14. The Seed

5.4K 565 121
                                    

halo... semua sehat kah??

.

.

.

Author POV

Bersama dengan Marie, pelayan dari kediaman Duke Alpheus yang selalu mendampinginya, Jennette berdiri di tengah kerumunan orang-orang yang menunggu di taman kota.

Hari ini adalah hari pertama dari festival akhir tahun. Dan untuk pertama kalinya Jennette diizinkan untuk menonton parade tersebut.

"Nona, tolong jangan jauh-jauh. Anda bisa menunggu di tempat yang sudah disediakan untuk para bangsawan di sana." Pelayannya datang mengingatkan ketika ia sudah berada di tengah kerumunan.

Ijekiel dan pamannya tidak di sini sekarang. Mereka berdua dan keempat keluarga duke lain akan mengantarkan kepergian pawai keluarga kekaisaran dari istana. Hanya penerus dan kepala keluarga yang diizinkan untuk mendampingi pawai, keluarga bangsawan lain dipersilahkan untuk menonton di tempat yang sudah disediakan yaitu di balai kota. 

Jennete menggeleng dengan semangat, "Tapi aku ingin melihat lebih dekat. Kalau dari sana aku tidak akan bisa melihat Tuan putri."

Dengan keras kepala, Jennette berusaha menyelinap di antara para penonton yang sangat antusias sekarang. Tanpa perlu usaha berarti, ia dapat mendengar percakapan dari orang-orang disekitarnya. 

"Aku sudah tidak sabar melihat Putri Athanasia secara langsung!"

"Kudengar dari orang-orang yang melihatnya di toko Countess Rossie kalau ia sangat cantik bagaikan peri. Jauh lebih cantik dari pada yang kita lihat di batu rekaman yang disebarkan dulu."

"Ia juga sangat rendah hati dan lembut pada anak anak. Syukurlah kekaisaran ini memiliki putri sepertinya!"

"Putri Athanasia adalah putri yang sungguh menawan!"

Jennete tersenyum senang, entah mengapa ada rasa kebanggaan tersendiri ketika mendengar nama saudarinya itu dielu elukan masyarakat. 

Putri Athansia sangat di cintai di negeri ini. Ia begitu di kasihi dan juga diidolakan oleh rakyat. Orang orang istana sangat membanggakannya dan Yang Mulia Claude pun juga sangat mencintainya. 

Rasanya Jennete menjadi tidak sabar, apakah kalau ia juga rumbuh dan tinggal di istana, ia juga akan mendapatkan cinta dan kasih sedemikian rupa?

"AH ITU DIA! ROMBONGAN YANG MULIA DATANG!"

Seseorang berteriak di tengah kerumunan.

Dengan cepat Jennette kembali berdesakan hingga berhasil berada di barisan paling depan kerumunan.

Dari arah kanan, dapat dilihatnya rombongan dengan belasan kuda milik para ksatria yang mengawal Yang Mulia Claude.

"YANG MULIA!"

"PUTRI ATHANASIA!!"

"TERIMA KASIH TELA H MEMBAWA KEDAMAIAN DI KEKAISARAN INI!!"

"HIDUP YANG MULIA CLAUDE!!"

"TUAN PUTRI!! ANDA SANGAT CANTIK"

Suara sorakan semakin membahana ketika kereta kuda utama terlihat di depan mata mereka.

Kereta kuda mewah dengan hiasan berupa bunga-bunga putih terlihat begitu menakjubkan. Bagaikan lukisan dari dunia khayalan, tidak! Bahkan sepertinya tidak ada orang yang dapat membayangkan pemandangan seindah ini.

Di sana Putri Athanasia tersenyum dengan manis sambil melambaikan tangannya menyapa para rakyat. Menggunakan pakaian formal sebagai lambang kekaisaran, ia sungguh cantik dengan hiasan bunga-bunga putih yang serupa dengan bunga yang menyelimuti kereta kuda. Di sampingnya Yang Mulia Claude duduk dengan tenang tampak begitu gagah.

PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VERWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu