Types of Kisses: Last Kiss

7.9K 648 129
                                    

I still remember the look on your face, lit through the darkness at 1:58

"Hey..."

"Mm...? Kok belum tidur?"

Di antara berat kantuk yang menggelayut dan temaram lampu tidur di kamar Jeff, aku menangkap wajahnya yang tersenyum tipis menatapku. Satu lengannya tertekuk, ia gunakan sebagai penopang kepalanya, sementara tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengelus pelan helai-helai rambutku yang jatuh di atas bantal.

"Can't sleep..." bisiknya.

Aku meregangkan badan sedikit dan beringsut merapat ke arahnya. Tubuh Jeff hangat, berbanding terbalik dengan dinginnya ruangan apartemen studio ber-AC ini sekarang.

"What time is it..." tanyaku serak, satu tangan meraba-raba sisi kasur untuk mencari ponsel.

"Jam dua. Kalo ngantuk lanjutin tidur aja, Nja" Jeff berujar lembut, tangannya meraih tanganku dan menggenggamnya erat sebelum menciumi buku-buku jemariku. "Just sleep"

"Why aren't you?" tanyaku lagi.

"I don't know," ia menjawab dengan senyuman tipis seperti yang sebelumnya. "Guess I got lost in time while watching your beautiful face"

Mau nggak mau, aku pun tertawa sedikit mendengarnya. Sempat-sempatnya anak ini.

"You cheeseballs," aku menggeleng sebelum beringsut untuk memeluknya dan membenamkan kepalaku di dadanya.

Jeff menyambut tubuhku dan memeluknya erat. Jemarinya masih bergerak menyusuri tiap helai rambutku, membelainya pelan.

"Shhh. Just sleep. I'm fine"

Aku hanya mengangguk karena kantuk yang sudah keburu menyergapku kembali. Diantara tenang detak jantungnya dan setiap belaian jemarinya di rambutku, aku bisa mendengar suaranya berbisik pelan.

"I love you, Nja... So much..."

You told me you love me,

so why did you go away?

"Jeff!"

Aku masih ingat caranya meninggalkan tas gitarnya begitu saja di lantai bandara sementara ia berlari untuk menemuiku. It was the longest we've gone through without each other. Nyaris dua minggu kami tidak bertemu dikarenakan jadwal tur dan promosi EP baru Enam Hari yang mengharuskannya berkeliling banyak kota di nusantara.

Malam-malam di mana aku harus tertidur hanya dengan mendengarkan suaranya lewat telepon, puluhan video calls, serta text message yang bertindak sebagai penyambung rindu—semuanya terbayar lunas lewat hangat dekapannya yang melingkupi tubuhku.

"Kangen..." Jeff membisikkan kata-kata itu sambil menciumi rambutku.

Kami nggak peduli lagi berapa pasang mata yang melihat atau suitan-suitan bercanda dari seluruh Enam Hari dan kru yang ada di sekitar. Yang kami pedulikan saat itu hanya satu sama lain dan betapa bahagianya bisa kembali ke dalam pelukannya.

That July 9th, the beat of your heart,

it jumps through your shirt I can still feel your arms...

Hoodie abu-abu itu masih ada di lemariku. Terlipat rapi tidak tersentuh sejak dua minggu yang lalu—terakhir kali pemiliknya menginjakkan kaki di kamar ini.

"I feel like I don't even know you these days, Jeff" aku menatapnya dengan dada yang terasa berat. Sesak dengan sejuta emosi yang meluap-luap.

#PacarAnakBandWhere stories live. Discover now