21| Kukorek Rindu Di Bekas Bibirmu

89 10 9
                                    

NOW PLAYING_DI SUDUT BIBIRMU_SAM SAISUN

SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER DUA PULUH SATU | KUKOREK RINDU DI BEKAS BIBIRMU

Hujan memang dingin tapi akan kujaga kamu tetap hangat. Dan soal rindu yang menggenang di sudut cangkirmu, akan kuteguk habis seluruhnya.

***

Selesai dari Candi Prambanan, dua pasang manusia ini terbang menghabiskan malam yang romantis di angkringan sudut kota Jogja. Angkringan Lek Man salah satu tempat primadona dengan Kopi Jos sebagai minuman andalannya dan nasi kucing sebagai menu khasnya. Amgkringan legendaris ini letaknya ada berdekatan dengan Stasiun Tugu, tepatnya sebelah utara Stasiun Tugu di Jl. Wongsodirjan, Yogyakarta.

Simbol kenyamanan dan kesederhanaan Jogja terlihat dari
gerobak sederhana yang beratap terpal plastik dengan menu nasi kucing, sate telur puyuh, sate usus, gorengan, dan wedangan tersebut.

"Di sinilah orang-orang menikmati waktu hingga larut malam sambil bercengkrama," ujar Senja sambil memesan minum dan gorengan.

Shanum melihat-lihat banyak mahasiswa juga, "Sangat sederhana tapi banyak diminati."

"Kalau minum wedang itu enaknya pas lagi panas, pelan-pelan. Enaknya lagi ditambah gorengan sebagai teman," Senja membawa pesanannya untuk disantap bersama.

"Jadi nggak butuh aku nih? Cukup dengan gorengan doang?" tanya Shanum lebih mirip menggoda.

"Eitss, kamu nomor satu gorengan nomor dua. Tapi kalau kamu nggak ada gorengan aku nomor satukan jadinya."

"Isshh! Kamu tuh ya?!" Gadis itu memukul lengan Senja. Tapi cowok itu mengaduh sambil tertawa.

Sederhana tempat dan makanannya tapi. Sama seperti gadisnya, sederhana tapi banyak yang suka namun diantara yang mendekat hanya aku yang setia mengikat. Malam ini ada pria yang sedang diaduk gembira, duduk bahagia di antara pria-pria lain yang terdiam bergumam. Biarlah malam ini menjadi malam milik mereka. Biarlah mereka menikmati malam hingga larut malam; hingga napas pun bernyanyi dalam desau angin yang semakin dingin.

***

Jika angklung perkusi mengamen di sekitar jalanan Malioboro dengan kreativitasnya memainkan nada-nada yang indha dan patut dilestarikan oleh generasi muda bangsa. Ada pula pengamen jalanan dengan penampilan trendinya. Seperti dua orang pengamen jalanan yang datang menghampiri angkringan tersebut. Yang satunya membawa alat musik ukulele dan yang satu lagi membawa kaleng kecil serta kecrek.

Menyanyikan sebuah lagu dengan suara yang sekadarnya guna mendapatkan penghasilan. Tapi tidak jarang juga sebagian dari mereka risih, salah satunya Shanum. Gadis itu hanya bergerak gelisah di tempatnya seperti tidak nyaman. Senja yang sadar akan hak itu langsung memberikan uang agar pengamen itu lekas pergi.

"Nggak nyaman?" Tanya Senja melihat gelagat gadisnya.

"Suara mereka nggak enak di telinga," gumam Shanum lirih.

"Eh, kok mendadak gerimis. Kita pindah ke situ yuk," ajak Senja merasakan rintik menerpa wajahnya.

Butir-butir yang lain menyusul kawannya yang jatuh dari langit lebih dulu. Menjenguk bumi dengan derasnya. Memastikan manusia mendapat secuil memorinya, digenang oleh yang namanya kenangan. Tetapi tidak dua orang yang tampak berlari saling bergandengan tangan. Apalagi lelaki itu menggunakan jaket sebagai tudung mereka agar selamat dari hujan.

TAS [4] SHANUM (END)Where stories live. Discover now