WIP 20

28.8K 2.9K 263
                                    

Aroma Coffee yang khas menyapa indra penciuman dipagi hari yang cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma Coffee yang khas menyapa indra penciuman dipagi hari yang cerah.

Jeno dan Mark sudah berada dimeja makan menunggu Haechan menyiapkan sarapan. Tadi malam Jeno memang menginap dirumah kedua orang tuanya karena kebetulan saat ini daddy dan mommynya sedang berada di luar kota untuk menyambangi saudara mereka.

Maka dari itu, Jeno mau menginap disana. Kalau tidak, mana sudi Jeno menginap jika ada sang daddy. Ia malas jika harus bertengkar lagi dengan ayahnya yang tidak jauh karena Jeno menolak perjodohan.

Mungkin ia harus segera membawa dan mengenalkan Jaemin ke hadapan orangtuanya agar ayahnya berhenti untuk menjodohkannya dengan gadis-gadis pilihannya. Jeno yakin kedua orang tuanya akan sangat terkejut saat ia memperkenalkan pria manisnya sebagai calon istri dan calon ibu dari anak-anaknya kelak. Mungkin akan lebih terkejut lagi karena sekarang ini Jaemin sedang mengandung darah dagingnya.

Jeno tidak sabar untuk menunggu saat itu tiba. Membayangkan Hidup bahagia dan membesarkan anak-anaknya bersama Jaemin membuat hatinya menghangat dan tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat menciptakan senyuman yang lebar.

"Berhentilah tersenyum seperti itu. Kau terlihat sangat mengerikan dengan senyuman seperti itu, Jeno!" Mark membuyarkan khayalan Jeno dengan menepuk kepalanya cukup keras membuat si empunya mengaduh dan menatap Mark kesal.

"Ck. Kau merusak khayalanku saja, kak!" Balas Jeno kesal sembari mengusap kepalanya yang dipukul Mark.

"Memangnya apa yang kau khayalkan? Kau tidak mengkhayal yang tidak-tidak, bukan?" Tuduh Mark  memicing menatap curiga Jeno.

"Tentu saja tidak! Jangan menuduhku sembarangan," balas Jeno mendelik tak terima atas tuduhan Mark.

"Lalu apa yang kau khayalkan sehingga membuatmu tersenyum seperti orang gila?" Mark bertanya dengan nada penasaran.

"Kau tidak perlu tahu apa yang aku pikirkan atau aku khayalkan. Lagipula apa untungnya bagiku jika aku memberitahumu?" Sahut Jeno menyebalkan.

Mark berdecak sebal mendengar balasan dari sang adik.

"Kau mulai menyebalkan, Jeno!" Tukas Mark yang dibalas kedikkan bahu tak perduli oleh Jeno.

Beberapa saat kemudian Haechan datang dari dapur membawa semangkuk nasi goreng yang terlihat sangat lezat. Bahkan kedua pria yang tadi berdebat pun terlihat tidak sabar ingin segera mencicipi nasi goreng yang dibuat si pemuda manis itu. Menurut Jeno dan Mark, nasi goreng yang dibuat Haechan paling enak setelah mommynya tentu saja.

"Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Jaemin, Jeno?" Haechan bertanya pada Jeno setelalh meletakkan mangkuk nasi goreng ke atas meja.

Haechan mendudukkan dirinya disamping sang suami lalu mulai menuangkan makanan tersebut ke piring Mark beserta telur mata sapi.

"Ya begitulah. Masih belum ada perkembangan," ungkap Jeno. sedangkan tangannya menerima sepiring nasi goreng yang disodorkan Haechan. Tidak lupa mengucapkan terima kasih pada kakak iparnya itu.

What? i'm pregnant! ✔Where stories live. Discover now