4 | Kejutan

378 23 2
                                    

NOW PLAYING JADI AKU SEBENTAR SAJA-- JUDIKA

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER EMPAT| KEJUTAN

Fajar memancar menyambutku di pagi hari bukan Senja yang memancar meninggalkanku di sore hari. Lantas datang dari siapa semua kejutan tanpa nama ini? Dari yang melupa tanpa kabar atau dari seseorang yang baru ku kenal?

***

Gadis itu siuman tatkala tirai kamarnya terbuka, membiarkan dingin dan juga cahaya sang fajar di sisi timur menerpa wajahnya. Dia lebih menanti fajar daripada senja. Namun yang dihindarinya justru menyapa, pesannya kemarin di balas singkat oleh cowok itu. Seakan dia telah melupa dan enggan terlibat dalam obrolan lebih lama. Deheman pesan itu tidak memberinya rasa lega, malah hatinya semakin berat.

Shanum mendesah kasar lalu memaksakan diri masuk kuliah. Gadis itu mengambil satu buku jurnal hariannya yang berwarna hitam dengan tulisan Manusia Senja di pojok kanan atas. Ada warna lembayung senja di sana. Selalu dia bawa kemana saja.

Rindu memilih Bisu...

Membiarkan jarak saling mengadu dalam penyiksaan yang amat sendu...

Ia mengabur di dalam doa, di setiap napas, dan menggantung di luasnya angkasa...

Harapan kita sama...

Menuntaskan rindu dalam temu...

Bukan menghirupnya, bukan juga menyimpannya dalam lidah yang kelu...

Namun masing-masing kita meragu...

Membiarkan sepasang kaki kita dituntun semesta yang justru tidak punya mata...

Tetapi bisa melihat segala yang abu-abu...

Katamu aku harus menunggu...

Penantian yang sempat menemui titik jemu...

Diterjang ribuan luka setiap waktu...

Aku sendu, digerogoti sembilu...

Sebab kamu hilang dari langitku...

Selama perjalanan dengan Grabcar dia sibuk membuka jurnalnya dan menuliskan beberapa baris puisi. Memoles dan menghiasnya dengan beberapa gambar. Entah sejak kapan dia bisa membuat rangkaian puisi melankolis. Dulu dia hanya tahu cara melukis bukan menulis. Tetapi sekarang rasa kehilangan dan galau memberinya banyak gagasan untuk dituangkan di secarik kertas. Daripada memberi kode yang tidak kunjung membuat si dia peka.

Sampai di kampus dia berjalan dengan mata terfokus pada layar ponselnya. Tanpa tahu ada seseorang yang berjalan dari arah yang berlawanan sambil membuka beberapa tumpukan kertas di tangannya. Seperti tengah mencari jarum di antara tumpukan jerami. Jarak mereka semakin dekat dan detik itu juga semua terbentur.

TAS [4] SHANUM (END)Where stories live. Discover now