WIP 27

22.6K 2K 339
                                    

Pagi menjelang. Cahaya mentari masuk ke celah-celah jendela yang masih tertutup rapat dengan malu-malu. Dan Jeno lah yang lebih dulu terbangun dari tidur lelapnya.

Ia mengalihkan matanya pada  Jaemin yang masih terlelap dipelukannya dengan nyaman. Jeno memandang wajah dalam dekapannya dalam lalu menyentuh setiap inci pahatan Tuhan yang begitu sempurna. Mulai dari dahi lalu turun menuju hidung mungilnya dan berakhir di bibir ranum Jaemin yang semalam meneriaki namanya dalam balutan hasrat dan ketika menjemput puncak kenikmatan.

Jeno kemudian menurunkan wajahnya lalu melayangkan kecupan ringan di dahi Jaemin lalu hidung dan berakhir di bibir Jaemin. Dan sentuhan Jeno sukses membuat Jaemin terganggu dalam tidurnya.

Euungghhh...

Jaemin melenguh karena merasa tidurnya terganggu oleh sentuhan hangat dan kenyal diwajahnya. Dengan perlahan Jaemin membuka matanya, ketika ia membuka mata ia menemukan wajah tampan kekasihnya yang sedang memandanginya intens.

"Good morning, sayang," Sapa Jeno.

Jaemin tidak membalas, dia malah merapatkan tubuh polosnya pada tubuh Jeno yang sama polosnya kemudian menenggelamkan wajahnya didada bidang kekasihnya lalu kembali memejamkan matanya.

Sepertinya Jaemin masih kelelahan karena kegiatannya tadi malam bersama Jeno.

"Hei. Bangun, sayang!" Jeno berusaha membangunkan Jaemin dengan mengelus lembut pipi Jaemin.

Namun, Jaemin sama sekali tidak membuka matanya dan hanya membalas dengan gumaman tidak jelas. Jaemin terlalu malas hanya sekedar untuk membuka mata, tubuhnya sangat lelah dan pegal-pegal.

"Kita sudah terlambat untuk sarapan, sayang. Aegi juga pasti sudah kelaparan,"

Jeno tidak menyerah, ia masih berusaha agar kekasih manisnya mau membuka mata.

"Tapi, aku masih mengantuk dan tubuhku rasanya pegal-pegal, Jeno," Rengek Jaemin manja dengan suara serak khas bangun tidur tanpa membuka matanya.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menyiapkan air hangat untuk kita mandi agar kau bisa merilekskan tubuhmu,"

Perlahan Jeno melepaskan pelukannya lalu meletakkan kepala Jaemin di bantal. Jeno bangkit dari ranjang kemudian meraih celana piyamanya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Setelahnya Jeno beranjak menuju kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.

Setelah beberapa menit berlalu Jeno keluar dari kamar mandi dan kembali menghampiri Jaemin yang masih berbaring diatas kasur.

"Ayok, sayang. Air hangatnya sudah siap, ayok kita mandi dulu," Ujar Jeno seraya mendudukkan dirinya ditepi ranjang.

"Hhmm..."

Lagi. Jaemin hanya bergumam malas sebagai jawaban tanpa berniat untuk membuka mata.

Jeno menghela nafas kasar.

Dengan tiba-tiba Jeno menyingkirkan selimut yang membalut tubuh telanjang Jaemin lalu dengan santainya Jeno mengangkat tubuh Jaemin ke dalam gendongannya membuat si empu tubuh terkejut dan membuka mata. Dan ingat! Jeno menggendong Jaemin dalam keadaan tubuh si pria manis telanjang bulat.

"Apa yang kau lakukan, Jeno?" Tanya Jaemin terkejut.

Jeno tidak menjawab. Ia terus melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

"Selimutnya!" Panik Jaemin menunjuk selimutnya yang tergeletak di lantai.

Sedetik kemudian wajahnya berubah merona ketika ia menyadari kalau tubuhnya tidak di balut apapun.

What? i'm pregnant! ✔Where stories live. Discover now