33

2.2K 265 10
                                    


balik lagi bersama author..

.

.

sebelumnya author mau minta maaf karena sering lama up nya 

dan juga jarang banget buat jawaban komenan good reader.

.

tapi author selalu baca dan nunggu komenan dari good reader semua. 

.

.

seneng rasanya bisa muasin hasrat baca dari good reader semua, ya meskipun jarang banget bisa up rutin.

.

jangan lupa komenin ceritanya kalau misal ada masukan. 

author bakal dengerin semua masukan dari good reader dan bikin cerita ini lebih baik lagi. terimakasih semuanya ^^

.

.

tanpa perlu basa basi lagi

.

Happy reading good reader

.

.

Pagi ini Yoongi dan Seokjin tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk adik-adik mereka. Dilihat Hoseok tengah mandi dan Namjoon sendiri sedang membaca buku. Jimin dan Taehyung masih belum keluar dari kamar. Yoongi pikir mungkin kedua adiknya sedang lelah atau mandi.

"Hyung, ada susu?" tanya Jimin tiba-tiba

"Ada Jim. Di kulkas, ambil saja. Untuk siapa?" tanya Yoongi yang menghentikan acara memotong sayur dan buah.

"Untuk Taehyung" Yoongi mengernyitkan dahinya

"Taehyung? Maksudmu?" Jimin mengangguk pelan. "Aku kembali ke kamar dulu hyung. Sarapanlah duluan, nanti aku dan Taehyung menyusul" Jimin berlalu menuju kamarnya.

"Maksud Jimin, Taehyung sudah keluar?" tanya Namjoon yang ternyata mendengarkan percakapan kakak beradik itu. Yoongi pun mengangguk singkat dan kembali pada acara memotongnya.

Ditempat lain, Jimin dan Taehyung masih duduk terdiam di ranjang. Taehyung mendapati kepalanya pening setelah bangun tidur. Itulah kenapa Jimin membawakannya susu hangat namun belum juga Taehyung minum.

Jimin dengan setia menunggu Taehyung membuka suaranya setelah seharian kemarin digantikan Taetae kecilnya. Diedarkannya pandangan ke seluruh ruangan. Taehyung paham, itu bukan kamarnya ataupun kamar Jimin dan Yoongi yang jelas. Jadi bisa ia simpulkan, Taehyung dan yang lainnya sudah sampai di Jepang sekarang.

"Apa yang lain juga ikut Jim?" akhirnya Taehyung membuka suaranya. Jimin mengangguk pelan.

"Iya, semuanya sedang di dapur. Kau ingin sarapan bersama?" ajaknya.

"Aku akan mandi dulu kalau begitu" Taehyung perlahan turun dari ranjang diikuti dengan Jimin

"Aku bisa sendiri Jim. Tak perlu membantuku mandi. Dasar mesum." Ucap Taehyung yang berlalu ke kamar mandi meninggalkan Jimin yang terdiam karena ucapan adiknya yang membuatnya kesal itu.

Setelah 15 menit mandi, Taehyung keluar menuju meja makan yang sudah terisi oleh semua sahabatnya.

"Pagi Tae, tidur nyenyak semalam?" tanya Seokjin yang duduk diantara Hoseok dan Namjoon. Taehyung pun duduk di sebelah Jimin yang tengah mengoleskan selai pada roti untuk Taehyung.

.

.

"Kita akan kemana untuk hari ini?" tanya Hoseok disela-sela acara makan mereka.

"Kau sendiri ingin kemana Tae? Hyung berencana mengajakmu melihat rusa di pulau sebelah, tapi jika kau tak ingin kita bisa pergi ke tempat lain" jelas Yoongi. Taehyung yang ditawari berpikir sejenak.

"Aku iku saja hyung. Asal tidak ke tempat 'itu' "

Seketika ruang makan itu hening, mereka paham apa yang Taehyung maksud dengan 'tempat itu'. Jimin yang merasa atmosfer ruang makan sedikit terasa berat itu akhirnya berujar.

"Kalalu begitu kita melihat rusa untuk hari ini setelahnya ke pameran, Okey? Ku dengar ada pameran yang dibuka selama festival, kau bisa melihatnya sebagai referensi melukismu yang selanjutnya" jelas Jimin yang dibalas anggukan pelan oleh Taehyung.

Cukup masuk akal memang. Kota itu adalah kenangannya bersama kedua orangtua Taehyung. Taehyung sebenarnya tak terlalu suka mengunjungi kota itu lagi. Ia hanya tak ingin merasa sakit lagi. Sudah cukup untuk melihat perceraian kedua orangtuanya dan mengetahui bahwa sang ibu sudah menikah lagi.

Ditambah lagi Taehyung sekarang hidup di apartemennya sendiri yang sudah jelas sang ayah tak lagi berkunjung atau sekedar mengirimkannya pesan. Mungkin sang ayah sudah menikah lalu memiliki keluarga kecil di luar sana dan melupakan anak semata wayang mereka.

Mungkin saja. Hal seperti itu bisa saja terjadi, kan? Dia ingin sekali tak mempercayai pemikirannya yang sialnya begitu membebani dirinya. Tapi mau bagaimana lagi. Ayahnya memang sudah tak pernah menghubunginya lagi meskipun uang yang ia kirim masih cukup rutin.

Tapi Taehyung tak butuh uang ayahnya. Ia bisa mencari uang dengan tangannya sendiri. Bahkan jika dihitung-hitung, uang hasil lukisan yang ia buat sudah cukup untuk membeli satu apartemen untuk dirinya.

Ia benar-benar tak butuh uang sang ayah. Ia hanya butuh sang ayah hidup bersamanya dan melihat sang anak tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan juga hebat itu. Taehyung sangat ingin membuat sang ayah bangga. Ia sangat ingin melihat sang ayah menatapnya bangga karena prestasi yang ia buat. Taehyung hanya ingin itu.

Bolehkah? Bolehkan Taehyung meminta permintaan sederhana itu? Meminta sang ayah kembali bersama dan hidup dengan tentram di rumah kecil mereka.

Bolehkah? Bisakah?

Still Have Me (Complete.)Where stories live. Discover now