2. Sepercik gengsi

3.5K 212 10
                                    

"Gengsi dan ego. Itulah yang melekat dalam dirimu"-Z

-ARZARA-

Setelah membeli beberapa pulpen, mereka pun segera pulang.

Namun, lagi-lagi Zara mengerutkan dahinya.

"Kita mau kemana lagi? Ini bukan arah rumah gue! Harusnya tuh ke kiri" Ketusnya saat melihat Arsa membelokkan motornya ke kanan.

"Bisa diem gak!" Bentak Arsa yang sudah pusing dengan ocehan gadis itu sejak dari toko buku tadi. Burung beo aja kalah.

Mendengar bentakan Arsa tersebut, Zara mematung dan segera mengunci mulutnya rapat-rapat. Jika Arsa sudah marah, ia benar-benar takut, seperti istri takut suami.

Motor ninja tersebut pun berhenti tepat didepan rumah yang terbilang cukup mewah dan megah. Zara memutar bola matanya malas. Mau apa Arsa membawanya ke rumahnya? Tapi ia juga tidak bisa menolaknya. Yang bisa ia lakukan, hanya mengumpat dalam hati.

Arsa pun segera masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Zara hanya berdiam diri diambang pintu.

Arsa yang melihatnya malah semakin kesal dengan tingkah laku gadis itu. Ia pun terpaksa menarik kembali tangan kanan Zara, lalu ia giring ke dalam kamarnya. Anehnya yang digiring hanya diam saja.

"Mau apa lo bawa gue ke kamar lo? Jangan macem-macem lo ya!" Sentak Zara sambil memelotkan kedua bola matanya tepat ke arah manik mata milik Arsa. Sepertinya saat digiring tadi ia hanya diam saja, karena sedang menyiapkan mentalnya untuk melawan Arsa.

"Gue ngapa-ngapain lo? Cuihh, najis tau gak!" Balas Arsa dengan muka yang menyebalkan. Sangat menyebalkan.

"Sekarang lo kerjain semua pr gue. Gue mau pergi dulu. Setelah gue pulang, semuanya harus udah beres!" Lanjut Arsa dengan nada tingginya yang sudah seperti asupan makan Zara setiap hari.

Arsa pun keluar dari kamarnya dan menutup pintunya kasar membuat Zara tersentak kaget dan hanya bisa mengelus dadanya.

Dengan kecepatan maksimal, Zara mengerjakan semua pr Arsa. Bukan karena ia takut dengan Arsa, tetapi ia hanya ingin segera pulang.

2 jam pun berlalu..

Arsa masih belum pulang. Entah ia pergi kemana. Untung saja Zara telah menyelesaikan semua pr Arsa yang banyaknya naudzubillah.

Zara pun kebingungan. Apakah ia langsung pulang saja? Atau menunggu Arsa?

Ia pun menunggu beberapa menit lagi. Karena Arsa masih tak kunjung datang, akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang saja. Selain karena kelelahan, takutnya Arsa pulang malam. Jika itu terjadi, tidak mungkin juga ia menunggunya.

"Bi Isa, Zara pulang dulu ya" Ucapnya pada wanita paruh baya yang berstatus sebagai asisten rumah tangga itu.

"Maaf ya non dari tadi udah nunggu den Arsa yang nggak pulang-pulang. Bibi juga nggak tau kemana den Arsa pergi" Sambung Bi Isa dengan raut wajah yang terlihat merasa bersalah.

"Kenapa bukan Arsa yang minta maaf sama gue?" Batin Zara.

"Nggak kok Bi, gapapa. Bibi nggak salah. Yaudah Zara pulang dulu ya, Bi" Ucapnya sambil menyalimi wanita paruh baya itu. Bi Isa pun hanya membalasnya dengan anggukan disertai senyumannya.

Setelah sampai didepan gerbang, ia pun segera memesan ojol dan beranjak pergi dari sana.

***

Entah mengapa Arsa sedari tadi hanya diam saja memandangi berbagai tumpukan buku-buku itu. Ya. Sekarang ia sedang berada ditoko buku yang ia dan Zara hampiri tadi.

Tadi ia berpamitan pada gadis itu karena ingin pergi ke toko buku ini. Ia ingin membelikan novel yang sempat Zara pegang tadi. Ia tahu Zara ingin membelinya, tetapi karena uang sakunya tidak cukup jadilah gadis itu mengurungkan niatnya.

Orang pasti menganggap Arsa bodoh. Kenapa? Jelas saja seharusnya ia belikan tadi sekaligus saat bersama Zara. Tetapi, memang begitulah sifatnya. Gengsi kebangetan.

Dan ternyata ia ingin membelikan novel tersebut sebagai tanda terima kasihnya karena Zara telah mengerjakan semua prnya. Tetapi, karena ego dan gengsinya begitu tinggi, ia berlama-lama ditoko buku ini hanya untuk memikirkan bagaimana caranya memberikan novel tersebut secara tidak langsung pada Zara.

Sedetik kemudian, ia menjentikkan jarinya. "Buat apa punya temen kalo nggak bisa diandelin?" Gumamnya.

Ia pun segera menelfon temannya yang super-duper mau aja kalo disuruh asal ada imbalannya. Teman macam apa itu?

"Ada apa bro nelpon?" Jawab seorang lelaki disebrang sana.

"Gue butuh bantuan lo"

ARZARAWhere stories live. Discover now