6. HANYA KEBETULAN

196 31 5
                                    

~Selalu bersyukur atas apa yang kamu dapatkan. tidak semua orang bisa seperti dirimu.

~peraturan dibuat hanya untuk dilanggar!!!!
***
Selamat membaca:)

Pandu, Daffa dan Tian masih berada di kantin. Menduduki bangku yang berada disudut kantin. Tidak ada yang berada menempati tempat duduk mereka kecuali jika sudah mendapatkan persetujuan dari Pandu. Sebenarnya Pandu hanya biasa saja dan memperbolehkan semua orang untuk menempati tempat duduknya ini. Tapi Tian selalu saja membawa nama Pandu jika tempat duduk kesayangannya ini diduduki oleh orang lain.

"Lo pada mau pesen apa?" Tanya Tian yang sudah berdiri disamping meja

"Biasa aja," jawab Daffa datar, tidak berniat bicara lebih pada Tian.

"Abangnya kayak nggak ada semangat hidup. Letoy bener," Tian memandangi Daffa yang dari dulu sikap nya tidak pernah berubah. Terkadang Tian jadi gemas dan ingin membakar cowok itu untuk mencairkan es yang melekat pada tubuhnya. "Lo mau apa du?" Sambungnya

"Samain aja,"

"Oke," Tian kemudian mendatangi warung bu Asih untuk memesan makanan dan minumannya. Terlihat dari tempat duduk Pandu dan Daffa, warung tersebut ramai oleh murid murid yang kelaperan akibat belum sarapan.

"Du," Daffa memanggil Pandu. Namun pandangannya tidak lepas dari handphone nya.

"Hm?" Ujar Pandu.

"Lo mau aja tadi disuruh sama Tian begitu. Bukan sikap lo banget," Daffa menyilangkan kakinya.

"Sekali kali lah gua nurutin dia," ujarnya dibarengi tawa yang renyah. Pandu memang seorang cowok yang mengagumkan. Banyak orang yang menyukainya disekolah. Bukan hanya ketampanannya yang melebihi rata rata, tetapi sikap nya juga mampu menarik siapapun.

"Tuh cewek kalo bales dendam sama lo gimana tuh?" Ucap Daffa. Inilah Daffa, selalu berfikiran yang negative kepada banyak orang. Namun, ia masih bisa mengendalikan sikap nya yang satu itu.

"Gatau," Pandu mengangkat kedua bahu nya acuh. Ia terlihat tidak peduli.

***

Ryandra memasuki kelas dengan tergesa gesa menuju tempat duduknya bersama Reza. Melani dan Virani pun melihat Ryandra menampilkan wajah yang bingung dengan kening berkerut.

"Kenapa lo dra?" Tanya Melani sambil terus memperhatikan wajah Ryandra.

"Ketemu orang sinting gua dikantin." Ujarnya menggebu gebu. Lalu menghempaskan bokongnya ke kursi kayu dengan nafas yang naik turun.

"Siapa tuh? Jangan jangan yang lo bilang sinting cogan lagi," ucap Virani penuh harap sembari membayangkan bagaimana wajah tampan cowok yang berada di kantin itu.

Virani memang selalu seperti ini. Terlalu mengharapkan seseorang yang tampan. Dan selalu membayangkan bagaimana nantinya dia akan menjadi pacar cowok cowok tampan tersebut. Selalu saja. Tapi kenyataannya memang Virani lah yang paling laku diantara Melani dan Ryandra. Sudah tidak terhitung berapa mantannya selama ia menduduki bangku pendidikan.

Tiba tiba Reza masuk kedalam kelas, tampak kelelahan karena terus ditinggal Ryandra. Reza duduk disamping Ryandra dan di depan Virani.
"Lo ngapain si jalan cepet amat?" Reza mengambil sebotol air minumnya dan segera meminumnya.

Tanpa disadari, Virani yang dibelakang Reza tampak jelas memperhatikannya sembari tersenyum. "Za lo ganteng deh," ucap Virani tanpa sadar.

Ryandra yang akan berbicara dengan Reza jadi mengurungkan niatnya. Memilih untuk memperhatikan Virani yang sedang memperhatikan Reza. Melani pun sama seperti itu.

RYANDRAWhere stories live. Discover now