28. Menyelamatkan rasa senang

1.4K 106 3
                                    

"Banyak hal yang seharusnya gak kita lihat tapi kita malah melihatnya. Seolah-olah menyerahkan diri pada rasa sakit. Dan menjauhi rasa senang yang mungkin tak lama lagi akan datang"-PN.

"Gak semua hal yang diingin harus dimilikin. Bukan semesta yang jahat, tapi ekspektasi yang terkadang membuat hal-hal baik jadi tak terlihat"-PN.

-ARZARA-

"Jangan bilang lo minta gue pilihin pulpen lagi kaya waktu itu" Ucap Zara sambil memutar bola matanya malas.

"Pilih novel yang lo mau" Balas Arsa yang jelas tidak nyambung dengan ucapan Zara barusan.

Zara pun melongo, "Lo mau beliin gue novel?"

"Cepet!" Tekan Arsa.

Tak bisa dijelaskan betapa senangnya Zara bisa membeli novel yang ia mau tanpa mengeluarkan sepeser uang sekalipun.

Tapi tiba-tiba, dibalik itu Zara pun mengerutkan dahinya, "Tumben lo baik. Ada maunya kan?"

"Cepet lo pilih buku yang lo mau sebelum gue berubah pikiran" Tegas Arsa tanpa melihat gadis yang saat ini ada dihadapannya.

***

"AAAAAA GUE SENENG BANGET TAU GAK!" Teriak Zara pada Nana dan Kinar yang saat ini sedang berada dirumah Zara. Lebih tepatnya berada di kamar Zara.

Nana dan Kinar pun terus saja geleng-geleng kepala.

"Lo ngerampok si Arsa ya?" Celetuk Nana.

Kinar pun tertawa mendengar ucapan Nana, "Iya nih. Lo ngerampok dia ya?"

Zara pun memutar bola matanya malas, "Gila! Yakali gue ngerampok dia"

"Terus?" Tanya Nana dan Kinar bersamaan sambil mengangkat sebelah alis mereka.

"Dia marah kalo gue ngambil bukunya kurang dari delapan. Gila kan?!" Ucap Zara dengan nada suara yang cukup tinggi.

"APA?!" Teriak Nana dan Kinar.

"Serius lo?!" Tanya Nana yang masih tersentak kaget.

"Yakali gue bohong! Gue juga gak nyangka. Segampang itu kah dia buang-buang uang? Apalagi ngebiarin gue ngabisin uangnya cuma buat beli buku yang gue mau" Ucap Zara yang sudah tak habis pikir dengan apa yang ada didalam pikiran Arsa.

"Gila si, Ra! Dia itu sayang banget sama lo kayaknya" Ucap Kinar yang masih heboh.

"Iya, Ra! Lo beruntung dapet pacar kayak dia" Ucap Nana yang tak kalah heboh.

Zara pun lagi-lagi memutar kedua bola matanya malas, "Kalian itu apa-apaan si! Gak mungkinlah dia segampang itu ngasih gue buku. Gak satu lagi, tapi delapan! Pasti ada maunya dia" Balas Zara sambil mengelus-ngelus dagunya layaknya orang yang sedang berpikir atau lebih tepatnya curiga dengan apa yang dilakukan Arsa.

"Jangan nething dulu lah, Ra. Bisa aja dia emang beneran punya niat baik buat lo" Ucap Kinar.

"Iya, Ra. Bisa aja dia mau berubah dan jadi pacar yang baik buat lo" Ikut Nana.

"Aduhh.. Kalian tu kenapa sih! Dulu aja jelek-jelekin dia. Kenapa sekarang malah dukung gue sama dia?" Gerutu Zara.

Kinar pun menepuk pundak Zara, "Bukan gitu, Ra. Tapi setiap orang juga bisa berubah kan? Kita cuma mau kasih kesempatan buat si Arsa"

"Iya, Ra. Gak salah kan kasih kesempatan kedua?" Ucap Nana.

"Iya si. Cuma aneh aja gitu kalian tiba-tiba mau kasih dia kesempatan kedua. Gue kan jadi curiga ke kalian juga" Balas Zara sambil menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan yang tak biasa.

ARZARADove le storie prendono vita. Scoprilo ora