11. Will you be my girl?

2.1K 123 3
                                    

"Bersinar. Itulah dirimu"-D

-ARZARA-


Gadis berparas cantik itu tengah menunggu di depan gerbang sekolah. Ya. menunggu Devan. Lelaki yang tadi mengajaknya untuk ke toko buku.

Akhirnya lelaki itu pun datang menghampirinya, "Ayo, naek!"

Ia pun menggangguk dan tersenyum simpul.

Setelah sampai ditoko buku, Devan pun memilih buku yang diinginkannya. Sama halnya dengan Zara, gadis itu turut ikut melihat-lihat buku, terutama novel-novel kesukaannya.

"Ra, kalo lo mau novel itu ambil aja"

Zara pun menggeleng, "Nggak, kok"

"Gue traktir deh"

"Nggak perlu repot-repot, Dev"

"Semua hal yang berhubungan sama lo, nggak buat repot, kok"

"Apaan sih, lo? Gaje"

Zara pun keluar dari toko buku tersebut lebih dulu karena tak tahan dengan novel-novel yang terus menggodanya untuk dapat membeli mereka. Sedangkan Devan, ia sedang berada dikasir--membayar buku-buku yang ia pilih tadi.

"Nih" Ucap lelaki itu sambil mengulurkan sebuah novel yang sempat menarik perhatian Zara tadi. Ia tahu jelas bahwa gadis itu ingin sekali memiliki novel tersebut.

"Gue kan udah bilang, jangan repot-repot"

"Nggak repot, Zara"

"Tapi gue nggak enak"

"Terima aja" Bujuk Devan.

"Nggak"

Devan pun menunjukkan wajah melasnya. Membuat gadis itu sontak menutup mulut nya--menahan tawa akibat raut wajah lelaki tersebut.

"Iya iya, gue terima deh. Makasi ya, Dev" "Tapi gue tetep gaenak" Ucapnya.

"Lebih gaenak lagi kalo ditolak sama lo"

"Apaan sih, lo! Aneh" Balas Zara sambil terkekeh kecil.

Devan pun ikut terkekeh, "Terus kaya gini, Ra"

"Maksud lo?"

"Terus lengkungin bibir lo ke atas"

***

Saat diperjalanan pulang, tak sengaja Zara melihat sebuah motor yang sedang melaju. Namun, berbeda arah dengannya. Ya. Motor yang sama persis seperti motor yang dimiliki pacarnya. Arsa.

Ia pun menyipitkan matanya untuk memperjelas bahwa dugaannya benar atau salah.

Dan, ya. Ternyata dugaannya benar. Zara tahu jelas bagaimana motor pacarnya itu.

Namun, yang membuat ia penasaran adalah siapa yang sedang diboncengnya? Siapa dia?

Yang jelas bahwa dia adalah seorang gadis. Namun, Zara tak tahu siapa gadis tersebut.

Ia pun berusaha untuk tetap ber-positif thinking pada lelaki itu. Entah kenapa ada rasa tak enak dilubuk hatinya.

Eh tunggu dulu.

Zara kan nggak suka sama Arsa.

Kenapa harus memikirkannya?

Kenapa harus cemburu?

Kenapa harus sakit hati?

Kenapa harus berusaha untuk tetep positif thinking terhadap lelaki itu?

Jika memang ia tidak menyukainya, kenapa harus pusing-pusing memikirkan itu semua?

Toh, belum tentu juga Arsa memikirkannya balik.

Oke. Kembali ke topik.

Setelah itu, ia mengerutkan dahinya melihat Devan yang mengarahkan motornya ke arah taman. Tetapi, ia tak menghiraukan hal tersebut. Ia tetap saja mengikuti langkah lelaki itu pergi.

"Kita diem ditaman dulu gapapa, kan?"

Gadis itu pun mengangguk, "Gapapa, kok"

Lalu, Devan mengambil gitarnya. Karena terkadang ia memang suka membawa gitarnya ke sekolah.

Devan pun memetik gitar tersebut dan menghasilkan nada yang begitu enak untuk didengar.

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah they were all yellow,

I came along
I wrote a song for you
And all the things you do
And it was called yellow

So then I took my turn
Oh all the things I've done
And it was all yellow

Your skin
Oh yeah your skin and bones
Turn into something beautiful
D'you know you know I love you so
You know I love you so

I swam across
I jumped across for you
Oh all the things you do
Cause you were all yellow

I drew a line
I drew a line for you
Oh what a thing to do
And it was all yellow

Your skin
Oh yeah your skin and bones
Turn into something beautiful
D'you know for you I bleed myself dry
For you I bleed myself dry

Its true look how they shine for you
look how they shine for you
look how they shine for you
look how they shine for you
look how they shine for you
look how they shine
look at the stars look how they shine for you
and all the things that you do...

Setelah memetikkan gitarnya yang terakhir, Devan menutup matanya sejenak dan menarik napasnya dalam-dalam.

Ia pun perlahan menaruh gitarnya dan menggenggam kedua tangan gadis yang ada dihadapannya itu.

"Will you be my girl?"

ARZARAWhere stories live. Discover now