3.0 Sesuatu Yang Kau Pegang Teguh

35 6 3
                                    

'Luka adalah elemen terpenting dalam proses pendewasaan diri. Kita tanpa sadar dilatih untuk menerima dan memaafkan. Membuat kita tahu seberapa baik kita dalam mencari pembelajaran dari sebuah ujian.'

***

Pernah tertawa tapi merasa kosong? Seakan kita hanya ingin menunjukan pada orang-orang di sekitar bahwa kita baik-baik saja namun di balik itu kita tengah bergelung dengan sesuatu yang tak kita pahami. Lalu ketika sepi melanda, perasaan itu merayap dengan cepat. Kamu ingin mencurahkannya lewat tangisan tapi yang ada hanya kehampaan. Seakan hatimu terlalu hancur untuk diekspresikan.

Begitulah keadaan Jungkook sesaat setelah ayahnya menikah kembali dan Jiran memberi harapan lalu menghancurkannya lagi. Jungkook seolah manusia yang tak lagi sanggup merasakan sesuatu. Seperti saat ini, berkumpul dengan kawan-kawannya di sisi lapang sambil menggoda anak cewek yang lewat. Yah, ia memang melakukannya tapi begitulah, tidak ada hati disana.

Dan sorot matanya hanya terus diam lurus memandangi seseorang yang kini tengah tersenyum sendiri bersama ponselnya. Senyum yang menyebalkan karena hanya dalam satu detik membuat pertahanannya hancur tanpa perlawanan.

Tapi matanya membulat ketika ia melihat di atas sana ada seseorang yang tak sengaja menyenggol sebuah pot dengan kakinya. Dengan sigap Jungkook segera berlari begitu melihat yang di bawah sana adalah Jiran. Dengan sekuat tenaga menipiskan jarak dengan terus berharap semoga ia sampai tepat pada waktunya.

Dan...

'greb'

Jungkook berhasil memeluk badan mungil itu. Melindunginya dan tanpa bisa dicegah ia kembali menghirup aroma tubuhnya yang membuat segala kenangan tentangnya berhamburan. Jungkook bahkan tak sadar jika kini mereka terjatuh di lantai dengan ia sebagai alas. Membuat keduanya kini tak berjarak. Bahkan Jungkook tak tahu yang ia dengar itu detak jantungnya atau detak jantung Jiran.

Jungkook hanya menahan nafas ketika Jiran mengeratkan pegangan padanya. Untuk kesekian kalinya perasaan Jungkook diobrak-abrik tanpa ampun. Laki-laki itu menatap lurus ke atas dengan nanar, kendati demikian ia tetap berusaha bersikap seperti biasa.

Jungkook mendesis, "gue gak papa sih kalau lo mau nyender, tapi jangan remes tetek gue juga dong. Udah lama gak deket, pikiran lo jadi mesum yah, Ran?" kalimat yang susah payah ia keluarkan agar terdengar biasa saja.

Gadis itu lantas menengadah, menumbuk iris matanya dengan Jungkook, sedangkan Jungkook hanya mampu terdiam. Sisa-sisa kekuatannya hangus. Ia tak lagi bisa menahan rindu akan semua hal yang pernah mereka lalui.

"Jungkook?" dan panggilan itu sukses membuat setetes air mata mengalir melewati pelipisnya. Ia merindukan Jiran, seseorang yang memberikan keutuhan sekaligus kehancuran untuknya.

***

Jiran mendengus sebal saat lagi-lagi ia harus memencet bel namun tak kunjung mendapat sambutan. Gadis itu dengan kesal menggoyangkan pagar rumah Jungkook sambil berteriak nyaring, "Jukiiiiii gue tahu lo di dalem. Bukain ihhhh!!!"

Jiran menggertakan giginya kesal saat lagi-lagi tak ada respon. Ia kembali berteriak, "kalau gak lo buka, gue manjat nih! Juki, lo tahu kan kalau gue ini niat? Jukiiiiii"

Jeda × Jungkook BTS [Tamat] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें