Alergi, tetapi Ada di Rumah

10 2 1
                                    

Hari ini aku nonton sinetron. Seorang perempuan hendak membuatkan soto ayam untuk ibu teman laki-lakinya. Pertama, mencari lengkuas. Si laki-laki mengambil rempah. Kata si perempuan, itu jahe. Si laki-laki menyicipi dengan mulutnya. Mulutnya pun merasa tak cocok. Kemudian, si perempuan menumbuk yang dikiranya lengkuas dengan pisau. Kupikir itu bukan lengkuas, tapi kemiri.

Setelah selesai, mereka menghidangkan kepada ibu si laki-laki. Mereka terkejut manakala melihat perempuan seusia perempuan tadi. Si ibu tersedak dan mulutnya terasa sakit.

"Apa ini? Kamu memasukkan kemiri?" tanyanya kepada si koki perempuan. "Aku itu alergi sama kemiri tahu."

Kemudian, si perempuan juga merasakan sotonya kurang enak. "Kamu mau meracuninya, ya?" tuduhnya kepada koki perempuan setelah kasihan sama si ibu. Si laki-laki pun ikut marah kepada koki perempuan.

"Maaf, Bu, aku nggak tahu kalau ibu alergi sama kemiri." Koki perempuan membela diri. Ia juga mengatakan bahwa si laki-laki juga tidak memberitahu soal itu.

Aku tertawa dengan adegannya. Jika si ibu alergi kemiri, kenapa ada kemiri di dapur? Kedua koki tadi juga tak membawa apa-apa ke rumah itu. Kalaupun diberi, seharusnya kemiri itu dibuang si ibu. Inilah letak kejanggalan. Kalau menulis, sebaiknya kita membuat outline untuk menghindari hal itu terjadi.

Catatan Kenangan 🔚Where stories live. Discover now