AEPETE #10

3.3K 385 125
                                    

Pete.Pov

Hari-hariku berlalu dengan tenang. Awalnya, Setidaknya itulah yang kupikirkan.  Tapi perkataan chaim mematahkan pikiranku. Seolah mendengar petir di siang bolong.  Begitu mengejutkan. Kekhawatiran merambat keseluruh tubuhku.  Kenapa bisa aku tidak menyadarinya? Seharusnya aku menyadari betapa ae sangat kesusahaan akhir akhir ini.  Dia selalu terlihat kelelahan.  Pulang larut malam dan berangkat kerja pagi pagi sekali.  Bahkan baru sampai dirumahpun ae langsung membuka laptopnya dan berkutik dengan pekerjaannya.  Kupikir kondisi perusahaan ae tidak akan separah ini.  Tapi apa yang kudengar ? saham perusahaan ae terus anjlok dan terancam bangkrut?

" Bapak ae ada didalam " suara lembut itu menyadarkanku dari lamunan.  Gadis cantik yang kuketahui adalah sekretaris ae telah berdiri disampingku.

"Iya,  Terima kasih ya" gadis itu tersenyum sopan dan kembali ke tempat duduknya.

Jantungku bergemuruh hanya untuk membuka pintu ruangan ae.  Ini pertama kalinya aku datang .  Apa seharusnya aku tak datang saja?

Bayangan wajah ae ketika melihatku tiba tiba membuat nyaliku ciut.  Tapi sudah berada disini,  rasanya sayang untuk tidak masuk. 

Entah aku harus lega atau tidak, aku justru melihat ae tertidur di meja kerjanya.  Melangkah mendekat.  Aku menatapnya dalam kediaman.

Yatuhan ae terlihat lelah.  Kemejanya berantakan, dasinya tak terpasang rapi lagi, mejanya acak acakkan penuh dengan selembaran kertas putih.

Tanganku terjulur,  menyentuh wajahnya yang kelelahan. Mengusapnya perlahan,  berharap agar ae tertidur lebih nyaman.  Dalam kondisi seperti ini ae tertidur dengan kening mengernyit.  Dia begitu kesulitan.

Ae..  Andai aku bisa membantumu.  Aku ingin sekali meringankan bebanmu. Apa yang bisa kulakukan untukmu ae?  Hatiku sakit melihatmu kesulitan seorang diri.  Andai saja kau mau membagi bebanmu padaku.  Aku dengan senang hati akan menerimanya.

Andai saja kau tidak menikah denganku, apa kau tidak akan kesulitan seperti ini?

.

Author.Pov

Ae membuka mata,  ia tersentak ketika menyadari ia tertidur ditengah pekerjaannya.  Ae melirik jam dinding.  Ini sudah berlalu 30 menit.  Ae tak percaya ia menyia-nyiakan waktu yang begitu berharga.  Walaupun semalam ia hanya tidur selama 2 jam, Tapi ini tetap saja tidak benar. Kondisi perusahaannya sedang kritis. Seluruh nasib pegawai ada ditangannya.

Ae memijit pelipisnya,  kepalanya terasa sangat berat. Bersamaan dengan itu pintu ruangannya terbuka.  Sekretarisnya berjalan mendekat.

"Bapak baik baik saja? " Tanya gadis cantik itu khawatir.

Ae hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Bagaimana kabar para investor ? Mereka sudah menghubungimu? "

Gadis itu tertunduk lesu dilanjutkan dengan gelengan lemah.

Ae hanya bisa tersenyum pahit.  Ia sudah tau akan seperti ini.  Lagipula siapa yang mau mengorbankan uangnya untuk sebuah perusahaan yang sudah diambang ke hancuran. Apa ae benar benar harus kehilangan perusahaannya?  Perusahaan yang sudah dibesarkan keluarganya hancur ditangan ae. Apa yang harus ae lakukan?  Semuanya kacau, harga saham yang semakin menurun dan kerugian yang semakin besar. Ae tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan perusahaannya.

" Baiklah,  kembalilah ketempatmu"

Sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan direkturnya,  kenya meletakkan sebuah bekal dimeja ae.  " Istri bapak yang memberikannya. Dia meminta tolong pada saya untuk memastikan bapak memakannya "

Love And HateWhere stories live. Discover now