23| Peluk Untuk 360 Jam Yang Terlewat

Mulai dari awal
                                    

"Oh, cuma salam?" Sahut gadis itu tanpa minat.

Menyadari sikap neh dari gadisnya. Senja memutar dagu gadis itu untuk menatapnya dan bertanya, "Emang apa lagi? Eh, tunggu kok cemberut?"

"Bosen.. bosen.. boseen kamu suruh aku jadi makhluk rebahan?" dumel Shanum.

"Maaf, lama ya nunggu. Tadi ada tiga matkul jadi pulangku jam segini--siang. Aku aja langsung pulang karena kepikiran kamu terus," jawab Senja dengan nada lembut dan tatapan teduh. Tidak lupa mengusak rambut gadis itu penuh kasih.

Gadis itu akhirnya tersenyum sembari merapikan rambut Senja. Shanum menceletuk, "Uluh uluhh! Senja, aku sebenernya kemarin belum sempet ijin pas pergi ke sini. Qia doang yang tahu."

"Kabur lagi?" Dahi Senja berkerut.

Shanum menggeleng pelan"Nggak. Makanya sekarang kuta video call Papa Mama sama Eyang ya?!"

"Iyaa, hubungin aja. Ini mie telurnya dimakan!" Titah Senja membuka semangkuk mie dan menyuapkan ke gadis itu.

"Assalamualaikum. Mama sama Papa lagi apa?" Tanya Shanum saat nampak kedua orang tuanya tengah duduk bersana di ruang keluarga

"Nonton tv, Sayang! Kamu di Jogja ya? Kok berangkatnya nggak bilang dulu."

"Hehe maaf! Takut Mama sama Papa nggak ijinin,"

"Di sana sama siapa? Sama Senja?"

"Iyaa ini orangnya. Say hello ke calon mertua," ujar Shanum menghadapkan kamera depan ke muka Senja.

"Halo, Tante sama Om sehat? Ini anaknya lagi Senja jagain." Balas Senja memamerkan gigi-giginya-- tengil seperti biasa. Lalu menyuapkan sesendok penuh mie ke mulut gadisnya.

"Udah suap-suapan aja!"

Cibiran dari dua orang tuanya membuat mereka tersenyum kikuk. Namanya juga anak muda pacaran pasti masih manis-manisnya. Shanum membungkam mulut Senja saat cowok itu mau berceloteh.

"Oh ya, Eyang dimana?" Tanya Shanum mendadak

"Ada, mau ngobrol?"

"Boleh,"

Kamera yang sedang dibawa Mama berjalan menuju wanita dengan rambut putih sedang duduk di teras depan. Shanum mengajaknya berdialog, "Halo eyang? Eyang aku sama Senja nih."

"Iyaa, Sayang. Nak Senja tolong jagain cucu Eyang. Eyang juga minta maaf pernah misahin kamu sama Shanum. Tapi eyang sadar kalian memang ditakdirkan bersama. Dan perihal Ibumu..." kalimat wanita itu terhenti.

"Senja tau kok Eyang. Bukan Eyang, bukan juga Shanum. Makasih Eyang udah ngasih kepercayaan buat senja," jawab Senja menatap wanita itu kembali tersenyum setelah senpat menunduk dengan sesal.

"Eyang udah dulu ya. Bentar lagi Shanum pasti pulang ke Jakarta kalau rindunya udah habis," ujar Shanum melambaikan tangan dan mengecup Eyang dari kejauhan. Lalu mematikan sambungan itu

"Habis makan siap-siap ntar sore jam empat aku ajak ke suatu tempat," kata Senja meletakkan bungkus mie dari tangannya. Mengecup singkat dahi gadis itu. Lalu pamit pulang ke kosnya. Shanum hanya bisa ternganga di tempatnya, "Orang apa setan?! Mirip Jelangkung aja,"

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang