AEPETE #21

1.5K 188 82
                                    

Ae tak bisa berpikir jernih. Semenjak chompoo dilarikan ke IGD terdekat menggunakan ambulans, pikirannya kalut.Dia tidak bisa memikirkan apapun kecuali chompoo. Dia hanya berharap chompoo bisa diselamatkan . Ini pertama kalinya dalam hidup ae dia melihat darah sebanyak itu. Dan terlebih lagi seseorang yang terluka adalah orang yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri .

Hatinya semakin resah, ketika dia teringat bahwa chompoo sedang mengandung. Rasanya seperti ada tekanan berat yang menghimpit dadanya. Apa dia akan selamat ? Apa bayinya akan baik baik saja ? Pertanyaan itu selalu berputar dikepala ae .

Melihat beberapa dokter dan perawat terlihat panik saat menyelamatkan chompoo, jantungnya berdetak dengan kencang. Perasaan cemas itu mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Apalagi ketika chompoo dimasukan keruang operasi karena mengalami pendarahan didalam perut. Para dokter juga berusaha sekuat tenaga menyelamatkan janinnya yang masih berusia muda itu.

Dilain sisi. Pete saat ini berdiri tak jauh dari ruang operasi. Dia melirik sekilas ae yang terlihat begitu cemas, mondar mandir didepan pintu ruang operasi. Pete ingin berjalan mendekat, tapi ia tak berani. Tidak! Bahkan untuk menatap ae saja ia tak sanggup . Pete takut, bagaimana jika setelah kejadian ini ae kembali membencinya ? Membayangkan itu dadanya berdenyut sakit.

Setiap kali ia melihat baju dan tangannya yang dilumuri darah segar, pete ketakutan.Tangannya tak berhenti bergetar. Ia tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi pada hidupnya .

Sesetes air mata jatuh mengenai tangannya yang berlumuran darah . Ia mengusap darah itu dengan kasar, tapi berapa kalipun pete berusaha menghilangkannya, darah segar yang sudah mengering itu tak kunjung hilang dari tangannya.

Tak lama setelah itu, chaim datang bersama suaminya, pond. Dia berlari kearah pete dan memeluknya dengan erat.

" Kau baik baik saja ? Apa kau terluka ? " tanya chaim setelah melepaskan pelukannya. Dia memeriksa tubuh pete dengan panik. Chaim bergidik ngeri saat menyadari pete berlumuran darah.

" Aku baik baik saja " jawab pete lemah. Ia berusaha tersenyum pada sahabat baik yang tengah mengkhawatirkannya itu .

" Apa kau tau betapa cemasnya aku saat mendengarnya ? Yatuhan, aku sangat takut terjadi sesuatu padamu " histeris chaim.

Pete menundukan wajahnya. " Tapi yang terluka bukan aku " ujarnya dengan suara bergetar .

Chaim terdiam. Ia kembali memeluk pete. Mengusap punggung pete dengan lembut. " Tidak apa apa , tidak apa apa pete. Semuanya akan baik baik saja. Itu bukan salahmu. Aku tau " ucap chaim berusaha menenangkan .

" Dokter akan berusaha menyelamatkannya. Kau tidak perlu khawatir " pond ikut menimpali. Dia mengusap bahu pete.

" Terima kasih " lagi, pete berusaha tersenyum walau sakit.

Chaim menggenggam tangan pete. Ia menatap lama tangan pete yang berlumuran darah. Darah segar itu bahkan sudah mengering sekarang. " Kita bersihkan ini dulu ya. "

Pete mengangguk pelan

Ketika chaim hendak membawa pete, seseorang yang tak asing datang dan melayangkan pukulan keras kewajah pete. James . Wajahnya merah padam, ia menatap nyalang dan penuh kebencian pada pete. Apa yang dilakukannya membuat chaim, pond dan ae terkejut.

Pete memegang pipinya. Huh, itu tamparan yang menyakitkan. Pipinya perih dan panas. Pete bisa merasakan sudut bibirnya terluka.

" Beraninya kau melukai putriku! " James berteriak marah. Dadanya turun naik dengan cepat. Kedua tangannya terkepal erat .

James menarik kerah baju pete.

" Jika sesuatu yang buruk terjadi pada putriku. Aku bersumpah kau akan membayarnya lebih dari itu!!"

Love And HateWhere stories live. Discover now