Berkenalan

2.5K 267 55
                                    

Assalamu'alaikum

Selamat Hari Raya Idul Fitri!🕌
Semoga berkah dan berbahagia untuk kita semua.

Maaf lahir dan batin ya. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan #dirumahaja😊

Selamat membaca part ini! Terima kasih sudah vote dan comment. Semoga terjawab! 😄

**********

"Mba Sabiya, sudah pulang."

Sabiya tersenyum, ia mencium punggung tangan bi Tina. "Mau kemana bi?"

"Beli telur mba, di rumah habis."

"Mau Sabiya temenin?"

Bi Tina menggeleng, "Nda usah mba, sebentar aja kok. Mba Sabiya mending masuk, ganti baju, cuci tangan cuci kaki."

"Iya, bi. Siap laksanakan!" Kata Sabiya bergaya hormat seperti prajurit, membuat bi Tina menggeleng. "Hati-hati ya, bi."

"Iya, siap dijalankan."

Sabiya tertawa pelan, "Oh iya, bi. Naka sama Alana, di rumah?"

"Iya mba, mas Naka di dapur. Katanya lagi buatin makan buat mba Alana."

Sabiya mengangguk. "Kalau, Alana?"

"Bibi belum liat mba, habis mandi pagi di kamar terus."

"Mba Hana di rumah juga?"

"Ada, tadi bantuin mas Naka."

Sabiya ber-oh ria. "Makasih ya bi."

Setelah bi Tina benar-benar pergi, Sabiya menutup pagar. Ia menatap tas belanja yang ia bawa, tadi Sabiya menyempatkan mampir ke super market, membeli sesuatu untuk Alana, sekaligus berniat meminta maaf atas kejadian kemarin.

Benar kata bi Tina, lelaki itu sedang memasak di dapur. Tetapi tidak ada Hana di sana.

Bibir Sabiya hampir saja memanggil Naka, tetapi ia urungkan karena Hana sudah lebih dulu menghampirinya.

"Biya, udah pulang?"

Bahu Sabiya terangkat, cukup terkejut dengan kedatangan Hana.

"Eh, iya mba."

"Mau ke dapur? Udah makan belum?"

Sabiya menggeleng, "Ngga kok mba, tadi juga udah makan."

Hana mengangguk, ia menoleh sebentar dan menyadari sesuatu. "Kamu, mau ketemu Naka ya?"

"Ha?" Sabiya terlihat gelagapan, "Tapi sepertinya ngga sekarang. Kalau gitu, Sabiya ke kamar ya mba."

"Iya Sabiya."

Keberadaan Naka dan Alana di rumahnya membuat Sabiya canggung, apalagi mengingat pertemuan pertama mereka sudah tidak baik. Ia juga harus memakai kerudung setiap kali keluar kamar. Lagi pula, daripada banyak bertemu Naka ia lebih baik di kamar.

"Halo?"

Sabiya menoleh, pintu kamarnya sejak tadi ia biarkan terbuka sedikit. Dari celah itu, Alana menampakkan diri.

"Boleh masuk?" Tanya Alana belum terlalu jelas, tetapi cukup membuat Sabiya mengerti.

Sabiya tersenyum, ia menghampiri Alana dan mempersilahkan gadis kecil itu ke kamarnya.

"Alana bosan, ngga ada teman." Kata Alana lagi. "Boleh di sini?"

"Boleh." Jawab Sabiya sambil mengangguk.

Lakuna : Aku, Dia dan LakunaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum