AEPETE #12

3.2K 390 182
                                    

Ae bermimpi, ia berada ditempat yang sangat gelap.  Sepi, sunyi dan begitu menyesakkan dada.  Sepanjang matanya memandang ae tak melihat apapun. Hanya kegelapan yang seolah tak ada ujungnya.  Semakin lama kegelapan seakan menelannya,  hingga ae melihat setitik cahaya tak jauh dari tempatnya berada. Ia berlari sekuat tenaga,  menggapai cahaya itu. Ae melihatnya,ada seseorang berdiri disana. Seseorang yang tampak begitu hangat,bersinar dan menyejukkan jiwa. Ia berdiri menatap ae dengan sebuah senyuman.  Tangannya terjulur seolah berkata. 'peganglah tanganku'

Ae berjalan berusaha mendekat.  Tapi kemudian ia menyadari langkahnya tak pernah mendekat.  Sosok itu masih jauh disana. Ae berhenti, menatap lekat sosok itu.

Tangan yang awalnya terulur kini tidak lagi terulur menyambutnya.  Senyum yang tadi terukir indah kini sudah menghilang tak ada bekasnya. Wajahnya menyendu,  bulir air mata tampak jatuh membasahi pelupuk mata indahnya. Ia tersenyum tapi senyum itu begitu patah penuh luka.  Sangat menyayat hati.

Ae menggeleng kuat,  ia berlari dan berteriak.  'Kumohon jangan menangis!'

Ae berlari sekuat tenaga,  saat tangannya hampir meraih sosok itu.  Saat ia sudah hampir menggapai sosok yang akan pergi menjauh itu.  Langkahnya tercekat.  Seseorang menarik tangannya dengan kuat. Ae berbalik menatapnya dengan marah.  'Jangan menghentikanku' teriak ae menggebu gebu.  Suaranya bergema. 

Tapi orang yang berada didepannya justru menariknya lebih kuat. 'aku tak mengizinkannya.  Kau milikku! '

Ae berusaha melepaskan diri.  Kemudian berlari lagi pada sosok sendu itu.  Tidak!  Ae sudah terlambat. Sosok itu tak ada lagi disana. Ae luruh, menepuk dadanya berkali kali.  Sakit,  teramat sakit. Seolah dadanya dihujami ribuan tombak. Kemanapun ae mencarinya.  Sosok itu sudah tak ada.

Dia...  Menghilang!

.

" Ae.. Ae ayo bangun !" suara lembut itu terdengar. 

Pagi ini ae tiba tiba saja mengigau. Keringat membasahi keningnya,  dan ae menangis dalam tidurnya.

Pete cemas,  dengan lembut ia berusaha membangunkan ae.  Ditepuknya berkali kali lengan ae dengan pelan agar suaminya itu terbangun.

Tak lama mata ae terbuka. Ia bangkit dan tubuhnya sedikit bergetar.

" Yatuhan apa yang harus kita lakukan ? " pete  berujar cemas.  Ia menghapus keringat ae dengan tangannya. " Ae baik baik saja? "

Ae tak menjawab,  matanya menatap lurus pada pete.

" ae bermimpi buruk ya? " lagi lagi pete yang bertanya. kemudian bergerak memeluk ae.  Pete menepuk pelan punggung ae berusaha menyalurkan rasa nyaman pada suaminya itu.

Ae mengangguk kecil dipelukan pete.

" Tidak apa apa,  tidak apa apa.  Hanya mimpi.  Semuanya baik baik saja "

Ae membalas pelukan pete erat.  Ia menyusupkan wajahnya diantara pundak dan leher pete.

" pete, aku... Aku bermimpi kehilangan seseorang yang sangat kucintai" Ae berujar lirih.

Pete terdiam.  Ia merenggangkan pelukannya dan menatap ae lekat.  " seseorang yang ae cintai? "

Ae mengangguk.

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang