2. Sneak Out

7.3K 747 107
                                    

.

PER..

PART 2 YUHUUUU

.

.

.

Klotak klotak... surara langkah kaki kuda yang kunaiki terdengar berirama. 

Salah satu hal yang kusuka ketika berkuda adalah sudut pandangku yang jauuh lebih tinggi dari biasanya. Angin sepoi-sepoi juga tidak lupa menerbangkan helaian rambutku yang diikat satu. Jalanan di hutan istana yang rata, ditutupi oleh bayangan pohon-pohon yang rimbun. Hari yang begitu pas untuk berkuda. 

"Lewat sini, Tuan Putri." Panggil Felix yang berkuda beberapa meter di depanku. Dengan tenang, aku mengarahkan kuda putih yang kutunggangi mengikuti Felix. 

"Anda semakin mahir dalam berkuda, hebat sekali Tuan Putri!" Felix memujiku. 

"Hehe.. ini berkat Felix yang mau mengajariku."

"Jujur saja, saya terkejut ketika dulu anda meminta belajar berkuda pada yang mulia. Tidak banyak gadis bangsawan yang mau belajar berkuda di kekaisaran."

"Yah, kupikir akan menyenangkan kalau bisa berkuda."

Dan alasan lainnya adalah karena aku ingin mengenakan celana.  Aku yang dulu tidak pernah memakai rok kecuali ketika sekolah dan selalu menggunakan celana yang nyaman untuk bekerja tentu merindukan sensasi yang berbeda dari gaun-gaun indah yang kini selalu ku pakai. 

Beberapa bulan lalu, aku meminta izin untuk belajar berkuda. Dan seperti biasa, Papa tidak mengizinkanku, katanya terlalu berbahaya. Setelah cukup lama merayunya, akhirna aku mendapat izin dengan syarat ditemani langsung oleh Felix. 

Padahal ada banyak tutor di istana, tapi sepertinya memang tidak ada orang yang lebih dipercaya oleh Papa untuk hal ini selain Felix. 

Sebenarnya ada sedikit kecelakaan ketika aku pertama kali belajar berkuda, untunglah Lucas yang awalnya datang untuk mengejekku itu berakhir menyelamatkan nyawaku. Tidak ada yang tahu rahasia ini selain kami bertiga. Untuk kejadiannya, itu adalah cerita yang lain lagi, untuk sekarang aku tidak ingin mengingatnya. 

"Bagaimana kalau kita istirahat dulu, Tuan Putri."

"Ah benar juga," aku baru sadar kami sudah berkuda cukup lama. 

Felix mengarahkanku ke pohon besar yang cukup rindang. mengikat kudanya pada salah satu pohon kecil di dekat sana kemudian membantuku turun dari kuda yang cukup tinggi.

"Bagaimana dengan kelas anda akhir-akhir ini, Tuan putri. Saya dengar anda menjadi cukup sibuk akhir-akhir ini."

"Biasa saja. Kesibukanku tidak akan mengalahkan Papa kan?"

"Haha.. anda benar. Tapi siapa sangka anda sudah mulai mengambil kelas peneglolaan istana di umur yang masih belia." 

"Eh? Bukankah aku sudah di umur yang pas?"

Kudengar pewaris gelas bangsawan biasa mendapatkan pendidikan seperti ini sejak mereka debut di dunia sosial. Apa ini berbeda karena aku adalah keluarga kekaisaran?

"Mungkin karena istana tidak memiliki permaisuri, jadi ini terasa cukup cepat."

Ah. Kurasa aku mengerti apa yang Felix maksud. Berbeda dengan rumah bangsawan yang dikelola oleh pewaris, kelas pengelolaan istana biasa didapatkan oleh calon permaisuri beberapa bulan sebelum menikah dengan kaisar, atau perempuan yang menikahi putra mahkota dan menjadi putri mahkota. Jadi biasanya itu adalah wanita di umur 20 tahunan.

Tapi itu kondisi jika pewaris kaisar adalah laki-laki. 

Untuk saat ini, pewaris takhta di peringkat pertama adalah aku. Sudah sepantasnya aku dipersiapkan untuk menjadi penerus. Dan seharusnya selama aku mendapat pendidikan sebagai pewaris, istana tetap di bawah kewenangan permaisuri. 

PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VERWhere stories live. Discover now