4. AWAS JATUH CINTA

207K 21.5K 16.9K
                                    

Ayo absen dulu siapa / username mana aja yang hadir?

Tag 5 temen-temen kamu supaya baca cerita ini jugaa. Sudah?❤❤

Vote, komen dan share cerita ini udah belumm?

Siap mengisi in-line dengan komentar?

4. AWAS JATUH CINTA

"Kamu adalah imaji. Di dalam kepalaku seluruh pusat tertuju padamu." — Marsya Cempaka

Malam harinya Gerald sedang duduk di WBA. Ia tidak mau pulang karena pikiran juga keadaan rumahnya sedang kacau. Cowok itu sedang menggunakan kaus doplang hitam yang bagian lengannya terpotong—mengakibatkan bentuk lengannya yang terekspos nyata.

Ini hari sebelum Gerald melihat Marsya untuk pertama kalinya.

"Lo ngapain masih di sini Rald? Gak pulang lo?" Jerry baru saja datang dengan Baron. Motor Jerry menuju ke tempat Gerald yang sedang duduk.

"Kalau Gerald udah pulang gak mungkinlah dia masih di sini. Dasar paok lu Bang," ujar Baron pada Jerry.

"Nyantai dong lo Ron," Jerry terkekeh karenanya.

"Lo sendiri kenapa belum pulang?" tanya Gerald. Pembawaan Gerald yang cuek dan terkesan tidak peduli dari pandangan matanya itu justru jadi daya tarik tersendiri untuknya. Padahal jauh dari hati Gerald sangat peduli. Hanya karena wajahnya terkesan jutek bukan berarti Gerald tidak peduli.

"Biasa Rald kita lagi cuci mata liatin bencong deket lampu merah depan," ujar Jerry membuat Gerald memainkan tangannya. Cowok itu menghidupkan korek gas besi secara berulang-ulang namun tidak ada yang ia bakar dengan api tersebut.

"Jangan diliatin terus. Ntar yang ada lo dikejar-kejar," ujar Gerald menasehatinya.

"Iya Rald gak kita apa-apain suwer! Mereka noh godain Abang. Kenal banget dah dari mananya gue gak tau Rald. Udah tiba-tiba aja kenal. Sampe ngejar motor kita tadi!" Raju bercerita heboh.

"Untung aja keburu jauh. Coba kalau deket? Habis nih si Abang dipeluk-peluk sama dicium-cium," ujar Baron lagi.

"Iya salah satu ada yang suka sama gue," ujar Jerry bergidik ngeri. "Namanya Jennifer."

"Nama aslinya Bambang," ujar Jerry lagi.

Baron dan Gerald tertawa mendengarnya. "Dia kepoin IG gue, Twitter gue, kelas apa gue di Liberty sampe main di mana aja gue! Tiap gue diem di lampu merah sana juga gue suka merinding. Takut disamperin," ujar Jerry jujur.

"Emang muka lo narik perhatian Bang," ujar Gerald. "Narik perhatian bencong," katanya lagi.

"Makanya lu Bang. Jangan sering-sering lewat sana," kata Baron.

"Lah kalau gak lewat sana gue harus lewat mana lagi? Cuman itu jalan menuju rumah gue," ujar Abang.

"Suka-suka lu aja," ujar Baron. "Asal jangan pacaran sama Jennifer. Mending sama Molly."

"WOIYALAH HARUS KALAU SAMA MOLLY!" kata Jerry semangat.

"Sekolah di Liberty kapan cari cewek Rald? Bening-bening gitu. Lo nyepik dikit aja pasti dapet," ujar Jerry duduk di sebelahnya.

"Iyalah dapet. Gak kaya lo. Nyepik sana sini tapi berujungnya ke Molly terus," ujar Baron.

"Gue gak ngerti dah. Gue tiap ngapain aja pasti ujungnya ke Molly," ujar Jerry.

"Iya karena lo suka sama dia. Mau sejauh apa juga lo cari cewek. Tetep Molly yang ada di hati lo," ujar Baron. "Gamon sebelum memiliki," ejeknya.

"Keras Ron pelanin dikit," kata Nathan di meja seberang memperingati agar tidak sampai menyakiti hati temannya ketika bercanda.

GERALDMARSYA [SUDAH TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum