11. HUJAN & SEGALA PERISTIWANYA

140 14 3
                                    

***
Mencoba hal yang lebih baik tidak ada salahnya. Berani contohnya.
***
SELAMAT MEMBACA

Suasana dikantin kini sedang ramai ramainya. Suara riuh dari sudut mana saja terdengar. Incaran dari siswa yang terpaksa kesekolah adalah kantin. Sebenarnya Ryandra sangat tidak ingin berada di kantin ini sekarang. Kantin yang mayoritas pelanggannya adalah siswa laki laki. Siswa perempuan kebanyakan menggunakan kantin yang berada didekat ruang konseling. Biasanya, yang datang ke kantin yang sedang Ryandra kunjungi ini adalah siswa populer yang gengsi untuk bergaul dengan siswa kelas bawah atau dengan istilah tidak terpandang. Sangat membeda bedakan bukan? Dijaman seperti ini garis rasis sangat begitu nyata adanya.

Virani kini sedang asik menarik Ryandra dengan kuat agar mencapai pada salah satu meja paling pojok disana. Lagi lagi kebanyakan siswa laki laki.

"makanan disini nggak enak tau Vir. Enakan kantin sebelah. Balik aja yuk," ajak Ryandra pada Virani.

"lo harus ngejalanin dare lo dulu Ra. Baru kita bisa pergi," ucap Virani menantang. Ia berprinsip pantang pulang sebelum menang. Seperti para pejuang dulu katanya.

"harus banget sekarang apa? Kan bisa gue ngajakin bes-"

"EKHM!" seseorang tiba tiba berdehem keras. Membuat ketiga perempuan itu menengok kearahnya. "ngapain disini?" ucapnya dengan nada begitu sinis.

"em,,, mau pesen makan kak," jawab virani yang sudah menundukkan kepalanya.

"lo tau ini meja siapa?! Tau nggak!" ucapnya lagi yang membuat semua orang yang berada dikantin menegok kearahnya.

Virani menggeleng. Dalam hatinya, ia sangat takut. Karena dia lah yang membawa Ryandra dan Virani kesini. Seharusnya tadi Virani menurut apa kata Ryandra. Virani masih terus menunduk. Menunggu jawaban dari seseorang didepannya.

"LO SEMUA KELAS XI KAN?" tanyanya lagi yang membuat Ryandra dan teman temannya bergidik ngeri. Tangan kanan Ryandra dialihkan kebelakang tubuhnya.

"GAGU LO PADA?" bentak cowok itu pada akhirnya ketika bertanya tidak ada yang menjawab.

"YA SANTAI KALI. KAYAK DITAGIH UTANG AJA MUKA LO SEMUA," teriaknya lagi. Tian. Memang pribadi yang jahilnya kebangetan. Teman temannya langsung melihat kearah Tian dengan memutar bola mata mereka. Seolah mengatakan kalau bercanda Tian tidaklah lucu. Orang orang dikantin juga melihat Tian dengan wajah yang mengisyaratkan ketidakjelasan pada Tian. Melani, Virani dan Ryandra menghembuskan napas lega. Mereka pikir, mereka akan dipermalukan sekrang.

Tian, Arlos, Daffa, Pandu langsung duduk ditempat dimana Melani, Virani dan Ryandra tadi duduk. Mereka satu meja sekarang. Namun suasana sepi yang berada dimeja mereka. Padahal jumlah orangnya sudah bertambah namun malah melahirkan kesunyian.

Virani yang tak tau harus bicara apa dengan kepala yang tertunduk diatas meja, Melani yang hanya melihat pada Virani yang gugup dan ia tak tau harus bicara apa. Ryandra yang memainkan ponselnya tanpa peduli tatapan orang didepannya. Melihat lihat story instagram lalu muncul story dari Reza. Menampilkan foto Helena yang sedang mengerjakan tugasnya dikelas. Ryandra sadar, Ryandra harus memberi jarak pada Reza agar Reza memiliki banyak waktu dengan Helena.

"Ryandra, gimana?" tanya Arlos tiba tiba.

"gimana apanya kak?" Ryandra terlihat bingung dengan pertanyaan Tian barusan.

"perkembangan lo sama Pandu lah. Jadian tanggal berapa?" ucapan Tian semakin ngawur yang membuat Ryandra mengerutkan keningnya sekaligus tidak terima dengan ucapan Tian.

"nggak ada perkembangan." Jawab Ryandra jutek.

"Bro, langkah lambat amat. Kalo lo gamau oper ke gue ajalah" Ujar Tian bercanda.

RYANDRAWhere stories live. Discover now