2| Apa Kabar?

265 27 8
                                    

NOW PLAYING MENUNGGU--ANJI

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER DUA | APA KABAR?

        Fajar yang terbit pada hati yang terbersit rasa cemburu tak beralaskan. Apa kabarmu?
Ada yang hilang, ada yang dicuri orang.

***

Gadis itu berjalan melewati lorong-lorong yang ada di gedung saatra. Gedung sastra terdiri dari 5 lorong utama yang masih bercabang dengan 5 bangunan untuk para anak sastra dari lima bahasa. Dengan langkah gontai, dia menghembuskan napas, memegang erat bukunya dan mulai melangkah masuk. Tidak semua respon tentang anak baru itu bagus, tertangkap beberapa pasang mata yang mengernyit penuh penilaian. Shanum merasa risih. Gadis itu langsung duduk di bangku kosong yang ada dan memainkan ponsel.

"Hai, kamu anak baru?" Tanya gadis dengan kalung salib yang menggantung di leher jenjangnya.

"Bukan sih, sebenarnya aku telat masuk karena sakit," ujar Shanum canggung.

"Kenalin aku Maria. Kamu?" Gadis itu bertanya.

"Shanum!"

Seorang perempuan paruh baya datang sambil berbicara dalam bahasa aneh yang tidak dia mengerti. Lagi-lagi Shanum menghela napas berharap nyawanya kali ini selamat.

Mengenai mimpi, Shanum suka berimajinasi dari kecil dan suka menggambar. Gambarannya terbilang bagus. Dia sering mrnjadk buruh gambar untuk trman-temannya, namun mimpi itu harus dilepaskan karena orang tuanya lebih setuju dia belajar bahasa inggris. Katanya, 'menjadi seniman tak bisa menjamin
kehidupan'.

Gadis itu pun berpikir bahwa mungkin bahasa inggris bisa membawanya berkeliling Eropa dengan sebuah beasiswa.  Namun bahasa inggrisnya belum sebagus itu. Sebenarnya bisa saja dia pergi dengan uang bokap tapi Shanum ingin sukses dengan tangan dan perjuangannya sendiri.

"Okey, student! Please work in pairs and make a conversation about this chapter!" Titah dosen itu.

She was feeling so bad at that time. Tiga matkul berakhir tepat pukul 12.00 WIB. Membuat telinganya panas dan otaknya mendidih. Perutnya juga lapar.

Sejenak dia pergi ke kantin dan membeli makan. Duduk di meja kosong yang ada. Tidak lama Qia muncul dari lorong. Mereka memang berada di satu gedung yang sama.

"Sye! Lo tau nggak gue seneng banget ketemu kating cogan di fakultas teknik. Ganteng banget!"

"Ah, cogan mulu yang dipikirin,"

"By the way, gimana hari pertama lo ngampus? Enak nggak? Udah ada yang naksir belum? Kalau belum, gue kenalin sama temen gue,"

"Gue makan bukan mau kenalan sama cogan,"

"Perihal Senja gimana lu sama dia?"

"AMBYAARR!! PUAS LU!"

Qia tertawa terbahak-bahak lalu terdiam. Tetapi Shanum beranjak pergi untuk kelas selanjutnya.

TAS [4] SHANUM (END)Where stories live. Discover now