8. ADANYA AKU, YA KARENA MASA LALU

158 29 1
                                    

Kesedihan berlanjut tidak akan membuatmu tau akan indahnya dunia ini. Hapuslah air mata dan kembalilah berlari mengejar dunia.
***
Selamat membaca :)

Pukul 20:30
Ryandra memasuki pekarangan rumahnya. Suasana kali ini berbeda. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Awalnya Ryandra berniat tidak pulang kerumahnya hari ini, tapi atas bujukan Reza dan tante Amel----ibu Reza, Ryandra akhirnya memutuskan untuk pulang. Memang sehabis pulang sekolah, Ryandra pulang kerumah Reza karena keluarga Reza yang sempurna dan Ryandra merasa berarti berada disana. Sementara Ryandra baru saja diberikan kabar oleh Rio bahwa ia berada di kantor ayahnys. Dan bisa bisa besok baru bisa pulang. Habis Ryandra malam ini

"Assalammualaikum Yadra pulang," Ryandra mendorong pintu coklat dan memasuki rumahnya. Tampak sepi. Ryandra bisa menghembuskan nafas dengan lega.

"Habis darimana kamu jam segini baru pulang?" Suara lantang jelas terdengar mengerikan dihadapan Ryandra. Itu suara Marcel, papanya.

Ryandra meneguk salivanya dengan susah payah, "abis kerja kelompok,"

"Kamu fikir saya ini bodoh hah?! Tadi saya melihat kamu kerumah Reza habis pulang sekolah. Dan kata Ayahnya Reza, nggak ada tuh acara belajar kelompok. Dasar bodoh!" Gertak Marcel.

"Maaf Pah," Ryandra menundukkan kepalanya. Melihat lantai putih bersih yang berada dibawahnya.

"Kamu memang tidak pernah menghargai saya. Sama seperti Yuna." Marcel selalu saja menyangkut pautkan masalah dengan Yuna, ibu Ryandra. Dan Marcel selalu saja membesar besarkan masalah. Padahal dengan Ryandra pulang jam segini, tidak berdampak besar pada Marcel.

"Nggak usah bawa bawa mamah pah. Biarin mamah tenang. Jangan selalu salahin dia. Dia nggak salah,"

"Kamu itu anak tidak tau diuntung! Masih mending kamu saya urus sampai saat ini. Kalau bukan karena saya, kamu sudah jadi gembel diluar sana. Dan saya ingatkan sama kamu. Kamu itu anak yang tidak pernah saya inginkan. Kamu itu anak haram. Mamah kamu selingkuh dan menghasilkan kamu!" Tangan Marcel menunjuk didepan wajah Ryandra dengan wajah Marcel yang sangat mengerikan.

"Terus kenapa papah angkat aku kesini? Seharusnya kalau papah emang nggak sudi nerima aku, usir aja kamu dari dulu. Kenapa papah malah ngebiarin aku tinggal disini?"

PLAK!!

Hari ini pipi kanannya sudah mendapatkan 2 tamparan keras. Tidak apa apa, Ryandra bisa.

"Diam kamu! Kamu fikir saya senang mengasuh kamu?! Kalau bukan karena orang tua saya, kamu akan saya buang dari dulu. ANAK HARAM!!!"

"STOP PAH! Papah nggak bisa ngehina aku terus kayak gitu. Aku gatau apa apa pah. Aku juga nggak mau dilahirin dalam keadaan nggak sah kayak gitu. Yang bisa papah ucapin cuma anak haram, anak pelacur, anak yang tidak diinginkan. Aku capek selama ini. Aku juga bisa sakit hati sama ucapan papah," Ryandra menangis. Air matanya keluar perlahan namun mulutnya sama sekali tidak menangis. Rasanya dia ingin mengatakan banyak hal lagi kepada Papah tirinya saat ini.

"Dan aku mau ingetin. Waktu itu mamah juga nggak sengaja kan pah? Mamah mabok berat dan itu gara gara papah. Kalo waktu itu Papah nggak berantem hebat sama mamah, mamah nggak bakal diculik Pah." Dada Ryandra tampak naik turun. Ryandra benar benar sudah jengah terhadap tingkah papahnya. Sakit hati Marcel masih ada sampai saat ini. Ryandra fikir itu hanyalah masalalu yang tak mungkin diungkap lagi. Ternyata salah.

"Oh, jadi kamu menyalahkan saya atas lahirnya kamu? Benar benar tidak tau malu. Anak pelacur!"

"PAH!" Ryandra berteriak.

PLAK!!!!

Lagi. Ryandra mendapatkan tamparan keras dipipi kanannya. Mengakibatkan sedikit lecet dan tampak merah. Ryandra memegangi pipi kanannya. Rasanya sangat sakit, tapi tidak sebanding dengan ucapan papahnya yang selalu membekas.

RYANDRAWhere stories live. Discover now