AEPETE #15

3.1K 329 68
                                    

Pha menatap panjang pigura yang didalamnya terdapat foto jae dengan seorang anak laki laki.  Terlalu familiar untuk dikatakan sebagai seseorang yang belum pernah pha lihat.  Dimana ia pernah melihat anak laki laki ini?  Pha bertanya tanya.

Dan anehnya ada perasaan asing yang tiba tiba menghinggapi rongga dada pha. Sakit dan... Rindu.

Terlalu lama bergelut dengan gejolak didadanya, pha tampa sadar menjatuhkan pigura itu saat ponselnya tiba tiba berdering.  Pha terkejut.  Mengambil ponselnya, ia melihat nama manajernya dilayar ponsel.

Mengabaikan dering ponsel itu,  pha menunduk mengumpulkan kepingan kepingan kaca yang berserakan dilantai.  Dahi pha mengernyit saat ia melihat amplop cantik berwarna pink yang ternyata terselip diantara foto dan pigura. Dengan banyak tanda tanya dikepalanya, pha membuka dan menemukan selembar surat didalam amplop tersebut.

Untuk putraku tersayang

Begitu kalimat yang dia baca. Dada pha tiba tiba bergemuruh.  Saat membaca kalimat kalimat selanjutnya,tampa sadar cairan bening itu jatuh begitu saja membasahi wajahnya.  Pha menangis.

Pete suppapong Udomkaewkanjana. Walaupun nama belakang itu tidak akan pernah bisa kamu gunakan,  setidaknya mama ingin kamu tau siapa keluargamu dan siapa ayahmu.  Pete, mama ingin melihat kamu tumbuh.  Mendengar kamu memanggil mama untuk pertama kalinya.  Ingin melihat kamu berjalan pertama kalinya. Ingin melihat kamu tertawa, ingin melihat kamu masuk sekolah,  membuatkan bekal untukmu, semuanya, mama ingin melakukan semua hal yang dilakukan seorang ibu pada umumnya.  Tapi maaf, tuhan tidak merestui keinginan mama untuk menjadi ibu yang baik untukmu pete. Mungkin kamu tidak akan mengenal aku ibumu, tapi tumbuhlah menjadi laki laki yang baik ya sayang. Jangan minum alkohol, jangan merokok dan carilah teman yang baik. Makanlah yang banyak dan selalu sehat.  Bersama tuhan,  mama akan menjaga kamu. Ingatlah,  walaupun mama nggak ada disamping kamu,  mama akan selalu melihatmu diatas sana. Dan berharap kamu bahagia.

Pete, anakku, terlalu banyak,  terlalu banyak yang ingin mama katakan,  tapi selembar kertas ini tidak mampu menampung semua perasaan mama untukmu.  Tapi cukup ketahuilah, bahwa mama mencintaimu.  Sangat.

Tangan pha bergetar . Tetesan tetesan air mata jatuh membasahi kertas itu.  Pandangannya mengabur.  Menyeka air matanya dengan kasar,  pha berlari menemui jae.  Berharap apa yang ada dipikirannya tidak benar.

"bibi.. "

Jae terkejut melihat pha datang kepadanya dengan beruraian air mata.  Tapi disaat pha menunjukkan selembar kertas padanya.  Jae tercekat.

"di, dimana kamu mendapatkannya? "

"Bibi apa ibuku sudah meninggal? "

Jae diam,  memalingkan wajahnya dari pha. Ia meremas ujung bajunya dengan resah.

"bibi kumohon.. " suara pha bergetar,  dengan mengeratkan kepalan tangannya,  ia memukul dadanya beberapa kali. "kumohon katakan bahwa itu tidak benar bi" lirih pha lagi.

Mata jae memanas.  Ia tidak sanggup mendengar suara pha.  Ia tau hal ini akan terjadi tapi jae tidak menyangka akan secepat ini. 

Dengan berat hati,  jae mengangguk. Ia menatap pha, berjalan kearah laki laki tampan itu.  Kemudian memeluknya.  Setidaknya hanya ini yang bisa jae lakukan.  Walaupun terlihat kuat,  tapi punggung pha juga rapuh. Jae tau anak itu sedang terluka sekarang.

"Ibumu sudah meninggal nak"

Pha menggigit bibirnya.  Air matanya mengalir dengan deras.  Ia menggeleng kuat" Bibi ini tidak benar kan? Kumohon.  Katakan kau membohongiku bibi. Kumohon~"

Love And Hateحيث تعيش القصص. اكتشف الآن