54

2.2K 265 22
                                    


Double upp..

.

.

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

"Maksudmu?"

"Sudah waktunya Taetae pergi. Tugas Taetae sudah selesai disini." Dengan manik polos itu Taetae tersenyum manis pada Taehyung.

"Kenapa harus pergi? Taetae bisa bergantian dengan Taehyung hyung disini. Hyung akan sangat senang jika Taetae menemani hyung disini." Taetae menggeleng pelan dengan semua bujukan yang Taehyung lontarkan.

"Mereka menunggu hyung. Ayah, Suga hyung dan Jimin. Mereka menunggu hyung bangun. Taehyung hyung harus segera kembali." Taehyung menggeleng pelan.

"Tidak sebelum Taetae ikut dengan hyung juga." Taetae terdiam.

"Ikuti lorong cahaya itu untuk kembali hyung. Selamat tinggal hyung. Taetae menyayangi Taehyung hyung. Titip salam untuk ayah dan yang lainnya. Terimakasih." Taehyung perlahan memudar bak kertas yang terbakar dan tinggal abu.

"Taetae, tidak. Kau harus ikut hyung. Taetae!"

Percuma saja. Percuma saja Taetae berteriak karena nyatanya Taetae kecilnya sudah benar-benar pergi dan tak akan kembali lagi.

Dengan langkah berat Taehyung perlahan berjalan menyusuri lorong cahaya yang tak berujung itu.

.....

"Bagaimana ini Yoon? Taetae..."

"Semua akan baik-baik saja paman. Taehyung anak yang kuat. Taehyung akan segera sadar." Jimin dan Yoongi mencoba menenangkan sang paman yang sudah mereka anggap seperti ayah mereka sendiri.

Hari ini terhitung dua hari Taehyung tertidur. Padahal hanya demam biasa, tapi Taehyung sampai sekarang belum tersadar dan denyut jantungnya perlahan mengalami penurunan. Jeon Sora, Ibu Taehyung, juga ikut menjenguk dan menjaga sesekali. Karena insiden ini, keluarga Jeon menginap di hotel untuk beberapa saat.

Ayah Kim dan yang lainnya jug tak protes dengan adanya keluarga Jeon. Karena bagaimana pun, Jeon Sora tetaplah ibu kandung Taehyung.

"Beristirahatlah dulu. Biar aku dan Jungkook yang menjaga Taehyung." Ucap Jeon Sora pada ayah Kim.

"Tidak apa. Aku akan istirahat nanti."

"Tidak ada bantahan. Kau tampak buruk, tidurnya sebentar dan serahkan Taehyung padaku. Aku tak ingin mengurus dua orang sekaligus." Jeon Sora mulai kesal dengan mantan suami yang keras kepala itu.

"Bu, Kookie ke kantin sebentar ya. Beli susu pisang." Jeon Sora mengangguk pelan dan Jungkook pun keluar.

"Tidurlah sebentar. Jangan membuatku merasa bersalah lebih dari ini. Kumohon."

Akhirnya ayah Kim menuruti permintaan mantan istrinya untuk beristirahat sebentar.

"Bangunkan aku jika terjadi sesuatu."

"Mnn."

Tak perlu menunggu lama, ayah Kim akhirnya tertidur hingga mendengur halus. Ibu Taehyung duduk disamping ranjang putranya dengan tenang. Membersihkan tubuh anaknya dengan handuk yang sudah ia basahi dengan air hangat.

Diusapnya pelan wajah dan tangan sang anak dengan telaten tanpa banyak bicara. Setelah selesai, disisirnya rambut Taehyung dengan pelan.

"Kau tumbuh sangat cepat dan kuat Tae. Ibu bangga padamu. Maafkan ibu ya? Karena ibu, kau mengalami waktu-waktu yang sulit. Karena ibu, kau menjadi seperti ini. Karena ibu...maafkan ibu nak. Sungguh maafkan ibumu yang bodoh ini. Maafkan ibu dan cepatlah bangun."

Jungkook yang mendengarnya hanya bisa terdiam. Entah sudah berapa lama ia berdiri di depan pintu itu sembari mengenggam dua botol susu pisang di tangannya.

"Ibu.." panggilnya pelan. Ibu Tae dengan segera menghapus jejak airmatanya.

"Iya, sayang? Kau sudah dapat susu pisangnya?" Jungkook mengangguk pelan dan mendekati sang ibu.

"Ibu, Taehyung hyung akan baik-baik saja kan?"

"Ibu pikir begitu sayang. Taehyung hyung mu itu sangat kuat. Semoga kau bisa menjadi orang seperti hyungmu itu ya dan maafkan ibu juga." Jungkook menggeleng pelan.

"Tidak. Ibu tak perlu meminta maaf pada Kookie. Itu sudah berlalu. Taehyung hyung pasti juga akan memaafkan ibu. Karena Taehyung hyung sangat sayang dengan ibu." Ibu Tae mengangguk pelan dan tersenyum pada anaknya yang meski tak ia lahirkan.

....

"Eugh.."

Jungkook dan ibunya terkejut mendengar desahan pelan dari mulut Taehyung.

"Ibu. Taehyung hyung.."

"Panggilkan dokter segera Kook." Jungkook berjalan cepat menuju ruang dokter. Sedangkan Ibu Tae sudah membangunkan Ayah Kim dengan pelan. Dengan segera ayah Kim terbangun.

Dokter datang dan memeriksa keadaan Taehyung yang masih berusaha keras membuka matanya.

"Pelan-pelan saja nak." Ucap sang dokter. Ayah Kim dan yang lain masih terdiam karena tak ingin mengangguk kerja si dokter.

"Ayah.." ucap Taehyung lirih.

"Ayah disini Tae. Ayah disini." Ayah Kim segera menggenggam tangan sang anak.

" Bagaimana keadaannya dok?" tanya Ibu Tae.

" Tubuhnya kembali membaik. Demamnya perlahan turun. Dengan istirahat lebih lama, ia akan membaik." Jelas sang dokter.

"Terimakasih dok." Sang dokter lalu keluar dari kamar rawat itu.

"Ayah.. Jimin.. dimana?" tanyanya pelan.

"Dia sedang di kafe. Nanti akan ayah kabari untuk segera kemari. Yoongi juga sedang dalam perjalanan."

"Ibu.." panggilnya lirih pada sang ibu yang sedari tadi berdiri agak jauh dari ranjang itu. Ayah Kim meminta Ibu Tae mendekat.

"Ibu.. maafkan Taehyung." Ibu Tae menggeleng pelan.

"Tidak. Ibu yang minta maaf. Ibu yang salah. Maafkan ibu, Tae. Karena ibu.." Taehyung menggeleng pelan.

"Tidak. Ibu tidak salah. Maaf karena Taehyung, Ibu dan ayah harus berpisah. Maafkan Taehyung dan terimakasih karena masih menganggap Taehyung anak ibu." Ibu Tae mengangguk pelan dan entah sejak kapan ia dibanjiri air mata.

"Jangan menangis bu. Taehyung sudah bangun. Jadi tersenyumlah." Taehyung mencoba menggapai pipi sang ibu.

Ayah Kim dan Jungkook yang melihatnya hanya bisa tersenyum pelan.

"Taehyung hyung.." Jungkook memberanikan diri untuk memanggil hyungnya.

"Kookie? Kemarilah." Pinta Taehyung dan Jungkook mendekat.

"Hyung.. Kook—"

*Cklek

"Taetae!.."

.

.

.

Sampai jumpa Good Reader^^

Still Have Me (Complete.)Where stories live. Discover now