karena melihat Nadir yang sejak pertama upacara terlihat lirik kiri kanan, kini malah menatap lurus. Sama seperti dirinya.

Bedanya, walau jauh, Radi merasa melihat tatapan kesal bercampur menantang.

Apa yang mau diucapkan gadis itu lewat matanya? Batin Radi.

Radi sedikit tersentak saat merasa ada yang menyentuh lengannya singkat.

"Benar kan kata saya waktu itu, Pak Radi hebat karena bisa mengajar Darriel sampai dia bisa menang olimpiade."

Bu Siska mengatakan itu setelah melihat ada piala yang dipajang di depan lapang.

Radi menoleh ke sampingnya, tersenyum sebagai ucapan terima kasih pada Bu Siska. Dibalas lagi senyum manis dari guru cantik itu.

Saat kembali menatap lurus, saat itulah Radi memcoba untuk tidak tersenyum.

Bukan. Bukan karena ucapan atau senyuman bu Siska.

Tapi, karena gadis yang tadi menatapnya tajam, kini terlihat mendengus kesal entah karena apa.

===

Nadir berdecih sambil menoleh ke samping. Malas melihat ke depan lagi.

Suara decakan Nadir bahkan terdengar oleh siswa di belakangnya.

"Nadir lo mau ditunjuk Bu Gina?" bisik seorang teman di belakang Nadir mencubit tangan gadis itu.

Nadir lalu sadar. Kenapa ia kesal karena Pak Radi senyumin Bu Siska?

Gue gak mungkin suka sama guru gue sendiri kan? Gak mungkin kan gue beneran baper sama beliau?

Nadir menggeleng. Membantah pikirannya sendiri.

===


Radi membuka kamera ponselnya, memotret keadaan kelas yang para penghuninya sedang mendiskusikan tugas kelompok Bahasa Inggris.

Radi tentu senang melihat semangat muridnya, kecuali satu orang yang terlihat tidak bersemangat.

Seseorang yang menunduk, memainkan ponselnya dibawah meja sementara yang lain sibuk berdiskusi.

Seseorang yang bersikeras membela teman sebangkunya yang terlambat datang. Beralibi dari toilet dengan bukti tas yang sudah ada di kelas.

Radi, yang saat sekolah juga tukang telat dan bolos, jelas sudah hapal modus seperti itu. Kini, posisinya yang sebagai pendidik, menjadikannya lebih mudah melihat mana saja siswa pembuat onar.

Radi menaikan alisnya, saat melihat notifikasi dari Instagram.

Ada DM masuk dari sebuah akun dengan nama aneh. gopotato.

Gimana caranya ngirim orang ke black hole?

Merasa aneh dengan DM itu, Radi malah melirik satu siswa yang mencurigakan.

Nadir. Gadis itu sudah tidak menunduk, terlihat malas mendengarkan teman-temannya yang sedang berdiskusi.

Radi beralih pada ponselnya, mengetik balasan untuk DM aneh itu.

Temui saya.

Setelah mengirim pesan itu, Radi Radi merasa dugaannya benar.

GoPotatoPotato? Itu kamu, Nadir?

Walau terhalang benerapa siswa, tapi Radi dapat memerhatikan Nadir yang kembali menunduk, hanya sebentar. Lalu gadis yang duduk di belakang itu, seketika mendongak, menatap ke arah Radi.

Gotha!

Radi meletakan ponselnya. Mengabaikan seseorang yang masih menatapnya dari belakang. Pria itu berdiri lalu berjalan menghampiri kelompok perkelompok yang sedang berdiskusi. Melihat perkembangan dari tugas yang ia berikan.

"Pak, Ijin ke toilet."

"Ya," balas Radi tanpa menoleh.

Dari suaranya yang selalu terdengar kesal, Radi jelas tau itu Nadir.

Dan Radi bisa menebak siapa yang ingin gadis itu tenggelemkan ke black hole.

Seriously? Ada murid yang mau ngirim gurunya sendiri ke black hole? Semenyebalkan itukah gue dimata anak itu? Batin Radi.

Walau kesal, Radi juga merasa lucu pada gadis itu.

===

Dah lah, tidur.

29 Mei 2020

Sir-ius? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang