AEPETE #23

4.4K 275 223
                                    

Flasback on.

Pete memenung panjang. Ia berdiri menatap kosong rinaian hujan yang turun begitu deras dibalik jendela.

'Kau membuatku takjub pete. kau membuat semua orang yang berada disekelilingmu menderita. Chompoo, kedua orang tuaku, phi pha dan .... aku.'

Ucapan ae kembali terngiang. Sesetes air mata jatuh pada pipi lembutnya. Pete menghapusnya dengan cepat.

Membuka jendela kamar, pete membiarkan udara dingin berhembus menerpa wajahnya. Pete berharap rasa dingin yang menembus tulang tulangnya itu bisa sedikit menenangkan hatinya.

Pete menengadah. Memejamkan mata, setetes cairan bening kembali jatuh. Ucapan ae memang menyakitkan, namun pete mengerti bahwa kata kata itu keluar karena ae salah paham padanya. Dengan apa yang sudah terjadi tentu saja ae akan beranggapan bahwa pete melukai chompoo. Karena itu kini ae bersikap dingin dan menatapnya dengan amarah. Laki laki yang ia cintai itu tengah kecewa.

Pete membuka matanya perlahan. Dia bertekad besok dia akan menemui ae dan memperbaiki semuanya. Pete tidak akan membiarkan pernikahannya hancur begitu saja karena gadis itu. Tidak, setelah apa yang sudah ia perjuangkan selama ini.

Tangan pete terangkat menyentuh perutnya. " Apapun yang terjadi, ayah akan kembali bersama kita " Ujarnya. Lalu tersenyum tipis.

.

Hari itu, pete mendatangi rumah sakit. Ini pertama kalinya dia menemui chompoo setelah kejadian hari itu.  Kedatangannya membuat beberapa orang terkejut.  Chompoo, james, pum, pha dan bahkan ae yang berada disana tak menyangka dengan kehadiran pete.  Mereka semua menatap pete begitu laki laki manis itu memasuki ruang inap.

Awalnya pete tak bergeming, ia diam menerima semua tatapan yang tertuju padanya. Setelah memantapkan hati, Pete berjalan mendekat. Dia maju dengan berani, namun dilain sisi pete terlihat sangat putus asa.

" untuk apa kau datang kemari ? " james yang bersuara pertama kali. " jika kau punya otak, seharusnya kau berpikir apa kau pantas datang kesini atau tidak " Tentu saja kehadirannya benar benar ditolak. Tapi itu tak menyurutkan niat pete, Dia merasa bahwa ini kesempatan terakhirnya menjelaskan semuanya pada ae. Jika dia akan menyerah semudah ini, pete tak akan datang kesini sejak awal.

" apa yang membuatku tak pantas ? Sedangkan disini akulah korbannya. " balas pete dengan berani.

" apa ? "  james menatap tak habis pikir. " kau benar benar tak tahu malu! Kau korbannya ? Kau tidak lihat apa yang dialami putriku gara gara kau ? "

" Memangnya apa yang kulakukan pada putri tercinta paman ? " pete menatap james lekat. Kedua sorot matanya menatam. Membuat james tak bisa berkata kata.

" Kau menusuk putriku. Dan sekarang kau bertanya apa yang kau lakukan pada anakku ? Dasar tak tahu malu. Seharusnya kau bersyukur suamiku membatalkan tuntutan dan menyelamatkanmu.  Tapi bukannya berterima kasih.  Kau malah datang dengan tidak tau diri. "  Pum berujar menggantikan james.

" Aku tidak pernah menusuk chompoo. Dia yang menusuk dirinya sendiri. Apa bukti aku melakukannya ? "

" Kau masih berani berkilah ? " james terlihat marah. Suasana mulai memanas. Pha terlihat khawatir.  Sedangkan ae sejak tadi diam menatap pete dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

" Dipisau itu jelas jelas ada sidik jarimu, dan itu terjadi di apartemen kalian. Kau masih mau bilang bahwa bukan kau yang melakukannya ?" ujar james lagi.

" Tapi dipisau itu juga ada sidik jarinya. " pete membantah.

" dia mungkin menyentuh pisau itu saat kau menusuknya. "

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang