14| Dipeluk Oleh Kau Yang Lain

Start from the beginning
                                    

Bagas memborgol dua tangan gadis itu dan mengalihkan fokus itu ke arahnya. Tatapan Bagas mulai menajam, setegas perubahan struktur wajahnya. Bagas menelan ludah sebelum menjawab, "Ini perihal rasa. Gue suka sama lo lebih dari citra rasa soto yang jadi favorite gue belasan tahun."


Mendengar perkataan Bagas, gadis itu tertawa seolah-olah ada yang lucu. Tapi ekspresi cowok itu masih serius. Shanum merasa ada yang aneh, "Lo kepentok apa barusan bisa ngomong gini tiba-tiba. Keracunan makanan ya lo?!"

Bagas menggeleng pelan, "Gue serius, Sye! Gue beneran suka sama lo sejak kita pertama kali ketemu,"

"Fix, lo habis minum bir langsung nge-fly!"

"Mana mungkin gue mabuk. Bir cuma nama doang isinya aja rempah-rempah." Kata Bagas memperlihatkan isi gelas tersebut pada Shanum.

Minuman ini cocok untuk menghangatkan badan kala dingin dan bagus untuk kesehatan. Meskipun namanya bir tapi minuman ini tidak membuat mabuk karena tidak mengandung alkohol. Terbuat dari jahe, daun pandan wangi serta serai seeta tambahan kayu secang, yang membuat warna bir menjadi merah ketika diseduh dengan air panas.

"Maaf, tapi gue nggak bisa jadi cewek lo. Gue udah punya someone."

"Gapapa! Ehm, gimana acting gue barusan?" Tanya Bagas disertai kekehan di akhir kalimatnya. Membuat Shanum sukses terperangah dengan tanda tanya di atas otaknya.

"Jadi gini, gue mau nembak cewek  kaya tadi. Udah keren belum? Semoga aja jawabannya beda dari jawaban lo barusan,"

Bagas tertawa, Shanum memutar bola matanya setelah paham maksud cowok itu.

"Gue kira lo serius. Ternyata gue jadi kelimci percobaan,"

"Jangan marah dong! Kasih komentar gimana?" Tanya Bagas lebih tepatnya meminta saran.

"Kurang romantis dikit," celetuk Shanum terus terang.

Tiba-tiba Bagas memekik disertai ekspresi panik, "Eh, Sye ada kecoa di bawah!"


Shanum refleks berhambur ke pelukan Bagas. Mengingat dia sangat takut dengan makhluk kecil bernama kecoa.

"Mana mana? Singkirin!" Jerit gadis itu dengan ekspresi takutnya.

"Liat gue!" Titah Bagas membuat gadis itu bersitatap dengan jarak 5 cm dengannya. Senyum kemenangan terbit di wajah Bagas.

"Romantis kan?" Tambah Bagas sambil tersungging.

"Dih, modus!" Pekik Shanum segera bangkit dan duduk di tempatnya semula.

Diam-diam cowok itu tidak berhenti terkikik sedangkan gadis yang dia tertawakan memasang wajah jutek dan melanjutkan makannya. Tanpa tahu ada sepasang mata yang kian nestapa tak sengaja melihatnya.

***
Malam ini di waktu yang bersamaan. Senja hunting sketsa bersama Rayna. Mereka ingin mengabaikan kota Jakarta yang terkenal dengan ramainya dalam sebuah kanvas. Saat asik berjalan menikmati suasana. Pandangan Rayna yang membidik objek dengan lensanya guna mendapat eagle lukis yang bagus ternyata...

Bencana!

Bukan untuknya tapi untuk lelaki disampingnya.

TAS [4] SHANUM (END)Where stories live. Discover now