2.5 Bisikan Kematian

26 7 0
                                    

'Ketika hubungan pertemanan itu mulai dibumbui dengan cinta, ia tak akan lagi terasa sama seperti sebelumnya'

***

"Jungkook brengsek!" umpat Jiran dengan nafas tersenggal.

Kini Jiran mengangkat kepalanya. Ia mengusap air mata yang masih saja meleleh. Hidungnya terasa mampet dan dadanya masih saja sesak. Sebesar harapan yang ia tanam, sebesar itu pula kecewa yang ia tuai.

Jiran kembali menelungkupkan wajahnya begitu bayangan Jungkook melintas di benaknya. Ketika mereka bersama, ketika mereka tertawa dan ketika mereka saling mengejek atau bertengkar karena suatu hal. Membayangkan jika itu tidak akan pernah terjadi lagi. Membayangkan hubungan Jungkook dengannya merenggang dan menjauh. Suatu hal yang membuatnya semakin sesak. Apa ini akhirnya?

'brak'

Sesuatu jatuh tepat di samping Jiran. Gadis itu mendongak lantas melirik ke sumber suara. Ia berjengit, hampir terjerembab, "ahhh... Kak Tae ngapain disitu?!" teriaknya begitu mendapati Taehyung yang sama terkejutnya.

"Lo kenapa?" pertanyaan itu meluncur tiba-tiba saat Taehyung melihat lelehan air mata di kedua pipi Jiran.

Jiran yang menyadari wajahnya menampilkan sesuatu yang tidak seharusnya dilihat memalingkan wajah. Namun sial, begitu berbalik dua orang tengah berjalan menuju ke arahnya. "aih, sejak kapan taman sekolah rame gini." katanya begitu menyadari di lain arah juga ada beberapa orang yang tengah mengobrol bersama.

Jiran hendak kembali menyembunyikan wajahnya namun tanpa diduga, Taehyung menarik kepalanya. Membenam isak tangis Jiran di dada bidang miliknya. Jiran yang mendapat perlakuan demikian sempat terkejut. Namun beberapa saat kemudian ia kembali menangis, dalam dekapan Taehyung. Sedangkan laki-laki itu mengusap puncak kepalanya.

Dua orang yang tadi datang melewati mereka sambil mesem-mesem, "kalau mau mojok jangan di sekolah dong. Hargai kita-kita yang jomblo." ujarnya usil namun tak diacuhkan oleh Taehyung. Laki-laki itu hanya berdehem, menyamarkan suara isakan yang masih terdengar.

Niat Taehyung kemari adalah menghindari kejaran kakaknya yang marah akibat kejadian di kantor polisi tempo lalu. Ia terlalu lelah untuk mendengarkan saat ini, maka dari itu, ia nekat keluar lewat jendela yang untungnya tidak begitu tinggi.

Namun alangkah terkejutnya ia begitu mendapati Jiran yang kini menangis sendirian. Entah kenapa sesuatu di lain hatinya merasa tidak nyaman melihat itu. Dan tanpa sadar ia mendekap gadis itu. Mengusap surai hitam miliknya, menenangkan.

"Kenapa lo nangis?" tanya Taehyung begitu isakan Jiran mulai mereda.

Jiran melihat sembarang arah lantas mengusap pipinya yang basah. Ia mengambil tisu yang Taehyung sodorkan lalu mengusap hidungnya yang sudah mampet. Gadis itu menarik nafas sebanyak mungkin. Berusaha menetralkan perasaan yang masih menggelayutinya.

"Gue abis nonton drama sedih." jawabnya memalingkan wajah. Taehyung yang melihat itu mendengus geli, alasan itu lagi.

"kenapa lo selalu nyembunyiin apa yang lo rasain Ran? Pas gue telepon waktu itu juga," tanya Taehyung lagi mengingat ia pertama kali menghubungi Jiran dan menyanyikannya sebuah lagu.

Jeda × Jungkook BTS [Tamat] Where stories live. Discover now