25. Liburan

461 68 4
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

Setelah mempertimbangkan tawaran pak Bima hampir semalaman, akhirnya aku memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan itu untuk berkunjung ke rumah Resti. Memang sepertinya aku butuh liburan sejenak dari semua kepenatan ini.

Ketika aku mengabarkan Resti rencana berkunjungku ke Magelang, dia girang bukan main seperti bocah yang akan dikurung semalaman di Dufan. Keceriaannya menulariku meski aku tidak dapat melihat ekspresi kebahagiaannya. Dia antusias benar dan semakin merongrongku untuk membelikan box bayi untuk putera pertamanya, Bayu Jagakarsa Sukma.

Dan saat ku beritahu Dito soal niatku, aku juga mendapat respon yang positif juga bahkan ia mendukungku dengan berlebihan dan mendesakku untuk segera pergi. Aku tak memperpanjang soal itu, dan tak banyak tanya saat Dito mengantarku ke terminal bis.

"Enjoy your vacation." Hanya begitu ucap Dito sambil mengelus pelan kepalaku --yang mana menjadi bahan tontonan orang-orang sekitar.

Sekarang ini aku telah tiba Magelang dengan dijemput suaminya Resti.

"Mas, boleh antar saya ke toko peralatan bayi? Ini saya belum beliin box bayi buat Bayu."

"Ih, mbak Tari jangan dianggap serius omongan Resti. Mbak sudah mau datang jauh-jauh kesini aja udah bersyukur banget."

"Gak apa-apa, mas. Saya yang merasa gak enak datang dengan tangan kosong."

"Kalau begitu, sebelumnya saya ucapin terima kasih."

Ketika kami tiba di halaman depan rumah yang kecil namun asri, Resti berdiri dengan wajah cerah sambil menggendong si kecil Bayu. Aku pun turun dan Resti ikut-ikutan menuruni undakan tangga untuk menyambutku.

"Miss, missss youuuu!"

Aku terkekeh karena kelakuannya, dan menyambut rentangan tangannya.

"Ya Allah kangen banget sama Miss."

"Jadi terbukti siapa yang lebih rindu siapa 'kan?"

Resti mengibaskan tangannya, "Halah, ngaku aja, Miss juga kangen sama aku 'kan?"

"Hm... sedikit." balasku. Kemudian perhatianku teralihkan pada bayi kecil yang bibirnya bergerak-gerak dalam tidurnya. "Ganteng."

"Oh jelas, emaknya juga cakep." celetuk Resti dengan jumawa.

Kemudian perhatian Resti teralihkan pada kesibukan di belakangku, dan ia kembali memekik senang saat suaminya membawakan sebuah box bayi. "Asik, mas Bayu punya tempat bobo baru."

Aku terkekeh karena antusiasmenya yang membuat Bayu bergerak-gerak dalam tidurnya. Buru-buru Resti menepuk-nepuk bokong bayi kecil itu hingga Bayu berhenti bergerak-gerak dan kembali tidur dengan tenang.

"Makasih banyak Miss."

"Gak usah terharu gitu, orang saya ngasihnya buat Bayu."

"Oke deh, makacih tante cantik." Resti menggerakkan tangan mungil Bayu dan membuat suaranya di cempreng-cemprengkan. Aku tergelak karena usahanya.

"Dek, diajak masuk mbak Tari nya." seru suami Resti.

"Aduh, sampai lupa saking kangennya. Ayo Miss masuk."

.
.
.

Dito, saya sudah sampai di Magelang.

Ku kirim pesan yang isinya demikian pada Dito. Namun tak seperti biasanya, Dito selalu cepat tanggap saat merespon pesanku. Hingga lima belas menit menunggu masih tak ada jawaban. Aku diam-diam memikirkan apa yang Dito lakukan sementara tanganku masih mendorong-dorong pelan box baru yang kini telah ditempati Bayu.

It's Starts From Fortune Cookies [Completed]Where stories live. Discover now