4. PULANG BARENG

245 41 3
                                    

Mungkin sekarang nggak ngaruh sama hidup lo. Tapi ending nya kan nggak ada yang tau. Mungkin aja lo cinta mati sama gue

*****
Selamat membaca :)

Rasa nyeri pada bagian pinggul Ryandra memang masih sangat terasa, namun kali ini dia harus mengikuti pelajaran karena adanya ulangan harian IPA. Jika dia mengikuti ulangan susulan, pada siapa Ryandra akan mencontek?

"Dra, udahlah lo nanti aja masuk kelasnya," Ucap Reza yang sekarang berada di samping Ryandra.

"Sekarang aja ah. Kalo susulan, gue nggak bisa nyontek," Ryandra mulai keluar dari ruangan bercat serba putih itu sambil memegangi pinggulnya. Sedangkan Reza yang berada dibelakangnya hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.

"Draaa," panggil Reza kemudian menghampiri Ryandra. Ryandra menengok. "Udah kaya orang encok tau ga sih lo." Ucapnya yang diikuti dengan tawa sekeras kerasnya.

"Yeee, temennya lagi sakit juga. Malah dikatain kaya orang encok." Ucap Ryandra kemudian menoyor kepala Reza.

"Hehehe,"

Mereka kembali menuju kelasnya yang tidak jauh dari UKS. "Eh dra, besok jalan yuk," Tawar Reza tiba tiba.

"Lo yang bayarin ya," Ryandra menatap Reza lamat lamat penuh senyum dan menunjukkan mata permohonan. "Kalo lo yang bayarin gue mau. Kalo nggak, gue nggak mau ah,"

"Yaudah iya. Gue yang bayarin," dengan muka yang sangat terlihat terpaksa, akhirnya Reza mengikuti kemauan Ryandra. "Tapi gue ajak helena yaa,"

"Auto jadi nyamuk lagi ini mah." Ryandra memutar bola matanya. Malas dengan keadaan yang terus menerus dijadikan nyamuk oleh temannya ini.

***

Bel pulang sekolah kini berdenting. Membuat lamunan para siswa menjadi bubar di kelas yang sedang mengerjakan ulangan. Semua bersemangat untuk pulang, segera merapihkan diri dan memasukkan barang barangnya kedalam tas.

"Yasudah. Terima kasih sudah mengikuti ulangan dengan tertib. Semoga hasil kalian membanggakan. Selamat siang," Ucap bu Sri kemudian berjalan meninggalkan kelas.

"Siang bu," Ucap murid serempak. Semuanya berhamburan dari kelasnya, menyisakan Ryandra dan Reza.

"Dra, ayo cepet pulang. Laper gua. Kangen masakan bibi,"

"Kangen masakan bibi rumah lo apa rumah gue nih?" Ryandra menjawab sinis.

"Ya bibi rumah lo lah," jawabnya sembari menoyor kepala Ryandra dan tertawa.

"Dasar." Muka Ryandra kini tertekuk. "Itu si pdkt an lu nggak nyamperin? Tumbenan."

"Oiya, mampus. Gua ada janji lagi sama dia. Lo gua tinggal ya dra. Nggak papa kan?"

"Ya nggak papa. Gua bisa pulang sendiri." Ryandra segera bangun dari tempat duduknya.

"Yailah gitu aja ngambek lo. Kayak bocah." Reza merangkul Ryandra. Namun Ryandra segera menepis rangkulan Reza.

"Udah sana, si Helena nungguin nanti," Ryandra memasukkan semua alat tulis kedalam tas miliknya.

"Rez," sosok yang sedang dibicarakan keduanya akhirnya datang menghampiri. Reza dan Ryandra spontan menengok kearah sumber suara.

"Eh hel. Udah belajarnya?" Reza membalas sapaan Helena.

"Udah nih. Jadi nggak kita hari ini?" Ucap Helena ditambah dengam senyuman yang terlihat diwajahnya.

"Hmm, itu kayaknya sekarang ng..." Reza menjawab dengan perasaan tidak enak hati.

"Jadi hel. Bawa aja sana," ucap Ryandra. "Sana Rez. Nggak enak, kan udah ada janji." Ucap Ryandra berusaha memelototkan Reza dengan matanya. Ya walaupun tidak terlihat seperti orang melotot

"Tapi lo nya gimn? Masa iya naik angkot lagi encok gitu si,"

"Shutttt. Berisik aja lu." Ryandra berjalan meninggalkan mereka berdua. Dengan langkah yang dibilang cukup kecil, Ryandra akhirnya sampai didepan pintu gerbang sekolah.

Sudah satu setengah jam Ryandra menunggu angkutan umum untuk lewat. Namun, yang ditunggu tak kunjung datang. Sekalinya ada, didalamnya sudah terisi penuh dengan penumpang.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.15. Itu artinya, semakin lama semakin macet jalanan menuju arah rumah Ryandra. Namun tanpa sadar, sosok tinggi dan tampan berjalan menuju kearahnya. Ryandra yang sedari tadi tidak menyadari, ketika semakin dekat Ryandra lama kelamaan sadar bahwa pria itu menghampirinya.

"Pulang bareng gua," kalimatnya seperti sebuah suruhan bukan sebuah ajakan. Ryandra baru menemukan sebuah laki laki dengan sikap seperti ini.

Ryandra tak kunjung bergerak dari tempatnya yang menimbulkan sebuah kerutan di kening pria tersebut. "Lo mau nunggu disini sampe subuh pun nggak ada angkot yang lewat. Ayok," sambungnya disertai dengan menarik tangan Ryandra untuk memasuki mobilnya.

Selama di dalam mobil, Ryandra tidak bicara apapun. Dia tidak kenal dengan cowok disebelahnya ini. Fikiran Ryandra pun sudah kemana mana, dia menyangka kalau orang yang berada disebelahnya adalah seorang penculik. Dan Ryandra akan dijual keluar negri menjadi dagangan ilegal.

"Nama lo siapa?" Tanyanya sambil fokus menyetir.

"Ryandra." Jawab Ryandra dengan singkat.

"Pandu Regardian, Btw gua mau ngomong," nada bicaranya selalu dibuat serius. Ryandra merasa ada hal aneh, langsung menengok ke arahnya tanpa bicara, "tadi sebelum lo duduk ditempat duduk lo sekarang, temen gua olesin lem disitu dan gue belum bersihin,"

Ryandra yang mendengar pernyataan tersebut langsung membelalakkan matanya. Bisa bisanya cowok ini mengerjainya padahal dia dan Ryandra baru saja berkenalan. Bisa dipastikan kalau cowok ini memiliki perilaku yang sangat jail. "Hah?!"

Tanpa merasa dosa, Pandu tertawa dengan renyahnya "hahaha. Sorry sorry gua lupa. Lo buka aja rok lo biar nggak sobek."

"IHH. gua bahkan baru kenal ya sama lo. Dan lo udah ngejailin gua dengan kayak gini. Kalo gua buka rok gua, rugi di gua untung di elo." Ryandra merasa sangat kesal terhadap cowok didepannya ini. Bercandanya keterlaluan dan sangat tidak lucu!

"Lo nolep banget ya sampe nggak kenal gua. Padahal cowok yang disamping lo ini tampan rupawan bagaikan kesatria dan bulan," ucapnya percaya diri. Ryandra tidak menyangka, orang yang dia kira sebagai penculik ternyata adalah sosok yang begitu percaya diri.

"Nggak penting gue kenal sama lo apa engga! Lo nggak bakal ngaruh sama hidup gue." Ryandra menyatukan alisnya berusaha untuk tetap serius, namun justru cowok di sampingnya ini malah menganggap itu sebuah candaan yang selalu dilontarkan perempuan ketika sedang PMS.

"Ah masa, kalo lo nya baper sama gue gimana? Bakalan ngaruh nggak sama hidup lo? Ya sekarang emang nggak penting sih. Tapi kalo endingnya lo cinta mati sama gue gimana?" Cowok tersebut tersenyum sambil menaikkan alis kanannya. Ryandra tidak mengira akan pulang bersama cowok sinting seperti ini. Siapa yang bisa mengubah takdir kalau sore ini dia akan pulang dengan orang yang tidak memungkinkan. Kenal saja baru. Namun bahasanya sudah baper baperan. SINTING!!!!!!!!

TBC

HALLLLOOOOOOOOO!!!!!!!!

AKHIRNYA SEMPET UPDATE JUGAAAA. maafin outhor ya kawan kawan.

Gimana ni? Ryandra chapter ini gimanaaaaa? apakah kurang bagus? Jelek? Tidak kebawa ke alur? Atau lainnya bisa kalian komen aja. Author suka kok dikomenin orang

jangan lupa vote sama comment nya ya.

Semoga hari hari kalian menyenangkan

RYANDRADonde viven las historias. Descúbrelo ahora