Types of Kisses: First-Time

10.5K 770 50
                                    

"...yang menang dapet apa?"

"Gimana kalo gini aja, yang kalah bayarin sewa studio 3 kali latian"

"Shit bangkrut gila!"

"Yaudah sekali"

"...Oke"

"Deal?"

"Deal!"

"Jadi, jawabannya apa, Dod?"

Gue memandang 4 pasang mata yang menghujamkan tatapan penuh harapnya masing-masing ke arah gue. Bang Bram duduk bersila di lantai dingin kamar Bang Wira, Bang Jeff berdiri nyender di pintu, Bang Satria duduk anteng di meja belajar, sementara yang empunya kamar nyaman tengkurep di atas kasurnya.

Hadeh. Salah apa sih gue dikasih empat abang angkat kelakuannya begini

"Dod elah lama banget lo jawab ginian aja mikirnya kayak lagi ngerjain soal TPA SBMPTN. Cepet, jadi kapan pertama kali lo ciuman sama Alisha?" Bang Bram menembak lagi tanpa ampun.

Hhhh. Gimana ceritanya coba pembicaraan yang tadinya ngomongin lirik lagu dan tren skena terkini jadi belok ke obrolan nggak lulus sensor kayak gini? Lagian, kenapa juga harus gue yang ditanya—dan dijadiin bahan taruhan pula hhhh—dan bukannya yang lain, kayak, Bang Satria gitu misalnya? Atau Bang Jeff? Bang Jeff 'kan pasti ceritanya lebih seru karena pengalamanya juga lebih banyak.

"Woy, tega lo ya semua sama Dodi. Nggak liat nih anak kupingnya udah merah kayak udang baru mateng gini" Bang Satria berujar, meski selanjutnya ia terkekeh geli. "Udah nggak usah dijawab, Dod. Biarin aja mereka penasaran"

Bang Jeff berdecak. "Man, you're no fun. I mean, gue tadi 'kan udah cerita gue kapan. Bram juga udah, Wira juga..." ia lalu melirik sinis ke arah Bang Satria. "...Kalo lo mah nggak guna ditanya kayak apa juga nggak bakal ngasih tau"

Yang disindir yang tersenyum kalem.

"..sssso, all that is left is you, my man, Dodi Alamsyah." Bang Jeff menghampiri gue dan menepuk bahu gue ringan. "Tell us, when was it? When was your first time?"

"Udah jawab aja, Dod. Lumayan. Itung-itung hemat uang patungan sewa studio" Bang Wira menimpali dengan santai.

Gue yakin pada detik ini, telinga gue udah lebih merah daripada udang rebus. Ditambah dengan tatapan-tatapan kepo dari semua abang-abang gue ini, hangat yang menjalar di wajah gue pun makin terasa. Duh elah, kenapa gue jadi tengsin berat gini?

"Yaudah iya..." gue berujar dengan satu helaan nafas berat.

Seketika, gue bisa merasakan 4 tubuh beringsut mendekat ke arah gue—Bang Satria juga termasuk. Nah 'kan, ikut taruhan sih nggak, tapi kepo juga 'kan ini bapak-bapak satu.

Gue pun menarik nafas panjang. Yaudahlah, gue ceritain aja sekalian toh udah terlanjur bilang iya juga.

"...jadi, pertama kali itu..."

***

Kamar Alisha, Sehari sebelum UAS

"Dod, capek"

Gue yang tengah sibuk menulis catatan open note untuk UAS MPKT yang akan dilaksanakan besok pagi menoleh kala gue merasakan sebuah kepala tersandar di pundak gue. Alisha, dengan ikatan rambut yang telah berantakan sejak tadi membenamkan wajahnya di bahu gue sambil meghela nafas panjang.

#PacarAnakBandWhere stories live. Discover now