9. Retak

2.3K 146 6
                                    

"Boleh saja kau datang. Tapi, mengapa harus membawa luka 'lagi'? Bahkan luka ini saja masih belum benar-benar sembuh"-Z

-ARZARA-

"I found you"

Lelaki tersebut berbicara dengan setengah berbisik.

Zara pun menoleh dan mendapati seorang lelaki yang tak asing lagi baginya.

Lelaki yang telah lama pergi dari hidupnya.

Lelaki yang mengisi hari-harinya setiap waktu dulu.

Ya. Dulu. Bukan sekarang.

"Ga-ra?" Ia terkejut bukan main melihat seorang lelaki yang 'pernah' hadir dalam hidupnya itu kini berada dihadapannya. Ingin berlari sekencang mungkin. Tapi, tak bisa. Karena tangannya sudah dicekal lebih dulu oleh tangan kekar milik lelaki itu.

Lelaki itu pun menarik tangannya dengan kasar menuju belakang sekolah. Tempat sepi, dimana tak ada satupun orang disana. Jadi, otomatis tak akan ada yang bisa melihat mereka ataupun mendengar percakapan diantara mereka.

"You miss me, girl?" Bisik lelaki tersebut sambil tersenyum miring, membuat gadis itu bergidik ketakutan.

Lelaki itu pun menatap lekat manik mata milik gadis dihadapannya.

Beberapa detik kemudian, setetes air berhasil lolos membasahi pipi gadis itu. Ia sudah berusaha agar benteng pertahanannya tidak runtuh. Namun, tetap saja tak tertahan.

"Kamu nggak bisa kemana-mana lagi, sayang" Lanjutnya sambil mengelus lembut puncak kepala gadis itu.

"Tolong.. Biarin gue pergi" Lirih Zara, terlihat dari raut wajahnya yang begitu kaget dengan kehadiran lelaki tersebut. Bukan kaget, lebih tepatnya--tidak siap.

"Lo nggak akan bisa ngehindar dari gue lagi"
"Sejauh apapun lo pergi, gue pasti bakal temuin lo, sweeties"

Lelaki itu pun tersenyum devil. "Jangan berani main-main sama gue. Gue nggak suka dimainin. Lo tau itu kan?"

Ia pun menguatkan cekalannya, membuat gadis itu meringis kesakitan. Dan berusaha untuk menahan rasa sakitnya itu.

"Kenapa lo datang lagi?" Tanya Zara perlahan.

Lelaki tersebut pun perlahan melepaskan cekalannya, lalu menghembuskan napasnya sejenak.

"Semuanya hancur" Jawabnya. Terdengar begitu lemah dan menyisakan luka yang mendalam disana.

"Karena lo"

Setelah mengucapkan itu, ia langsung pergi meninggalkan Zara. Tanpa berniat untuk menenangkan gadis yang masih terisak itu.

Gadis itu pun terduduk lemas sambil memeluk lututnya. Air matanya pun terus saja keluar tanpa ingin berhenti ataupun memberi jeda sedikit.

Setelah tenang, ia beranjak pergi menuju toilet. Membasuh wajahnya yang tampak muram juga matanya yang sembab. Lalu, memakai topengnya kembali agar orang lain tetap melihatnya sebagai gadis ceria yang selalu menebarkan senyuman tanpa ada setetes air mata diwajahnya.

Ya. Zara Nabila. Si gadis yang paling handal dalam membuat skenario.

Gadis yang paling handal dalam berakting.

Dan selalu menampilkan senyuman palsunya alias fake smile.

Senyuman yang begitu menyayat hati.

Juga senyuman yang penuh dengan luka.

Ia ingin orang lain selalu melihatnya sebagai gadis yang kuat.

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang