3| Rehat

281 22 3
                                    

NOW PLAYING REHAT--KUNTO AJI

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER TIGA| REHAT

Ketika semua masalah datang untuk berkawan. Hanya ada dua pilihan ditengah tangisan. Menyerah atau bertahan? Adakah pegangan juga sandaran? Yang sakit dan lelah hanya butuh rehat bukan penghakiman.

***

Gama berputar-putar mencari gadis itu hingga dia menemukan sosok itu berdiri tepat di lantai tiga gedung psikologi yang terbengkalai. Dengan cepat cowok itu menaiki tangga dan berharap gadis di atas sana tidak melakukan sesuatu yang buruk. Napasnya terengah. Gama menarik gadis itu dan menyimpannya dalam pelukannya yang erat. Tangis gadis itu pecah seketika. Semua rasa sakit yang dia tahan membuncah.

Gama menghela napas, menenangkan jantungnya yang serasa mau putus saja. Telat sedetik saja, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan Shanum lakukan. Dia bersyukur tidak terjadi apa-apa.

"Gue lelah Gaam... Gue lelahh. Senja ninggalin gue dan semua masalah datang serasa bikin gue depresi," ujar Shanum ditengah tangisannya.

"Sssshhtt... ada gue! Lo lupa kalau gue janji bakal jagain lo entah ada Senja ataupun ngga," Gama mencoba menenangkan gadis itu. Mengelus pelan punggung rapuh itu.

"Sakit Gaam. Lo tau, gara-gara tugas itu gue diancem sama senior tadi. Salah gue apa coba?!"

Cowok itu masih tenang, "Ssshhtt... mending sekarang kita tenangin diri lo dulu,"

Shanum mengangguk, masih dengan pundak naik turun karena tersedu. Gama menopang kedua lengan gadis itu agar bisa berjalan. Tidak hanya hatinya saja bahkan fisiknya ikut melemah.

Gama memasangkan helm ke puncak kepala gadis itu lalu menyuruhnya untuk berpegangan dan bersandar di punggungnya. Gadis itu begitu lelah, sangat lelah. Dia merasa butuh istirahat sejenak sebelum kembali melangkah.

Mereka berdua meninggalkan halaman Universitas Indonesia dan membelah jalanan yang padat guna menetralisir penat dan mengalihkan perhatian. Gama hendak membawa Shanum ke suatu tempat.

Setelah beberapa puluh menit mereka sampai di sebuah cafe. Gama tahu bahwa gadis itu membutuhkan energi agar dapat berjuang lagi.

Gama melepaskan helmnya dan timbul kernyitan di dahi Shanum. Cowok itu mengulurkan telapak tangannya tapi gadis itu tak juga menyambutnya.

"Kok kesini?"

"Ga mau? Ga laper emang? Jadi, tawaran gue ini ditolak?" Sergah Gama dengan serentetan pertanyaan.

"Ish, bukan gitu maksud gue,"

"Please, jangan tolak gue. Gue ngelakuin ini buat lo karena kesehatan lo tuh yang terpenting. Dengerin gue, kalau lo maksain diri lo cuma ngehancurin diri sendiri. Di kondisi kaya gini gimana lo bakal berjuang," kata Gama dengan nada sedikit naik.

Gadis itu tersenyum, menatap manik legam sahabatnya lalu menerima uluran tangan cowok itu.

"Nah, gitu dong!" Seru Gama senang.

TAS [4] SHANUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang