44

52 4 1
                                    

Rasanya Samuel ingin mencekik dirinya sendiri.

Gadis itu bahkan tidak berkata apapun tapi tetap saja membuat Samuel gelisah sendiri. Iya, bodoh sekali. Gelisah seorang diri hanyalah tindakan membuang waktu.  Harusnya Samuel bertingkah biasa saja. Tak perlu mengintip Emelly yang tengah memotong kuku dari balik dinding.

Sialan!

Gadis sialan!

Perasaan sialan!

Menghembuskan nafas kasar, Samuel membalik tubuhnya. Berjalan tertatih dengan tangan mencengkram tembok erat sebagai pegangan.

Hampir sebulan sudah Samuel mulai bisa kembali berjalan. Tak perlu mengenakan kursi roda sialan yang lebih sialan lagi harus didorong oleh Adeline. Ia mulai kembali bekerja, meski belum mampu berganti shif dengan Jacob. Oh, jangan lupakan. Segalanya berkat kolaborasi menggemparkan antara Vernox dan Emelly.

Bagian mana yang bisa si Pria pengecut ini tolak jika mengyangkut tentang Emelly yang tiba-tiba saja menjadi keras kepala untuk menenggakinya ramuan obat?

Samuel tak bisa menyangka bahwa efek gadis itu bisa semenyeramkan ini.

Ngomong-ngomong tentang keras kepala, percayalah kepala gadis itu lebih keras dari sekedar batu. Dan berdoalah untuk kengenesan Aarick yang dengan berat hati mau melepaskan Emelly untuk tinggal lagi di Redmoon pack. Hanya sampai tugasnya selesai.

Hanya sampai itu.

Dan itu cukup membuat Samuel tiba-tiba kesal.

Bagaimana mungkin Mate yang sudah di reject harus tetap tinggal tengan mantan Mate-nya? Aarick memang pria gila. Tak berpendirian yang hanya bisa mengurung Emelly dalam kebimbangan saja. Jika saja Samuel dalam keadaan baik, sudah pasti beberapa tinjuan telah dia layangkan untuk si sulung Aigner. Dibuat makin sebal akibat teringat lagi akan sahabatnya, Samuel memilih keluar dari persembunyian. Pura-pura berdeham seolah tidak terjadi apapun saat mulai mendekati tempat Emelly berada. Melirik lewat ujung mata sambìl berkata sedikit ketus, "Seorang Luna kok malas-malasan!"

Suaranya menarik perhatian Emelly. Membuatnya menengok, memasang senyum canggung sebelum akhirnya menyapa Samuel dengan gerak selamat pagi sambil menuang teh krisan dalam poci kecil kedalam cangkir. Teh yang masih mengepul disodorkan pada Alpha Redmoon pack. Menerimanya tanpa sepatah kata pun kendati diam-diam menyeruput dengan jantung bergemuruh.

"Belakangan ini saya jarang melihat Edward diPackhouse,Alpha. Kemana dia?"

Itu adalah puluhan detik yang dihabiskan kala Emelly akhirnya mulai berkata (tepatnya menggerakan jari). Meski enggan, Samuel tetap menjawab malas. "Dia mengurus begitu banyak pekerjaan miliku setelah aku mulai jatuh lumpuh. Itu membuatnya sibuk dan jarang ada di pack."

Emelly mengangguk-angguk saja. Kejadian penyusup yang menyebabkan Samuel terpanah racun sudah Emelly ketahui. Lainya belum terpikirkan sama sekali. Sekembalinya dia di Redmoon pack hanya akan gadis itu habiskan dengan merawat Samuel. Meracik ramuan obat bersama Vernox__kadang-kadang iseng membaca buku koleksi berdebu milik pria tua itu__ selebihnya menemani si botak Avatar berlatih atau bermanja ria bersama Adeline. Waktu yang menyenangkan karena Emelly tak perlu lagi cemas. Dia tidak lagi digerayangi bayang-bayang menakutkan masa lalu di Blackmoon pack dan semacamnya.

Gadis itu tenang disini. Bersama Alox dan Alphanya yang kini masih asik menyeruput teh hingga habis dua cangkir.

Pria itu masih saja sama kendati badannya sedikit terkuras akibat terlalu lama tak bergerak diatas kursi roda. Namun senyumnya masih sama, suaranya pun tak berbeda.

Derap langkah yang hampir terburu-buru mengalihkan perhatian mereka dari cairan kecoklatan dicangkir. Edward___ si pria yang baru saja dibicarakan datang dengan wajah kusut. Pria itu menarik kursi didepan Emelly, duduk dengan pantat dilempar keras dan punggung bersandar. Pria ini benar-benar terlihat kacau dan teramat lelah. Emelly jadi urung menanyakan kabarnya  pagi ini.

Water Fire ControllersWhere stories live. Discover now