"Itu percuma saja di lakukan. Aku sudah mencobanya ketika bersama Aarick tapi sia-sia. Rambut ini tetap putih."

Adeline jadi menautkan alis atas jawaban Emelly. Bicara tentang Aarick, dia sudah tidak sepenuhnya jengkel lagi kepada  lelaki Alpha itu. Walau begitu Adeline masih belum bisa memaafkan apa yang sudah di perbuat pada Emellynya yang lucu. Akhir-akhir ini memang pria Aigner berusaha agar dekat kembali dengan Emelly seperti seringnya pria itu datang meski tentu saja ada berdebatan antara Samuel dan Aarick, hingga berujung dengan Aarick yang di larang masuk ke wilayah Redmoon pack dengan alasan mengganggu. Namun seperti tak kehabisan akal, Aarick mengancam Samuel dengan putus kontraknya perjanjian mereka jika Aarick di larang bertemu Emelly.

Segalanya menjadi rumit jika di pikirkan. Masa bodolah tentang kisah percintaan mereka bertiga. Toh, Samuel kini sudah menemukan mate-nya. Walau sedikit tidak suka lalu bagaimana? Mate tidak bisa di pilih layaknya buah aprikot di pasar.

Controllers




"Kupikir kau tidak datang."

Kalimat dingin itu sapaan pertama yang Conrad dengar setelah sampai di wilayah klan kecil di ujung perbatasan Jerman. Pria itu hanya menghembuskan nafas sebal, matanya mengikuti gadis tinggi yang kini mengangkat beberapa  tumpukan kayu di tangan kecilnya sekaligus. Memikulnya di pinggul lalu di bawanya ke pinggir tenda kumuh untuk di jemur. Conrad diam saja. Enggan memberi bantuan apa lagi membalas sapaan sarkas yang gadis itu berikan.

Langit sedang cerah-cerahnya tapi  suasana hati si pria Beta mendung dibuatnya. Harusnya dia di dalam pack saja. Menikmati dua poci teh buatan Emelly serta beberapa potong kue pemberian Aarick hasil curianya diam-diam. Lalu kembali menghabiskan isi tinta dan mengerjakan tumpukan berkas yang Samuel diamkan. Namun sialnya, kaki dan hati nurani Conrad justru membawanya kemari. Di ujung Jerman, di pinggir hutan yang di huni klan kumuh dan tentu saja ada gadis itu.

Tiga hari yang lalu, surat datang dari gadis yang sedang mrngangkat panci kini. Tulisan rapi yang bertabur diatas kertas lecek yang Conrad yakini di dapat dari tempat sampah, berisikan permohonan bantuan (dengan paksaan) agar Beta mau mengantarkan kelapa suku klan kecil itu berobat.

Awalnya menolak. Malas sekali dia di suruh-suruh. Padahal gadis itu bukanlah Alphnya.

"Kenapa harus aku?"

Si gadis menengok sebentar, mengangkat alis kemudian kembali sibuk menyalakan api.

"Karna kamu punya mobil. Dan tentu saja kaya." Jawabnya enteng.

Conrad sempat terperangrah. Merasa di manfaatkan saja tapi mesam-mesem setelahnya.

"Ehem! Tentu aku kaya. Aku punya banyak uang." Katanya sombong

"Tapi kau tidak pernah membelikanku apapun."

Serasa tertohok. Conrad benar-benar terluka. Tetapi benar, setelah dilihat kembali, pakaian yang di kenakan gadis itu adalah kaos yang di kenakanya dua hari lalu. Sudah luntur warnanya dan terlihat lama. Hati Conrad jadi memelas. Dia jadi terlihat jahat walau agaknya pria itu mulai menepis. Itu bukan urusanya. Harusya si gadis membeli sendiri pakaian layak untuknya. Kenapa malah Conrad yang jadi bersalah.

Selesai menuang ubi, si gadis tinggi berjalan pelan kearah Conrad. Menatapnya sebentar sebelum berkata "ayo ikut." Lalu masuk kedalam tenda berukuran paling besar dari 7 tenda lainya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Water Fire ControllersWhere stories live. Discover now