11. Dihantam Pesona Duda

875 104 3
                                    

--Follow penulisnya, votement ceritanya

.

"M-mas?"

Tampak Cecilia Judith hanya membeo sebagai bentuk keterkejutannya atas sikap sembronoku.

Pak Bima melayangkan tatapan tuduhan penuh tanya karena perbuatanku yang mendadak. Kuharap bola matanya tidak copot, ngeri membayangkannya saja.

"Jadi... kalian--"

"Kami gak ada kewajiban untuk jelasin ini ke kamu." Kali ini pak Bima yang bertindak, dengan menggenggam tanganku mantap sementara tangan yang lain masih menggendong Kayla.

Cecillia Judith seperti disuruh menelan kotoran yang membuat wajahnya berlipit. Pastinya melihat pak Bima dan Kayla yang sepertinya sudah menemukan kebahagian lain bagaikan pil pahit yang musti ia telan.

Segera saja pak Bima menarik tanganku dan menuju salah satu meja tanpa mengucapkan sepatah kata perpisahan pun pada mantan isterinya itu.

"Kayla gak suka lihat bunda!" katanya tiba-tiba saat pak Bima baru saja memesan menu makan malam.

"Kayla sayang--"

"Kayla benci lihat bunda sama om-om baru terus."

Astaga, malang betul bocah ini yang harus terjebak diantara keegoisan orang tuanya. Tak tahukah kalau luka seperti ini akan dikenang sampai dewasa?

Pak Bima melayangkan tatapan penuh maaf padaku karena mungkin harus menjadi saksi betapa bobroknya kehidupan yang dijalaninya.

"Kayla, kamu gak boleh bilang begitu. Bagaimanapun juga bunda tetaplah bunda kamu, tanpa bunda kamu gak bakalan ada di dunia ini."

Dan kamu hadir disini karena dulu pernah ada cinta diantara orang tuamu, hanya saja cinta itu kini telah pudar dan menyisakan kebencian di hati masing-masing.

Kayla sesegukan, sambil mencerna kata-kataku. "Ta-tapi... bunda jahat sama ayah, sama Kayla. Bunda gak sayang Kayla."

Kuusap cairan hangat yang mengalir di kedua belah pipinya yang memerah, "Kalau Kayla bersikap baik dan menerima bunda pasti bunda akan sayang sama Kayla."

"Sudahlah, kamu gak perlu berusaha lebih keras. Biar saya yang tangani Kayla."

"Maaf kalau saya lancang, tapi... saya ingin tahu alasan bunda Kayla meninggalkan Kayla." suaraku menghilang di akhir.

Pak Bima membatu, matanya lebih dingin yang jarang kulihat. Dan saat itu juga aku menyesali mulut cerdasku yang begitu sembrono.

"P-pak... sa-saya gak bermaksud--"

"Kayla sayang, kamu sama mbak Dewi dulu ya? Dew, Dewi!"

"Iya pak?" Seorang pelayan muda menghampiri kami.

"Tolong jagain Kayla sebentar."

"Baik pak. Kay, ayo main sama mbak dulu."

Kayla anaknya cerdas, dia tidak membantah atau mengajukan pertanyaan aneh. Dia patuh saja mengikuti wanita bernama Dewi itu. Kami menyaksikan kepergian mereka hingga hilang di balik pintu masuk. Lalu pak Bima menatapku dengan pandangan tak terbaca.

"Kamu ingin tahu alasan saya pisah sama Cecil?"

Aku buru-buru melarat, takut meninggalkan luka jika harus mengorek luka lama pak Bima. "Tidak apa pak, kalau itu terlalu berat. Maaf karena mengajukan pertanyaan sensitif seperti itu."

Pak Bima tersenyum, tapi tak sampai menyentuh matanya. "Bukan masalah besar. Saya juga gak tega ninggalin tanda tanya besar di benak kamu."

Kemudian ia berhenti sejenak, seperti tengah mengumpulkan kembali memori buruk masa lalunya. Aku diam bersikap tenang.

It's Starts From Fortune Cookies [Completed]Where stories live. Discover now