WIP 8

32.1K 3.5K 77
                                    

Selang beberapa menit, Jeno telah selesai dengan ritual mandinya lalu turun kebawah menuju meja makan

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Selang beberapa menit, Jeno telah selesai dengan ritual mandinya lalu turun kebawah menuju meja makan. Di meja makan sudah ada mommy, Mark dan Haechan duduk tenang sambil mengobrol. Diatas meja makan sudah tertata rapi makanan yang siap untuk di santap.

Saat sudah sampai di meja makan Jeno segera mendudukan bokongnya di kursi bersebelahan den mommy Taeyong.

"Mom, tumben daddy belum pulang?" Tanya Jeno.

"Daddy bilang akan pulang terlambat malam ini. Tumben sekali kau bertanya tentang daddy, biasanya kau tidak perduli," tanya Mommy.

"Tidak. aku hanya bertanya saja, mom."

Setelahnya tidak ada lagi pembicaraan dan hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Ketika acara makan sudah selesai, mommy pertama kali yang membuka suara.

"Oh iya Jen, kapan kau akan membawakan mommy calon menantu?" Jeno tersedak saat mendengan pertanyaan dari mommy

"Uhuk uhuk uhuk..." mommy yang melihat Jeno tersedak dengan cepat mengambilkan Jeno air minum dan membantunya dengan menepuk punggungnya. Setelah merasa lebih baik Jeno menjawab pertanyaan mommy.

"Calon menantu?" Tanya Jeno dengan wajah serba salah.

"Iya, calon menantu. Kapan kau akan mengenalkan seseorang pada mommy untuk di jadikan istrimu." Tanya mommy lagi menatap penuh Jeno.

"Eemmmm...,"

Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa? Jika ia menjawab sudah memiliki calon istri pasti mommynya itu akan memintanya untuk segera membawanya kehadapan daddy dan mommy. Sedangkan ia tidak tahu, apakah Jaemin mau bersamanya atau tidak dan memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Tapi, jika ia mengatakan belum, maka mommynya itu akan terus mendesaknya untuk segera mencari pasangan atau lebih parahnya lagi menyuruhnya untuk menerima salah satu anak gadis dari rekan bisnis daddynya. Membayangkannya saja membuat Jeno menyerengit tidak suka.

Mark yang tahu adiknya kebingungan pun berinisiatif membantu menjawab pertanyaan yang di layangkan mommy  untuk Jeno.

"Emh... mom. Sebaiknya membicarakan hal penting seperti itu tidak sekarang," Timpal Mark mengalihkan pembicaraan itu yg Mark lakukan untuk membantu Jeno. "Bukankah besok mommy ingin menjenguk teman mommy yang sedang sakit? Bagaimana jika mommy meminta Jeno untuk mengantarkan mommy?" Mark berujar lagi dan memberi saran pada mommy.

Jeno menghela nafas lega, ia beruntung untuk malam ini karna ada Mark yang membantunya. Jika tidak, entahlah apa yang akan ia katakan pada sang mommy.

"Ya ampun, hampir saja mommy melupakan hal itu. Bagaimana Jeno? Apakah kau bersedia mengantarkan mommy ke rumah sakit besok?" Seru mommy dan bertanya pada pada Jeno.

"Tentu saja, mom." Balas Jeno cepat.

.

.

.

"Sungguh kak, aku mati kutu saat mommy bertanya soal menantu," Ujar Jeno.

Keduanya sedang berada diruang tengah.

"Sudah kukatakan, bukan? Segeralah mencari pasangan dan jika Pria manismu sudah siap, segera bawa dia kehadapan mommy dan daddy," jelas Mark memberi saran.

"Tidak semudah itu kak, dia berbeda dari yang lain. Aku harus berjuang dan bekerja keras untuk mendapatkannya dan itu perlu usaha, bukan?" Balas Jeno putus asa.

"Hei! Kau belum berjuang tapi sudah terlihat putus asa? Bagaimana bisa kau akan mendapatkannya jika kau saja sudah menyerah seperti ini," ujar Mark.

"Dia itu sangat sulit di dekati, kak, bahkan saat bertemu denganku beberapa hari yang lalu dia terlihat sangat membenciku. Mungkin Jaemin berdo'a agar tak di pertemukan lagi denganku,"

"Maka dari itu, kau harus berusaha lebih keras jika perlu sampai titik darah penghabisan!" Balas Mark menggebu-gebu memberi semangat pada sang adik.

Jeno tak menjawab, ia hanya menghela nafas lelah seolah beban hidup yang ia pikul begitu berat.

Tepukan di bahunya membuat Jeno menoleh kearah sang kakak. "Aku akan selalu mendukungmu apapun keputusanmu dan aku yakin kau bisa menaklukan macan manismu itu. Percaya padaku!" Ujar Mark lagi memberi semangat Jeno.

Bukan jawaban yang Mark dapatkan melainkan sebuah pelukan hangat dari sang adik.

"Kau memang orang yang paling mengerti diriku kak, terima kasih." Ujarnya tanpa melepaskan pelukannya dari sang kakak.

Jeno yakin hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. Maka dari itu, mulai dari sekarang ia akan berusaha untuk meluluhkan hati Jaemin. Sang pujaan hati.

                       
.

.

.

.

TBC....

udh 2 chapter gk ada Nominnya, yang mau moment nomin tunggu di chapter selanjutnya ya...

Maaf juga karena part ini pendek banget :(

Maaf juga karena part ini pendek banget :(

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
What? i'm pregnant! ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя