Foto Masa Kecil Satria

9.9K 1.2K 162
                                    

Salahsatu hal yang paling aku syukuri dari menjadi pacar seorang Muhammad Imam Satria adalah kesempatan untuk mengenal keluarganya.

Keluarga Satria kecil, hanya terdiri dari 4 orang yaitu ibunya, bapaknya, kakak perempuannya, dan Satria sendiri. Aku mengenal semua anggota keluarganya dengan baik semenjak kami mulai berpacaran 3 tahun yang lalu. Ibu Ratih, ibunya Satria, adalah seorang ibu rumah tangga dengan pekerjaan sampingan sebagai wirausaha-beliau berjualan baju-baju muslim dari rumah. Perempuan yang biasanya aku panggil dengan sebutan Ibu ini adalah anggota keluarga Satria yang paling dekat denganku, disusul dengan kakaknya Satria, Mbak Ratna, di posisi kedua.

Sejak Satria mengenalkanku kepadanya dulu, Ibu langsung secara nggak resmi mengangkatku jadi anak ketiga keluarga Satria, karena rupanya kami berdua memiliki kesamaan hobi yaitu bikin kue. Seringkali Ibu menghubungiku untuk sekedar bertanya soal resep kue yang baru dia lihat dari instagram (Ibu lagi senang main instagram dan follow-follow akun resep masakan belakangan ini). Terkadang kalau aku lagi main ke rumah, Ibu juga kerap mengajakku berkolaborasi di dapurnya untuk mempraktikkan resep kue terbaru yang ia temukan. Seru deh.

Kemudian ada Bapak Yusuf, bapaknya Satria, yang merupakan seorang pegawai negeri sipil di Kementrian Agama. Beliau juga menjabat sebagai ketua RT dan imam masjid di lingkungan setempat. Bapak Yusuf ini adalah salahsatu tokoh yang cukup disegani di daerah tempat Satria tinggal karena wibawa dan kebijaksanaannya sebagai ketua RT. Hampir semua orang mengenal sosok Bapak Haji Yusuf Abdullah. Makanya kalau kamu baru pertama kali main ke rumah Satria, nggak usah bingung nyari di GPS, langsung aja tanya sama warga sekitar, "Rumah pak haji Yusuf dimana ya?" nah nanti pasti langsung ditunjukkin atau bahkan dianterin sekalian sampai depan pagar.

Terakhir adalah Mbak Ratna. Kakak Satria satu-satunya ini juga cukup dekat denganku karena dulu ia ternyata adalah anak sanggar tari. Kalau kami bertemu, obrolannya pasti nggak jauh-jauh deh dari dunia menari; mulai dari pengalaman dia yang udah menari kemana-mana (Mbak Ratna pernah mewakili Indonesia dalam festival tari internasional di Korea lho), suka dukanya di sanggar, tips dan trik, curhatan soal anggota sanggarnya yang lain... macem-macem deh. Sayangnya, Mbak Ratna udah nggak tinggal di rumah sejak setahun terakhir. Dia pindah ke Medan bersama suaminya yang dapat penugasan di sana, dan akan stay di ibu kota Sumatra Utara itu hingga 2 tahun ke depan.

Ini juga yang jadi bikin kedatanganku ke rumah Satria selama setahun terakhir jadi hal yang sangat dinanti oleh Ibu dan Bapak. Terutama Ibu sih yang mengaku kesepian di rumah sejak Mbak Ratna pindah.

"Ki, Ibu tuh seneng banget kalau Kinar main ke sini. Habisnya di rumah sepi. Ratna di Medan, Satria pulang kampus seringnya malam. Bapak aja masih mending sore terkadang sudah di rumah tapi kalau lembur ya malam juga. Ibu paling cuma ngobrol sama Bi Asih. Haduh bosen Ibu tuh kadang" begitu ujar beliau suatu hari. BTW, Bi Asih itu asisten rumah tangga keluarganya Satria yang sudah bekerja di situ sejak Satria masih bayi.

"Sering-sering aja lho Kinar main ke sini. Anggep aja rumah sendiri. Toh Ibu sama Bapak juga sudah anggap Kinar sebagai anak sendiri"

Hehe. Aminin aja ya guys.

Maka itu, di hari Sabtu yang cerah ini aku memutuskan untuk main ke rumah Satria. Sekalian nganter oleh-oleh buat Ibu sama Bapak Yusuf, dari Ayahku. Dia baru balik abis dinas dari Cina 2 hari yang lalu soalnya.

"Mau aku jemput ke rumah nggak?" tanya Satria via telepon saat aku tengah bersiap-siap.

Kusemprotkan parfum ke pergelangan tangan dan tengkuk, sementara ponsel aku biarkan dalam mode loudspeaker. "Nggak usah, aku bawa mobil aja nanti. Ibu sama Bapak ada di rumah kan hari ini?"

"Ada. Bapak lagi mandiin burungnya tuh di depan. Ibu baru beres bungkusin pesenan baju sama Bi Asih. Mau ngomong?"

Aku terkekeh. Ku ikat rambutku menjadi satu kuncir kuda longgar sebagai sentuhan terakhir. "Nggak, nanti aja di rumah ngobrolnya. Ya udah aku otw dulu ya, Sat. See you"

#PacarAnakBandWhere stories live. Discover now