9. MANSION PENUH LUKA

63K 9K 9.8K
                                    

WUSSSSHH! GIMANAA? Seneng Gak Update Lagi?❤️❤️

1-10 Ekspresii / Emoji Milik Kamu Saat Part Ini Update?

Jam Berapa Di Tempatmu Saat Kamu Membaca Cerita Ini?

Nama / Username Mana Aja Yang Hadir Saat Baca Cerita Ini?

Ready Mengisi Tiap In-Line Paragraf Dengan Komentarmu?❤️❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ready Mengisi Tiap In-Line Paragraf Dengan Komentarmu?❤️❤️

9. MANSION PENUH LUKA

"Semakin besar semakin kita akan mengerti bahwa di dunia ini tidak ada yang bisa dipercaya selain diri sendiri." — Gerald Tangkas Negara

"Sulit mengabaikanmu yang tertanya sama sekali tidak memikirkanku." — Marsya Cemapaka

"Gue berasa kaya habis kehilangan pacar gue si Gerald," ujar Jerry pada teman-temannya sambil mondar-mandi gelisah—khawatir.

"Kekasih yang dulu hilang. Kini dia tlah kembali pulang," dendang Lucas.

Ghandi tertawa. "Yakin aja ntar lagi dia balik. Cinta tau kemana ia harus pulang."

"Jijik!" Baron berjengit. "Apaan dah? Gak usah kaya gitu! Lagi serius nih. Gerald tuh lagi diculik!"

"Diculiknya epic banget. Gue berasa masuk film laga," Gama membayangkan kejadian tadi saat seluruh orang berjas hitam menculik paksa Gerald.

"Percaya aja Gerald bisa ngatasinnya. Gak mungkinlah Gerald gak bisa kabur. Tenaga Gerald itu setara 100 banteng. Gak terkalahkan," kata Lucas.

"Gue gak mau Marsya jadi janda di usia dini walaupun janda itu kesukaan gue," ungkap Jerry jujur.

"Bukannya lu harusnya seneng ada cewek secantik Marsya bisa lepas dari Gerald?" tanya Nathan.

"Ya enggak lah!" Jerry menyentak. "Marsya Gerald itu lain cerita. Gak mungkin gue seneng Marsya kehilangan Gerald," Jerry masih mondar-mandir di tempatnya sementara teman-temannya duduk anteng di sebelahnya.

"Kita udah cari Gerald kemana-mana tapi gak ketemu," Nathan sangat ingat mereka mencari kemana-mana sosok Gerald namun bosnya itu seolah tidak ada di mana pun mereka berpijak.

"Semoga Gerald baik-baik aja. Itu yang perlu kita pikirin sekarang," pungkas Reja pada teman-temannya.

****

Gerald mendobrak pintu ruang kerja Ayahnya dengan kasar. Gerald bersumpah akan melenyapkan siapa saja jika Marsya tidak bisa ia temukan. "Mana Marsya?"

Gerald menatap ke arah Gilbert—Ayahnya yang sedang menghadap ke kaca jendela besar sambil memandang gedung-gedung pencakar langit buatannya. Pria berumur paruh baya itu berdarah New York asli. Matanya yang berwarna biru, beberapa koleksi mobil mahalnya serta jas hitam yang selalu ia pakai menunjukan betapa berkuasa dan kayanya Ayah Gerald yang saat ini sedang memegang gelas Whiskey.

GERALDMARSYA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now