WIP 3

44.7K 4.3K 225
                                    

Cahaya matahari masuk kesela-sela jendela sebuah kamar yang di huni oleh dua sejoli yang masih betah bergelung dan saling memeluk di balik selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun di dalam selimut tersebut

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Cahaya matahari masuk kesela-sela jendela sebuah kamar yang di huni oleh dua sejoli yang masih betah bergelung dan saling memeluk di balik selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun di dalam selimut tersebut.

"Euunggghh..."

Suara erangan dari salah satu sejoli itu terdengar. Karna merasa terganggu dengan silau matahari yang menerobos ke dalam kamar itu. Netra yang dilapisi oleh bulu mata lentiknya  Perlahan mata terbuka.

Jaemin menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal dan ada rasa ngilu dibagian bawahnya.

Dengan perlahan Jaemin berusaha mendudukkan dirinya dengan kepala yang terasa pusing. Setelah mendudukkan dirinya, Jaemin mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya yang asing baginya dengan alis berkerut.

Tapi kemudian ia mendesis merasakan kepalanya yang semakin pusing. Lalu kembali menelusuri seisi kamar itu dengan mata indah nan sayunya.

Ia merasa asing dengan kamar yang sekarang ia tempati. Lalu pandangannya beralih ke samping yang mana di sana, di sebelahnya, ada seorang pria tampan yang sedang tertidur lelap dengan bertelanjang dada. Dan ia yakini, di balik selimut itu pria itu tak mengenakan apapun.

'Apa? Tidak mengenakan apapun?' Jerit Jaemin dalam hati.

Dengan cepat Jaemin mengecek ke dalam selimut dan seketika matanya terbelalak kaget saat dia menyadari ternyata keadaannya sama seperti pria di sebelahnya. Tanpa mengenakan apapun.

"AAAAAAARRGGGGGG...."

Jaemin berteriak kencang dan membuat pria di sebelahnya terbangun karna terkejud mendengar suara melengking yang mengganggu tidur lelapnya dan membuat telingnya pengang. Ia mengusap telinganya lalu bertanya.

"Kau ini Apa-apaan? Kenapa berteriak seperti itu? Mengganggu tidurku saja!" Protesnya kesal.

Baru saja ia akan kembali membaringkan tubuhnya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu. Lengannya dicekal oleh Jaemin.

Rasa kantuknya tiba-tiba saja lenyap dalam sekejap, saat ia sadar bahwa seseorang yang memegang tangannya adalah Jaemin. Pria manis yang semalam ia bawa ke apartmentnya.

"Nana?" Dengan bodohnya ia bertanya dan itu sukaes membuat Jaemin semakin kesal.

"Iya. Aku Nana!" Ujar Jaemin. Kemudian ia tersadar bahwa orang asing ini mengenalnya sedangkan ia tidak mengenal orang itu. "Tunggu dulu! Kau tahu namaku dari mana dan kau mengenalku? Sepertinya kita belum pernah bertemu sebelumnya. Atau jangan-jangan... kau penguntit atau kau seorang penculik mesum?" Tuduh Jaemin sambil menunjuk Jeno dengan tatapan curiga.

"Tentu saja aku tahu namamu dan juga aku bukan seorang penguntit apalagi seorang penculik mesum seperti yang kau katakan!" Sahut Jeno dan menekankan bahwa dia bukanlah seorang penculik.

"Jika kau bukan penguntit atau penculik? Bagaimana bisa aku berada di sini dengan keadaan seperti ini?!"

"Menurutmu?" Bukan menjawab Jeno malah balik bertanya dengan wajah menyebalkan.

What? i'm pregnant! ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin