Bonus Chapter: Selamat Ulang Tahun, Wira

7.4K 958 229
                                    

"Wira"

"Mm..."

"Wira bangun dulu, Nak"

"Hmm"

"Wira, ayo bangun"

"Mhm.."

"Wira, sebentar aja ayo. Bangun dulu."

Gue membuka mata dengan berat hati hanya untuk mendapati nyokap yang sudah duduk di sisi kasur gue. Jam berapa sih sekarang? Perasaan alarm gue belum juga bunyi, kenapa udah dibangunin aja. Dan lagi, kayaknya di luar masih gelap, nyokap tau nggak sih hari ini kelas gue cuma siang doang?

"Ada apa, Ma?" gue bertanya seraya menguap dan meregangkan tubuh yang masih belum bangun sepenuhnya.

"Ada temen-temen kamu di depan tuh, samperin dulu gih"

Mendengarnya, otomatis dahi gue pun terkerut. Hah? Temen-temen? Ngapain pada ke sini tengah malem buta? Dibolehin masuk pula sama nyokap?

"Hey, lupa deh kamu pasti" Mama tersenyum lembut melihat gue yang tampak kebingungan. "Duh, anak Mama ini, ganteng-ganteng tapi ulang tahun sendiri lupa"

Ulang—what?

Setengah bergegas, gue pun beringsut untuk meraih ponsel dan melihat tanggal yang tertera di layarnya. 01:00 AM. 28 April.

Lah, iya juga. Gue ulangtahun ya hari ini?

"Oh... iya. Hehehehehehehe" gue pun tersenyum lebar ke arah Mama, sebuah tindakan yang beliau balas dengan mengacak-acak rambut gue ringan. "Makasih ya, Ma"

"Lho, Mama 'kan belum ngucapin?"

"Lah tadi apa dong?"

Mama tertawa. "Iya, iya. Selamat ulang tahun ya anak Mama yang paling ganteng. Semoga kuliahnya lancar, apa yang kamu pengenin tercapai, dan semua cita-cita kamu terwujud"

Gue lagi-lagi kembali tersenyum lebar sebelum memeluk Mama dengan erat. "Makasih, Mama"

Mama terkekeh pelan. "Kue dari Mama sama Papa nyusul ya, nungguin Kakakmu sampe sini dulu. Besok pagi paling dia sampai"

Kembali, Mama membuat gue mengerutkan dahi dengan bingung. "Eh bentar, bentar. Kak Kian balik, Ma?"

Kak Kian ini Kakak gue by the way, dia sekarang tinggal di Jogja dan udah kerja jadi arsitek. Kak Kian terbilang cukup sering bolak-balik Jogja-Jakarta, apalagi kalau lagi ada acara-acara tertentu kayak ultah Mama, ultah Papa atau ya ultah gue ini, misalkan. Cuman tetep aja gue kaget dikit, Kakak gue ternyata niat juga balik ke Jakarta cuma demi ngerayain ultah gue.

Hahaha. Jadi tersanjung.

"Iya, katanya sih sekalian cuti long weekend. Senin libur 'kan? Sebenarnya seharusnya Mama nggak bilang-bilang kamu sih, soalnya Kakakmu itu mau bikin surprise. Tapi yaudalah nggak apa. Nanti pas dia dateng kamu pura-pura kaget aja ya" Mama tertawa dan gue pun mengikutinya.

"Yee si Mama"

"Udah, udah. Tuh, temen kamu kasian nunggu di depan kelamaan. Samperin dulu gih" ujar Mama seraya bangkit dari kasur gue dan melangkah menuju pintu.

"Siapa sih, Ma, yang dateng?" gue bertanya sebelum melangkah mengikutinya ke luar kamar.

"Temen-temen band kamu itu... siapa namanya tuh?"

"Enam Hari?" gue mengangkat alis.

"Iya, siapa aja tuh namanya? Duh, Mama lupa. Mama cuma inget yang tinggi kurus kacamataan itu—Jeff ya?"

"Iya, Jeff. Ada Bram, Satria, sama Dodi juga, Ma"

"Nah itu dia," ujar Mama kemudian berhenti tempat di ambang dapur. "Tapi kayaknya Mama juga liat cewek deh di situ tapi Mama nggak familiar sama mukanya. Temen kamu, Wir?"

#PacarAnakBandWhere stories live. Discover now